Kabut pagi ini masih menyelimuti, perjalanan yang selalu kulalui di senin pagi. Merayap di antara Telomoyo. Tak banyak kata hanya rasa kantuk yang menemani, kutengok belakang Dewi dan Putri masih pulas dalam tidurnya. Aku tak bisa memejamkan mata menemani sopir yang selalu setia mengantar kami di senin pagi. Lembah ini kususuri sebagai alternatif terdekat menuju kota sejuk Salatiga. Menikmati pemandangan berbagai anak manusia menyambut waktu fajar.

Kelokan demi kelokan serta tanjakan demi tanjakan kita lalui dengan selalu memuji semua nikmat-Mu. Sang surya mulai menerobos di sela-sela pepohonan di sekitar jalan. Mataku yang kadang tertpejam namun tak bisa lelap, hanya navigator aba-abal. Maklum kita cewek semua hanya pak sopir saja yang cowok. Kasihan jika kita tinggal tidur.

Lembah Telomoyo selalu kulewati dengan penuh semangat, di senin pagi ataupun sabtu sore tiap minggunya. Maklum menjadi perantauan dadakan harus selalu siap dengan berbagai keadaan. Kamipun telah menemukan teman untuk pulang pergi.

Bersambung...