Suprapti Prapti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

TEMBOK PEMISAH

#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 64

TEMBOK PEMISAH

Bu Tiarsih masih tetap termangu di bilik tua yang dindingnya berbatasan dengan dinding kamar Hotel berbintang Lima. Tangannya masih memegang erat kertas putih bermatrei lima ribuan. Kertas itu adalah surat perjanjian yang mengingatkan Bu Tiarsih untuk segera hang out dari gang belakang hotel. Rumah ini sarat dengan kenangan dan kebahagiaan.

Dari rumah ini pula yang telah menyaksikan setiap tetes butiran air mata yang keluar. Mungkinkah dia tega tuk meninggalkan? Masih di bilik kayu itu ingatan Bu Tiarsih berlalu lalang. Dia ingat bagaimana perjuangan mengembalikan kesembuhan Dito,Si bungsu, yang berjuang melawan penyakit kanker diotaknya.

Wajah Dito silih berganti dengan wajah suaminya Pak Ahmad. Bu Tiarsih ingat benar bagaimana perjuangan Pak Ahmad untuk mendapatkan rumah petak di gang ini. Pak Ahmad harus bekerja membanting tulang untuk mendapatkan uang demi rumah petak ini. Pak Ahmad adalah pensiunan pegawai kantor pos dengan golongan ruang II /d, karena Pak Ahmad hanya lulusan SMU.

Sedangkan Bu Tiarsih adalah seorang guru Paud milik yayasan swasta. Rasanya masih kemarin kebahagian keluarganya terenda di rumah ini dengan kehadiran 2 anaknya. Nanang dan Dito. Nanang anak sulung bu Tiarsih lulusan SMK perbengkelan kini dia bekerja di bengkel Mang Unai piyantun Sunda. Nananglah sekarang yang membiayai semua kebutuhan keluarganya. Untungnya Nanang belum beristri, sehingga masih bisa menjadi tulang punggung keluarga.

Dito anak bungsu Bu Tiarsih baru meninggal 100 hari yang lalu. Kanker otak yang dia derita cukup parah. Untuk biaya berobat kerumah sakit saja sudah tak mampu, sehingga pengobatan untuk Dito hanya mengandalkan obat herbal tradisional. Dito baru kelas II SMU. Dito anak rajin yang sarat prestasi, ucapnya santun perilakunya sopan dia juga terpilih menjadi ketua Remas dikampung sini. Suami Bu Tiarsih sendiri meninggal 1 tahun yang lalu akibat kanker paru paru yang dia derita sejak lama. Mungkin kanker paru paru yang dia derita akibat dari pekerjaan yang dia tekuni hampir sehari semalam, Pak Ahmad bekerja dengan naik motor.

Pagi Pak Ahmad naik mengantarkan surat surat dan sore sampai malam beliau ikutan jadi Ojol

Gaji yang diterima Bu Tiarsih sendiri sangat minim. Maklum hanya sebagai Guru Paud, tapi kebahagiaan selalu menyertai keluarga kecil itu. Sebelum tragedi demi tragedi memporak porandakan keluarga itu. Tadi pagi satpam hotel memberitahukan Bu Tiarsih agar segera mengosongkan rumahnya. Dan Bu Tiarsih tidak berdaya, apa hendak dikata karena memang Bu Tiarsih telah menjual rumah petaknya kepada pihak hotel. Uangnya telah habis untuk pengobatan sakit Dito anak bungsunya.

Menurut satpam hotel, rumah Bu Tiarsih akan digunakan untuk perluasan kamar oleh pihak hotel. Satu kamar biasa berukuran 5×10 meter persegi.dan akan disulap menjadi kamar bagi kaum the have. Dengan tarif kamar lima juta semalam. Bu Tiarsih tak berucap menanggapinya juga tidak. Dia ingat rumahnya yang dia jual dengan harga murah sekitar 50 juta kepada pihak hotel. Gang sempit yang berada di belakang hotel berbintang itu rata rata adalah orang yang kurang mampu. Banyak yang bekerja sebagai karyawan pabrik, tukang becak dan pegawai rendahan. Perbedaan tajam yang hanya di batasi tembok pemisah luar biasa tajam, antara orang yang kesusahan dengan yang menghamburkan uang. Bagaimana tidak menghamburkaan uang? Hanya untuk tidur yang mana pada waktu tidur tidak ingat apapun harus membayar lima juta. Sebegini parahkah perbedaan status sosial masyarakat zaman ini? Sehingga menjadi biasa menyakiti kaum papa untuk mengganti yang lebih bergengsi

naudzubillah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post