Suprapti Prapti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

CORONA BACK TO NATURE

#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 73

CORONA BACK TO NATURE

Hari masih pagi, udara di kotaku sangat bersih, langit bertahta mutiara ,cakrawala merekah dalam ufuk merah dan aku masih terpekur dalam kesunyian dzikir pagi, memohon meratap dan menghiba dalam takutku kepada Sang Maha Memberi hidup

Pagi ini, aku berencana untuk mengurus perpanjangan SIM di Polres makanya aku berusaha bersiap pagi sekali karena semenjak di berlakukan social distancing, kabarnya pelayanan di kantor kantor semakin diperpendek, dan karena masa berlaku SIM ku semakin mepet jadi aku bergegas dengan cepat. Jalanan menuju Polres yang aku lalui sangat lenggang ( biasanya super duper macet ) sehingga hanya dengan jarak tempuh sekitar sepuluh menit sudah sampai di Polrest, masih cukup pagi belum begitu banyak orang yang datang sehingga aku mendapatkan tempat parkir yang strategis.

Keluar dari mobil aku melihat bapak dan ibu polisi masih apel, lambat laun aku mendengar pesan pesan Pak Komandan apel yang menyampaikan tentang upaya pencegahan Virus Corona di masyarakat, karena selain Team Medis, Polisi adalah garda terdepan dalam melindungi masyarakat dari paparan virus ini. Polisi berusaha menertibkan, melindungi dan mengayomi masyarakat dari bahaya apapun.

Aku mendengarkan sambil terus bergegas ke tempat perpanjangan dan pengajuan SIM baru . Dengan sedikit lingak linguk karena masih belum paham aku bertanya kepada salah seorang yang sama sama mau mengajukan SIM, melihat kursi yang di jajar rapi dengan jarak satu meteran di bawah terik matahari, namun tidak ada yang mendudukinya, orang orang memilih berteduh di pinggir pinggir ,,, yahh masyarakat kita takut hitam kali ya, setelah aku ikutan meletakkan formulir ditumpukan formulir di depan, petugas langsung menyapa saya dengan manis,” Ibu, apakah Ibu sudah punya no antrian? “ aku menjawab singkat” belum” dan petugas mempersilahkan aku kembali ke atas lagi, lumayan jauh karena harus keluar kantor Polres, jadi untuk mengambil no antrian itu bertempat di luar kantor Polres. Rupanya masih ditempatkan sementara waktu di depan SMAN 02 semacam komplek perumahan Polri yang dipergunakan untuk kegiatan itu. Hehehe… mau ngambil kupon antrian harus masuk bilik disenfektan dulu, harus cuci tangan dulu , harus antri dulu diberi jarak tidak boleh bergerombol dan harus pakai masker Don’t, Forget, kalau sampai tidak menggunakan masker maka petugas yang memeriksa suhu akan menunjuk salah satu kios di sudut pelataran untuk membeli masker, aku tercenung melihat semua itu. Setelah mendapatkan kupon antrian bergegas kembali lagi ke kantor Polres untuk mengikuti acara pemotretan.

Sebenarnya dalam menunggu antrian Polres sudah mendesain cara mengantri dengan berjemur namun hanya beberapa orang yang duduk dan rupanya juga banyak yang tidak tahan dengan panas matahari yang ramah pada pagi ini. Sebelum dipanggil oleh petugas dalam sesi pemotretan kita juga di wajibkan untuk cuci tangan dulu, dan sekali lagi masuk bilik disenfektan, tangan diatas, matanya ditutup berputar dua kali itu pesan petugas, masukpun kursi sudah didesain sedemikian rupa karena banyak tanda tanda yang dikali warna merah yang menandakan tidak boleh diduduki.

Sambil menunggu antrian aku terpekur dalam diam aku mengucapkan permohonan maaf dan ucapan syukur serta terima kasih kepada Allah Tuhan Penguasa Semesta yang mengajari segalanya kepada manusia, seperti dengan Pandemi ini kita dipaksa untuk menjaga pola hidup bersih sesuai dengan ajaran agama , kita dipaksa untuk jaga jarak dengan orang yang belum kita kenal, kita dipaksa untuk berjemur seperti kakek nenek kita dulu yang menjemurkan tubuhnya di pematang sawah. kita dipaksa berolah raga seperti kakek nenek kita dulu yang bekerja keras banting tulang serta mau kemana mana kakek nenek kita melakukannya dengan berjalan kaki alhasil memang pada zaman dulu tidak ada kemacetan, udara menjad sejuk dan bersih serta segar sehingga masuk kedalam paru paru itu terasa sangat nyaman Dan aku juga berterima kasih kepada virus yang telah memaksa kami semua untuk takut, dan semakin mendekatkan diri kepada Sang Empunyai Virus. Dari Corona kita di paksa back to nature. Salam Merdeka Belajar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post