Membenci orang tua merupakan tindakan yang salah besar. Bahkan jika melakukan tindakan yang menyakitinya termasuk dosa besar. Alloh akan memberikan azab kepada anak durhaka bukan hanya di akhirat tetapi ketika dia masih di dunia. Naudzubillahi min dzalik!.

Tapi, adakah anak yang membenci orang tua? Apakah penyebabnya?

Maya adalah ibu muda yang baru menikah. Ketika dia masih berusia 10 tahun, ibu kandungnyanya meninggal. Kemudian ayahnya menikah lagi dengan janda beranak dua. Maka jadilah Maya dibesarkan oleh ayah, dan ibu tirinya itu. Tidak diketahui apakah telah mendapat hasutan dari ibu tirinya atau tidak, saat itu ayahnya sering memperlakukan Maya dengan keras. Ada pengalaman buruk yang sampai kini melekat di ingatannya.  Ketika Maya belajar main gitar dan memainkannya di rumah,  dia disiram air karena dianggap berisik. Cacian bahkan pukulan juga pernah Maya rasakan. Tidak cukup sampai di sini, Maya juga diperlakukan tidak adil dibandingkan saudara-saudara tirinya. Bila mereka diperlukan segala kepentingannya, tetapi dia tidak. Bahkan ketika SMA dengan terpaksa pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor butut, padahal ayahnya memiliki yang lebih bagus dari itu.

Kasus ini memberi contoh bahwa ada anak yang bisa membenci orang tua. Bahkan bila kasusnya diteliti lebih luas, jumlahnya bisa sangat banyak. Faktor penyebabnya bisa banyak pula. Pada kasus Maya, bisa diidentifikasi bahwa penyebabnya adalah:

1.       Tindak kekerasan dan perlakuan kasar

Bagaimanapun anak merupakan pribadi yang masih membutuhkan bimbingan. Adalah wajar bila selama perkembangannya menunjukkan perilaku nakal, malas, jahil. Dalam batas-batas tertentu sebetulnya masih bisa ditolerir. Perlakuan kasar dan tindak kekerasan yang dianggap sebagai hukuman kepadanya tidak bisa diterima oleh si anak. Bahkan rasa sakit hatinya akan membekas sampai kapan pun.

2.       Ketidakadilan

Adanya ketidakadilan orang tua terhadap anak-anaknya mudah sekali dirasakan. Dan anak akan menaingkapnya sebagai pilih kasih, tidak perhatian, dan jahat. Di sini anak tidak akan bisa menemukan tempat berkeluh-kesah yang nyaman di rumah. Alih-alih mendapat dukungan, malah yang akan didapatnya  cacian dan kemarahan.

3.       Egoisme orang tua

Egoisme diartikan sebagai tindakan yang mementingkan dirinya sendiri. Saat melakukan tindakan salah, orang tua tidak merasa bersalah bahkan cenderung menilai anaklah yang melakukan kesalahan. Orang tuan tidak mau meminta maaf. Padahal anggapan anak, orang tualah yang melakukan kesalahan.

Ketiga penyebab di atas sangat melekat di benak sang anak. Dan jika itu terus dipupuk, di mana orang tua tidak melakukan perbaikan atas tindakannya, tidak mau meminta maaf, bahkan terus saja menyalahkan anaknya, bisa jadi kebencian anak semakin menjadi.

Di sini kita sebagai orang tua bisa berkaca diri. Apakah ada tindakan kita seperti itu? Bersyukurlah jika anak-anak kita tidak membenci sebagai orang tuanya. Malah menunjukkan kecintaan luar biasa. Mereka pintar, menurut, bahkan sholeh-sholehah.

Oleh karena itu menjauhi tindakan yang menyebabkan kebencian anak sangat penting. Jangan sampai terjadi seperti kasus Norma Risma yang menghebohkan itu.