# Tantangan 301 Gurusiana 2022 / ( 31 Oktober 2022)

Bu Neni mengakhiri ceritanya. Isak tangisnya masih ada. Dena tak bisa menutupi kegundahan setelah mendengar penuturan Bu Neni. Sembari menatap lekat kedua bola mata ibunya, Dena berselancar mencari sisi dirinya di sana. Dena memang tidak bisa berbuat banyak selain tenggelam dalam kesedihan yang dirasakan ibu. Baginya orang tua tetaplah orang tua yang harus dihormatinya. Tak ada kesalahan mereka yang tampak di matanya. Keputusan untuk mengakhiri cerita manis dalam biduk rumah tangga adalah hak mereka.

Dena memeluk erat ibunya. Dia tahu ibunya membutuhkan kekuatan yang luar biasa untuk bisa sampai di titik itu. Perjuangan yang menguras air mata semasa masih merangkak meniti karier terbayang jelas di ingatan ibu Kini semua tinggal puing-puing derita yang menggerogoti hidupnya. Buah hati yang manis-manis dan mendulang kesuksesan di jalannya masing-masing tak mampu menjadi penawar keraguan dan kekecewaan. Jalan tersulit tapi harus dijalani adalah perpisahan.

Ayah di depan pintu menatap tajam ke arah mereka. Ibu membuang muka dan pergi. Suara berat ayah memanggil ibu membuat ibu berhenti melangkah. Bu Neni pun memandang saksama lelaki yang tepat di depannya. Ayah meraih tangan ibu. Ayah sudah mengambil keputusan untuk kembali dan memperbaiki semua. Fitnah memang lebih kejam dari pembunuhan. Mata ibu yang sembab tiba-tiba berbinar. Renyah dan manja suara ibu menyeruak dinding-dinding rumah yang menjadi saksi bisu tangisannya.Dia menutup lembaran terakhir ceritanya dengan penuh ceria.