#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 82

DARI KOTA BATU KE PADANG

Ke Padang? Kapan? Kuulang ulang pertanyaanku lewat sambungan seluler kepada adikku yang mengajak kami dan keluarga ke Kota Padang Sumatra Barat.

Rasanya tidak percaya ketika lima buah tiket dikirim lewat email. Untuk mengikuti perjalanan panjang. Perjalanan dari Bandara Abdulrahman Saleh ke Soeta.

Pagi itu bergegas kami dan keluarga berangkat menuju Jakarta tempat tinggal adik dan keluarga yang mengundang keluarga besar untuk berlibur ke Padang. Begitu semangatnya aku berkali-kali, ku coba membuka googel map tentang Padang. Mendengar namanya saja pikiranku menerawang ke makanan rendang. Istana Pagaruyung, Jam Gadang , Ngarai Siahanok, dan destinasi wisata lainnya.

Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam sampailah kami ke tanah nan elok permai. Indonesia banget. Kota Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatera sekaligus ibu kota dari provinsi Sumatera barat Indonesia.

Kota ini merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudra Hindia. Padang memiliki wilayah seluas 694,96 km² dengan kondisi geografi berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853.000 meter diatas permukaan laut.

Padang merupakan kota inti dari pengembangan wilayah metropolitan Palapa. Menurut wikipedia yang saya baca. Sebagai kota seni dan budaya, Padang dikenal dengan legenda Malin Kundang, dan Siti Nurbaya, Di kalangan masyarakat Indonesia, nama kota ini umumnya diasosiasikan dengan etnis Minangkabau dan masakan khas mereka yang umumnya dikenal sebagai masakan padang .

Aku mencoba perjalanan panjang dari bandara Internasional Minangkabau menuju Kota Bukittinggi.Alhamdulilah akhirnya tidak hanya mendengar cerita bukittinggi dari buku sejarah tetapi aku bisa menjejakkan kaki di Ranah Minang.

Kebetulan aku menginap di Hotel Novotel yang berada di pusat kota Bukittinggi. Dari situ pelanconganku kumulai dengan mencoba naik kereta kuda berkeliling kota. Selanjutnya berfoto di depan Jam Gadang adalah momen yang tidak boleh terlewatkan. Belum lagi menikmati aneka makanan yang disuguhkan dalam wisata kuliner wow… mantab. Pilihanku jatuh pada gulai bagar dan daging asam padeh milihnya makanan yang brand kota Padang dong. Aku benar -benar jatuh cinta dengan semua makanan yang ada disini “Very amazing".

Sepanjang jalan tak henti hentinya aku bersyukur atas karunia Tuhan berupa alam nan elok dan indah di Daerah Padang. Menikmati sejuknya air terjun, nan bening, jalan berkelok, bukit menghijau semua adalah kecantikan Kota Padang yang tidak di miliki oleh kota lain. Sangat cantik.

Perjalananku berlanjut ke Ngarai Sianok. Ngarai sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di Perbatasan Kota Bukittinggi, di kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke Nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek wisata andalan provinsi.

Danau Singkarak, Danau maninjau , Kelok Sembilan adalah wujud berkahnya Tuhan kepada masyarakat Minang yang taat beragama. Disepanjang jalan yang ku lalui kanan kirinya ditanami pohon kelapa yang berjajar rapi berpadu dengan hamparan padi nan hijau di hiasi berkilaunya air sungai yang sangat amat bening terasa sejuk damai di hati. Cuma seminggu aku berada disana di indahnya kota yang mendunia milik Indonesia. Walaupun cuma sekilas hatiku telah tertambat dengan macam macam karupuak sanjai. Tanpa datang sendiri kesana tak akan dapat membuktikan kebenaran tulisanku.I mis u Padang.