Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Menjadi kepala sekolah di SDN Sukamekar 2, Jatisari Kab. Karawang, berharap menjadi pintu kebaikan dan menambah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Termakan Sumpah Sendiri
Belalang hewan serba tahu.

Termakan Sumpah Sendiri

Di sebuah kebun yang luas dan hijau, hiduplah seekor belalang sembah yang bernama Bala. Dia adalah hewan yang sangat pintar dan tahu banyak hal tentang kebun dan serangga lainnya. Dia sering membantu teman-temannya yang membutuhkan bantuan atau saran. Misalnya, kemarin dia menunjukkan jalan pulang kepada seekor kupu-kupu yang tersesat di antara bunga-bunga. Kupu-kupu itu sangat berterima kasih kepada Bala dan memberinya sepotong madu sebagai hadiah.

Namun, seiring berjalannya waktu, Bala mulai sombong dan rakus. Dia merasa bahwa pengetahuannya adalah sesuatu yang berharga dan harus dibayar dengan imbalan. Dia tidak lagi mau membantu serangga lain tanpa syarat. Dia selalu meminta sesuatu sebagai ganti jasanya, seperti makanan, atau barang-barang lainnya. Jika serangga lain tidak bisa memberikan apa yang dia minta, dia akan menolak untuk membantu mereka.

Suatu hari, seekor semut merah yang bernama Rama datang kepada Bala. Rama adalah semut pekerja yang rajin dan jujur. Dia sedang mencari makanan untuk keluarganya yang lapar di sarangnya. Dia mendengar bahwa Bala adalah hewan yang serba tahu dan bisa memberitahu tempat-tempat yang banyak makanan.

“Selamat siang, Bala,” sapa Rama dengan sopan. “Saya mendengar bahwa Anda adalah hewan yang sangat pintar dan tahu banyak hal tentang kebun ini. Bolehkah saya bertanya sesuatu kepada Anda?”

“Selamat siang, Rama,” jawab Bala dengan dingin. “Apa yang ingin Anda tanyakan?”

“Saya sedang mencari makanan untuk keluarga saya yang lapar di sarang,” kata Rama dengan sedih. “Apakah Anda bisa memberitahu saya di mana tempat yang banyak makanan di kebun itu?”

Bala tersenyum licik. Dia tahu tempat-tempat yang banyak makanan di kebun ini, seperti pohon buah-buahan, tanaman sayuran, atau tempat sampah manusia. Namun, dia tidak mau memberitahu Rama begitu saja.

“Tentu saja saya bisa memberitahu Anda,” kata Bala dengan pura-pura ramah. “Tapi ada syaratnya.”

“Syarat apa?” tanya Rama dengan penasaran.

“Anda harus memberi saya setengah dari makanan yang Anda dapatkan nanti,” kata Bala dengan tegas.

Rama terkejut mendengar permintaan Bala. Dia merasa bahwa permintaan itu terlalu tinggi dan tidak adil.

“Tapi itu terlalu banyak,” protes Rama. “Saya harus memberi makan keluarga saya juga.”

“Kalau begitu, tidak usah tanya saya,” kata Bala dengan acuh tak acuh. “Saya tidak akan memberitahu Anda tempat yang banyak makanan di kebun ini.”

Rama merasa putus asa. Dia tidak punya pilihan lain selain mencari makanan sendiri tanpa bantuan Bala.

“Baiklah, kalau begitu terima kasih,” kata Rama dengan kecewa. “Semoga Tuhan memberkati Anda!"

Kemudian, Rama pergi meninggalkan Bala dengan perasaan sedih.

Bala merasa senang melihat Rama pergi tanpa mendapatkan apa-apa dari dirinya. Dia merasa bahwa dia telah menunjukkan siapa yang lebih pintar dan kuat di antara mereka berdua.

“Dia pikir dia bisa mendapatkan informasi dari saya dengan mudah,” gumam Bala dengan sombong. “Padahal, saya adalah belalang sembah yang serba tahu. Saya tidak akan memberitahu siapa pun tempat yang banyak makanan di kebun ini.”

Lalu, dia mengucapkan sumpah dengan keras.

“Saya bersumpah sampai kaku tidak akan memberitahu siapa pun tempat yang banyak makanan di kebun ini!”

Tiba-tiba, sesuatu yang aneh terjadi. Tubuh Bala mulai terasa kaku dan tidak bisa bergerak. Dia tidak bisa membuka mulutnya, menggerakkan kakinya, atau melompat. Dia hanya bisa menatap dengan mata terbelalak.

Dia baru sadar bahwa sumpahnya telah menjadi kenyataan. Dia telah dikutuk oleh Tuhan karena sombong dan rakus. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menyesali perbuatannya.

Sementara itu, Rama yang sedang mencari makanan di kebun, menemukan sebuah pohon apel yang penuh dengan buah-buah merah dan manis. Dia sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan. Dia segera memetik beberapa buah apel dan membawanya pulang ke sarangnya.

Di jalan pulang, dia melihat Bala yang masih kaku di tempatnya. Dia merasa kasihan melihat nasib Bala yang malang.

“Hey, Bala,” panggil Rama dengan lembut. “Apa yang terjadi dengan Anda?”

Bala tidak bisa menjawab. Dia hanya bisa mendengar suara Rama tanpa bisa bereaksi.

“Saya lihat Anda tidak bisa bergerak,” lanjut Rama dengan prihatin. “Apakah Anda sakit atau terluka?”

Bala masih diam.

“Saya minta maaf jika saya telah menyakiti perasaan Anda tadi,” kata Rama dengan ikhlas. “Saya tidak bermaksud untuk berselisih dengan Anda. Saya hanya ingin mencari makanan untuk keluarga saya.”

Bala merasa menyesal mendengar perkataan Rama. Dia sadar bahwa Rama adalah hewan yang baik hati dan tidak pantas diperlakukan seperti itu.

“Saya akan membantu Anda,” kata Rama dengan ramah. “Saya akan mencari bantuan untuk Anda.”

Lalu, Rama mengambil Bala dengan hati-hati dan meletakkannya di atas salah satu buah apel. Dia berharap bahwa Bala akan sembuh dari kutukannya.

“Semoga Anda cepat sembuh, Bala,” kata Rama dengan doa. “Saya harap Anda bisa menjadi hewan yang lebih baik dan lebih murah hati.”

Kemudian, Rama melanjutkan perjalanan pulang dan mencari bantuan. Dia meninggalkan Bala dan buah apel.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ceritanya

22 Aug
Balas



search

New Post