Ikan Koi dalam Kolam
Di sebuah kolam kecil, tinggal seekor ikan mas yang sudah mulai besar. Namanya Koi. Dia sangat sombong dan angkuh. Dia merasa dirinya lebih hebat dari ikan-ikan lain yang masih kecil. Dia sering menganggap enteng kepada ikan-ikan kecil itu. Bahkan sering mengusirnya saat dekat dengannya.
“Menjauh dariku kalau tidak mau terkena sirip ku!” teriak Koi sambil mengejar-ngejar ikan-ikan kecil yang berenang di sekitarnya.
Kadang ia juga mengasari mereka. Siripnya sengaja digunakan untuk memukul ikan-ikan kecil itu. Ikan-ikan kecil itu merasa takut dan kesal dengan sikap Koi yang jahat dan egois.
“Koi itu sangat menyebalkan. Dia tidak pernah mau berbagi makanan atau tempat berenang dengan kita. Dia selalu mengganggu dan menyakiti kita,” keluh salah satu ikan kecil.
“Ya, kita harus berhati-hati dengan dia. Siapa tahu dia akan memakan kita suatu hari nanti,” kata ikan kecil lainnya.
Suatu hari, pemilik kolam itu datang membawa sebuah ember besar. Dia ingin memindahkan Koi ke kolam yang lebih besar. Dia menangkap Koi dengan jaring dan memasukkannya ke dalam ember.
“Ha, akhirnya aku akan pindah ke kolam yang lebih besar. Pasti di sana lebih luas dan lebih banyak makanannya. Aku akan menjadi raja di sana,” gumam Koi dengan bangga.
Dia tidak tahu bahwa di kolam yang lebih besar, sudah terdapat ikan-ikan lain yang lebih besar dari dia. Ikan-ikan itu adalah ikan gurame, ikan arwana, dan ikan lele raksasa. Mereka adalah ikan-ikan yang ganas dan rakus.
Ketika pemilik kolam itu menuangkan ember ke dalam kolam besar, Koi langsung merasakan perbedaan suhu air yang lebih dingin. Dia melihat sekelilingnya dan terkejut melihat ikan-ikan besar yang menatapnya dengan lapar.
“Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya salah satu ikan hiu dengan galak.
“Aku… aku… aku Koi, ikan mas dari kolam kecil,” jawab Koi dengan gugup.
“Kolam kecil? Haha, kamu pasti lezat sekali. Kamu tidak punya tempat di sini. Ini adalah kolam kami. Kami adalah raja-raja di sini,” kata ikan gurame itu sambil menggeram.
Ikan arwana itu kemudian mengayunkan ekornya dan menyerang Koi dengan cepat. Koi berusaha menghindar, tapi dia terlalu lambat. Ikan lele raksasa bahkan berhasil menggigit siripnya dan membuatnya berdarah.
“Aduh, sakit sekali!” jerit Koi kesakitan.
Dia melihat darahnya mengotori air kolam. Dia merasa ketakutan dan menyesal telah dipindahkan ke kolam besar. Dia ingin kembali ke kolam kecil, tempat ia tinggal bersama ikan-ikan kecil yang tidak pernah menyakitinya.
“Tolong… tolong… bawa aku kembali ke kolam kecil… aku mohon…” ratap Koi dengan lemah.
Untungnya, pemilik kolam itu mendengar jeritan Koi. Saat tampak si Koi dikejar-kejar ikan lain, Pemiliki kolam itu segera menangkap Koi dengan jaring lagi dan memindahkannya kembali ke kolam kecil asal si Koi.
“Kamu tidak cocok di sana, Koi. Kamu terlalu kecil untuk berhadapan dengan ikan-ikan besar yang buas. Kamu lebih baik tinggal di sini saja, bersama ikan-ikan kecil yang ramah,” kata pemilik kolam itu sambil melepas Koi ke dalam kolam kecil lagi.
Koi merasa lega dan bersyukur telah selamat dari bahaya. Dia melihat ikan-ikan kecil yang menyambutnya dengan senang hati.
“Selamat datang kembali, Koi. Kami senang kamu kembali lagi,” kata salah satu ikan kecil.
“Kami khawatir denganmu, Koi. Bagaimana kabarmu? Apakah kamu baik-baik saja?” tanya ikan kecil lainnya.
Koi merasa terharu dengan kepedulian ikan-ikan kecil itu. Dia menyadari bahwa dia telah bersikap salah kepada mereka. Dia meminta maaf kepada mereka dengan tulus.
“Aku minta maaf, teman-teman. Aku telah bersikap sombong dan jahat kepada kalian. Aku tidak pernah menghargai kalian. Aku selalu menganggap kalian sebagai ikan-ikan yang lemah dan tak berarti,” kata Koi dengan menunduk.
“Tidak apa-apa, Koi. Kami memaafkan mu. Kami tahu bahwa kamu sebenarnya baik hati. Kamu hanya terlalu bangga dengan dirimu sendiri,” kata ikan-ikan kecil itu dengan sabar.
“Terima kasih, teman-teman. Aku berjanji akan berubah menjadi ikan yang lebih baik. Aku akan berbagi makanan dan tempat berenang dengan kalian. Aku tidak akan mengganggu atau menyakiti kalian lagi,” kata Koi dengan bersungguh-sungguh.
“Baguslah, Koi. Kami senang mendengarnya. Kami akan menjadi teman yang baik untukmu,” kata ikan-ikan kecil itu dengan gembira.
Sejak saat itu, Koi menjadi ikan yang lebih rendah hati dan ramah. Dia tidak sombong lagi. Dia menyadari bahwa di kolam besar, banyak ikan-ikan lain yang lebih besar darinya. Dia belajar untuk menghormati dan mengasihi ikan-ikan kecil yang selalu setia padanya.
Akhirnya, Koi dan ikan-ikan kecil hidup bahagia bersama di kolam kecil.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar