Sopyan SD Sukamekar 2

Sopyan, memotivasi dirinya untuk terus bahagia. Apapun yang dilakukan harus menghasilkan kebahagiaan itu dan membaginya dengan yang lain. Menjadi kepala sekola...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tupai Bermimpi Bisa Terbang

Tupai Bermimpi Bisa Terbang

Si Papay adalah seekor tupai yang tinggal di sebuah hutan. Dia sangat suka melompat-lompat dari pohon ke pohon, menikmati pemandangan dan udara segar. Papay merasa bangga dengan kemampuannya melompat.

Sebetulnya di hutan, ada banyak hewan lain yang juga pandai melompat, seperti monyet, dan kucing. Melihat kemampuan mereka, tupai ingin bisa bukan hanya sekedar melompat. Ia ingin bisa terbang.

Suatu hari, Papay melihat burung yang hinggap di pohon mendarat dan terbang dengan bebas. Dia sangat kagum dengan burung itu dan ingin bisa melakukan hal yang sama. Dia berpikir bahwa jika dia bisa terbang, dia akan lebih bahagia dan tidak perlu khawatir lagi. Dia pun mulai mencari cara untuk bisa terbang.

Dia mencoba berbagai cara untuk mengerahkan tenaga dan memasang sayap tiruan. Dia berlatih setiap hari dengan tekun, tetapi hasilnya tidak apa-apa. Sayap tiruan itu hanya bisa membuatnya jatuh dari pohon ke tanah atau menabrak bunga-bunga di bawahnya. Papay merasa frustasi dan putus asa.

Akhirnya, seekor cicak pohon datang menemui si Papay. Cicak pohon itu melihat Papay sedang berlatih sayap tiruan dan tertawa melihatnya. Papay merasa malu dan marah dengan cicak pohon itu. Dia bertanya-tanya apa yang salah dengan dirinya.

Cicak pohon itu berkata, “Halo, saya adalah cicak pohon bijak. Saya tahu kamu ingin bisa terbang seperti aku dan teman-temanku. Tapi kamu harus tahu bahwa setiap hewan punya keistimewaan masing-masing. Kamu tidak perlu ingin menjadi seperti orang lain untuk bahagia.”

Papay tidak percaya dengan kata-kata cicak pohon itu. Dia berkata, “Tidak mungkin! Kamu tidak tahu apa yang saya rasakan! Saya ingin bisa terbang karena itu adalah impian saya!”

Cicak pohon itu menggeleng-geleng kepala dan berkata, “Aku tahu apa yang kamu rasakan karena aku juga pernah seperti kamu dulu. Aku juga ingin bisa terbang seperti burung karena itu adalah impianku. Tapi aku menyadari bahwa aku tidak bisa terbang karena aku memiliki ciri-ciri khusus yang membuatku berbeda dari burung.”

Cicak pohon itu melanjutkan ceritanya, “Aku adalah cicak pohon bijak. Aku memiliki sayap yang sangat tipis dan lemah. Aku bisa terbang, tapi hanya sebentar dan jarak dekat. Aku tidak bisa terbang dengan bebas seperti burung. Aku harus bergantung pada angin dan bunga untuk bergerak. Aku juga tidak bisa terbang di malam hari karena mataku tidak bisa melihat. Aku hanya bisa terbang di siang hari karena mataku bisa melihat.”

Papay mendengarkan cerita cicak pohon itu dengan penasaran. Dia bertanya, “Lalu bagaimana kamu bisa menjadi cicak pohon bijak? Apa itu ciri-ciri khususmu?”

Cicak pohon itu menjawab, “Aku menjadi cicak pohon bijak karena aku memiliki sifat yang baik dan bijaksana. Aku selalu membantu hewan-hewan lain yang membutuhkan bantuan. Aku juga selalu belajar dari pengalaman dan memberikan nasihat yang berguna. Aku percaya bahwa dengan sifat-sifat ini, aku bisa menjadi lebih baik dari orang lain.”

Papay merasa kagum dengan cicak pohon itu. Dia bertanya, “Apakah kamu mau mengajarkan aku cara menjadi cicak pohon bijak?”

Cicak pohon itu tersenyum dan berkata, “Tentu saja. Aku senang kamu mau belajar dari aku. Mari kita mulai dengan hal pertama: bersyukur atas apa yang kita miliki.”

Papay mengangguk dan berkata, “Baiklah. Saya bersyukur atas kehidupanku sebagai seekor tupai yang bisa melompat-lompat dari pohon ke pohon.”

Cicak pohon itu berkata, “Bagus sekali. Sekarang kita lanjutkan ke hal kedua: menghargai perbedaan antara kita dan orang lain.”

Papay bertanya, “Bagaimana caranya?”

Cicak pohon itu berkata, “Kamu harus menghargai perbedaan antara kamu dan orang lain dengan cara tidak membandingkan dirimu dengan mereka atau merasa iri atau minder dengan mereka. Kamu harus menghargai keunikan dan kelebihan masing-masing hewan tanpa merasa rendah diri atau sombong.”

Papay mengerti dan berkata, “Saya mengerti. Saya akan mencoba tidak membandingkan diriku dengan orang lain atau merasa iri atau minder dengan mereka.”

Cicak pohon itu berkata, “Bagus sekali lagi. Sekarang kita lanjutkan ke hal ketiga: berbagi dengan orang lain yang membutuhkan.”

Papay bertanya, “Bagaimana caranya?”

Cicak pohon itu berkata, “Kamu harus berbagi dengan orang lain yang membutuhkan dengan cara memberikan bantuan atau donasi kepada mereka tanpa mengharapkan imbalan atau penghargaan dari mereka. Kamu harus berbagi dengan hati nurani dan tulus tanpa mengharapkan balasan atau manfaat dari mereka.”

Papay tersenyum dan berkata, “Saya senang mendengarnya. Saya akan mencoba memberikan bantuan atau donasi kepada orang lain yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan atau penghargaan dari mereka.”

Cicak pohon itu berkata, “Bagus sekali. Sekarang kamu sudah bisa menjadi seekor tupai yang bijak.”

Papay merasa senang dan bangga dengan dirinya sendiri. Dia berkata kepada cicak pohon itu, “Terima kasih atas semua pelajaran mu. Kamu telah membantuku menjadi lebih baik dari sebelumnya.”

Cicak pohon itu berkata, “Sama-sama. Saya senang bisa membantumu menjadi lebih baik dari sebelumnya.”

Keduanya kemudian berpisah dengan perasaan gembira.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post