Sri Dewi Rokhimah

Bertugas di SMP N 1 Kuta Selatan. Badung. Bali Belajar, belajar dan terus belajar membaca, membaca dan terus membaca lalu tuangkan dalam karya tulis maka men...

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa itu Asesmen Kompetensi Minimum?

Apa itu Asesmen Kompetensi Minimum?

Apa itu Asesmen Kompetensi Minimum?

 

Oleh: DewiRo

 

Akhir-akhir ini, istilah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan survey karakter serta survei lingkungan belajar, hangat diperbincangkan.

Apa sih Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan survey karakter serta survei lingkungan belajar?

Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi, serta kemampuan peserta didik. Komponen penting dalam pendidikan meliputi: Kurikulum, Pembelajaran dan Asesmen.

Asesmen diperlukan untuk penilaian aktivitas pembelajaran dan ketercapaian kurikulum. Informasi dari asesmen nasional, dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dengan demikian asesmen nasional tidak dirancang untuk menghakimi sekolah atau melakukan pemeringkatan sekolah. Informasi yang diperoleh digunakan untuk perbaikan kualitas belajar mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.  

Asesmen nasional dilaksanakan dengan menggunakan tiga instrumen yaitu: asesmen kompetensi minimum atau AKM, literasi, numerasi, survei karakter dam survei lingkungan belajar.

Asesmen Kompetensi Minimum, yaitu kompetensi dasar atau kompetensi yang dibutuhkan peserta didik untuk bisa belajar apapun materinya, dan untuk bisa belajar apapun mata pelajarannya.

Komponen asesmen kompetensi minimum terdiri dari: literasi membaca dan literasi numerasi.

Literasi membaca adalah kemampuan untuk: memahami, menggunakan mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia, agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.

Literasi ini, bukan sekedar kemampuan membaca sebuah teks, atau kemampuan untuk sekedar menganalisa suatu permasalahan. Tetapi bisa memecahkan dan mencari suatu solusi atau pemecahan masalah dalam cakupan yang lebih luas. Untuk bisa menghadapi kehidupan global yang lebih kompleks dalam dunia nyata. Dan ini bukan lagi bicara literasi yang berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi sebuah kemampuan berliterasi dalam kecakapan hidup.

Literasi Numerasi, merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, pada berbagai jenis konteks yang relevan, untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

Literasi numerasi bukan bicara masalah materi pelajaran matematika saja, tapi bagaimana para siswa mempunyai kemampuan literasi memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan bagi individu atau masyarakat. Dengan memiliki populasi yang dapat mengaplikasikan pemahaman matematika di dalam konteks ekonomi, teknik, sains, sosial, dan bidang lainnya, daya saing ketenagakerjaan dan kesejahteraan ekonomi akan meningkat. Ini adalah harapan dari AKM berbasis literasi numerasi.

Jadi literasi membaca dan numerasi bukan bicara tentang kemampuan dalam mata pelajaran atau materi Bahasa Indonesia dan Matematika lagi. Tetapi kemamapuan siswa untuk mampu menggunakan konsep tersebut, untuk menganalisa sebuah materi dalam penyelesaian masalah dengan nalar berliterasi membaca dan menerapkan dengan hitungan secara matematis, mana yang tepat dan mana yang sesuai.

Instrumen kedua, yaitu  survei karakter. Ini dikerjakan oleh murid, untuk mendapatkan informasi hasil belajar, sosial emosional. Survei karakter mengukur enam aspek profil pelajar Pancasila, yaitu:

1.    Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa

2.    Berakhlak mulia.

3.    Berkebhinekaan global

4.    Bergotong-royong

5.    Mandiri  

6.    Bernalar kritis dan kreatif

 

Instrumen ketiga, survei lingkungan belajar, ini dikerjakan oleh murid, guru  dan kepala sekolah. Untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di sekolah, survei lingkungan belajar mengumpulkan informasi tentang, kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Asesmen nasional dilaksanakan terhadap murid, guru dan kepala sekolah, di setiap satuan Pendidikan. Murid akan mengikuti asesmen kompetensi minimum dan survei karakter dan survei lingkungan belajar. Sementara guru dan kepala sekolah hanya mengikuti survei lingkungan belajar.

 

Responden murid akan dipilih secara acak, dengan jumlah maksimal, 30 murid SD atau MI, 45 murid SMP atau MTS dan 45 murid SMA/SMK atau MA. Sementara responden paket A, B dan C adalah: semua warga belajar yang mendapaftarkankan ujian kesetaraan pada masing-masing paket yaitu ujian kesetaraan paket A untuk kelas 6, paket B untuk kelas 9 dan paket C untuk kelas 12. Dengan melaksanakan asesmen nasional mari kita tingkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

 

Salam Literasi

43

Bali, 9 Oktober 2020

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih bunda sayang... Allah selalu hadir dalam setiap saat dan bunda smg sukses selalu

10 Oct
Balas

Wah..artikel Bunda cantik Dewiro selalu daging..enak, renyah, dan bermanfaat. Ilmu selalu bertambah. Teruslah melangkah Bunda, semoga panjang umur dan salam cinta.

10 Oct
Balas

Terimakasih bunda

13 Oct



search

New Post