Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Apapun yang dilakukan harus menghasilkan kebahagiaan itu dan membaginya dengan yang lain. Menjadi kepala sekola...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gajah Menjadi Raja Hutan

Gajah Menjadi Raja Hutan

Di hutan biru, ada seekor harimau yang menjadi raja hutan. Harimau sangat disegani dan dihormati oleh semua hewan. Namun suatu hari, harimau jatuh sakit parah dan tidak bisa bangun dari sarangnya. Kabar ini menyebar ke seluruh hutan dan membuat semua hewan sedih.

Beberapa hewan yang merasa berkuasa dan ambisius mulai berpikir untuk menggantikan harimau sebagai raja hutan. Mereka berbondong-bondong datang ke sarang harimau untuk menawarkan diri mereka. Salah satunya adalah elang, yang terbang tinggi di atas hutan. Elang berkata, "Aku adalah hewan yang paling cepat dan kuat di udara. Aku bisa melihat segala sesuatu dari atas sini. Aku pantas menjadi raja hutan."

Namun, hewan-hewan lain tidak setuju dengan elang. Mereka berkata, "Kamu tidak bisa menjadi raja hutan. Kamu tinggal di tebing yang jauh dari kami. Kamu tidak tahu apa yang terjadi di bawah sini. Kamu juga sering memangsa hewan-hewan kecil tanpa belas kasihan."

Elang merasa tersinggung dan marah. Dia terbang pergi dengan kesal. Dia berpikir, "Aku akan membuktikan bahwa aku lebih baik dari harimau. Aku akan menakut-nakuti semua hewan dengan cakar dan paruhku."

Hewan lain yang ingin menjadi raja hutan adalah anjing hutan bernama Ajag. Ajag adalah hewan yang cerdik dan licik. Dia sering berkeliling hutan untuk mencari mangsa dan membuat onar. Ajag berkata, "Aku adalah hewan yang paling pintar dan lihai di hutan. Aku bisa menipu dan mengelabui hewan-hewan lain. Aku pantas menjadi raja hutan."

Namun, hewan-hewan lain juga tidak setuju dengan Ajag. Mereka berkata, "Kamu tidak bisa menjadi raja hutan. Kamu adalah hewan yang tidak jujur dan tidak terpercaya. Kamu sering mencuri dan merusak barang-barang hewan lain. Kamu juga tidak punya keberanian untuk berhadapan dengan harimau."

Ajag merasa diremehkan dan kesal. Dia menggonggong keras-keras dengan sombong. Dia berpikir, "Aku akan membuktikan bahwa aku lebih hebat dari harimau. Aku akan menggigit dan mengoyak semua hewan dengan gigi dan cakarku."

Hewan-hewan lain yang datang ke sarang harimau juga tidak ada yang cocok untuk menjadi raja hutan. Mereka semua memiliki kekurangan dan kelemahan yang membuat mereka tidak disukai oleh hewan lain. Hewan-hewan lain mulai bingung dan khawatir. Siapa yang akan menggantikan harimau jika dia meninggal?

Tiba-tiba, mereka mendengar suara berat yang mengguncang tanah. Mereka menoleh dan melihat seekor gajah yang berjalan menuju sarang harimau. Gajah adalah hewan yang paling besar dan kuat di hutan. Namun, dia juga sangat bijaksana dan baik hati. Dia tidak pernah menyakiti hewan lain tanpa alasan. Dia selalu membantu hewan yang membutuhkan bantuan.

Gajah datang ke sarang harimau dengan hormat. Dia membungkuk di depan harimau yang lemah dan sakit. Dia berkata, "Aku datang untuk menjengukmu, harimau. Aku harap kamu segera sembuh dan kembali menjadi raja hutan. Kami semua merindukanmu dan menghormatimu."

Harimau tersentuh mendengar ucapan gajah. Dia berkata, "Terima kasih, gajah. Aku sangat berterima kasih atas kunjunganmu. Aku juga menghargai dan mengagumimu. Kamu adalah hewan yang paling pantas menjadi raja hutan jika aku tidak ada lagi. Kamu memiliki kekuatan, kebijaksanaan, dan kebaikan yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin."

Hewan-hewan lain yang mendengar percakapan ini merasa setuju dengan harimau. Mereka berkata, "Ya, gajah adalah hewan yang paling pantas menjadi raja hutan. Dia memiliki semua kualitas yang kami cari. Kami akan mengikuti dan mendukungnya."

Gajah merasa terharu dan malu. Dia berkata, "Aku tidak mengharapkan hal ini. Aku hanya ingin membantu harimau dan hewan-hewan lain. Aku tidak tahu apakah aku bisa menjadi raja hutan yang baik. Tapi jika itu keinginan kalian, aku akan mencoba untuk melakukannya dengan sebaik-baiknya."

Hewan-hewan lain bersorak dan bertepuk tangan. Mereka mengangkat gajah sebagai raja hutan baru. Mereka berharap gajah bisa membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi hutan biru.

Hanya ada dua hewan yang tidak senang dengan keputusan ini. Mereka adalah elang dan Ajag. Mereka merasa iri dan marah. Mereka berkata, "Kami tidak akan mengakui gajah sebagai raja hutan. Kami akan terus melawan dan menentangnya. Kami akan memburu dan memakan hewan-hewan lain sebagai balas dendam."

Elang dan Ajag kemudian pergi dari sarang harimau dengan membawa amarah dan kebencian. Mereka berjanji akan membuat kerusakan dan kekacauan di hutan biru. Mereka tidak peduli dengan nasib hewan lain. Mereka hanya ingin memuaskan ego dan nafsu mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post