Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Menjadi kepala sekolah di SDN Sukamekar 2, Jatisari Kab. Karawang, berharap menjadi pintu kebaikan dan menambah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gelatik Bukan Pembawa Sial

Gelatik Bukan Pembawa Sial

Di lembah Gulgul yang hijau dan subur, berbagai burung hidup dengan damai dan makmur. Kicauan mereka setiap pagi bagaikan simfoni alam yang menenangkan. Namun, kedamaian itu terusik ketika Gelatik, burung kecil berbulu abu-abu, datang mencari perlindungan.

Tak lama setelah kedatangannya, angin besar menerjang lembah, merobek daun dan mematahkan ranting. Penghuni lembah yang ketakutan segera menuding Gelatik sebagai pembawa sial. "Dia datang, dan bersama dia bencana mengikuti!" seru mereka.

Gelatik, yang hatinya penuh kesedihan, mencoba menjelaskan, "Saya hanya burung kecil yang mencari tempat tinggal. Angin besar itu bukan salah saya." Namun, tak ada yang mau mendengarkan.

Hari berganti hari, dan prasangka terhadap Gelatik semakin mengakar. Namun, di tengah kesendirian dan kesedihan, Gelatik tidak menyerah. Dia terus bernyanyi, melantunkan lagu yang merdu, berharap suatu hari nanti, penghuni lembah akan mengerti.

Suatu pagi, ketika matahari terbit dengan cahaya yang hangat, seekor burung hantu bijak mendekati Gelatik. "Jangan sedih, Gelatik," kata burung hantu. "Kamu bukan pembawa sial. Kamu adalah bagian dari lembah ini, sama seperti kami semua."

Dengan bantuan burung hantu, Gelatik mulai membantu penghuni lembah. Dia menemukan biji-biji yang tersembunyi dan membantu membangun kembali sarang yang rusak. Perlahan tapi pasti, burung-burung lain mulai melihat kebaikan di hati Gelatik.

Akhirnya, ketika musim semi tiba dan bunga-bunga mulai mekar, prasangka terhadap Gelatik pun sirna. Penghuni lembah menyadari bahwa bencana alam adalah bagian dari kehidupan, dan tidak ada yang bisa disalahkan. Mereka meminta maaf kepada Gelatik, dan sejak saat itu, Gelatik tidak lagi dianggap sebagai pembawa sial, melainkan sebagai teman dan bagian dari keluarga besar lembah Gulgul.

Dan begitulah, lembah Gulgul kembali damai, dengan Gelatik yang kini diterima dan dicintai, mengajarkan semua penghuni lembah tentang pentingnya kebaikan dan kesabaran dalam menghadapi prasangka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post