Sri Dewi Rokhimah

Bertugas di SMP N 1 Kuta Selatan. Badung. Bali Belajar, belajar dan terus belajar membaca, membaca dan terus membaca lalu tuangkan dalam karya tulis maka men...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bagaimana Menghadapi Resesi?

Bagaimana Menghadapi Resesi?

Oleh: DewiRo

Gejolak adanya pandemi covid-19, sepertinya belum menemukan titik terang untuk bisa mengatasinya dan bangkit dari segala keterpurukan dalam segala bidang. Khususnya bidang perekonomian, karena faktor satu ini adalah penyebab dari seluruh sendi-sendi kehidupan yang ada di jagat raya ini. Semua ditopang oleh sektor perekonomian agar bisa terus berkembang dan berjalan.

Akhir-akhir ini dalam setiap pembicaraan dan setiap berita, kita sering mendengar istilah resesi, sebetulnya apa itu resesi dan bagaimana akibatnya?

Beberapa negara seperti negara adikuasa, Amerika serikat, Jerman, Hongkong Korea Selatan dan juga Singapura, menyatakan secara resmi bahwa negaranya mengalami resesi.

Dari sejumlah negara, yang menyatakan keadaan sistem perekonomiannya sangat terpuruk ini menandakan terjadinya resesi dunia atau resesi ekonomi global.

Dari beberapa sumber, pengertian resesi adalah terjadinya gangguan dalam pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, dalam tren menurun dengan drastis.

Resesi adalah keadaan alamiah yang menimpa bidang perekonomian. Artinya apabila terjadi resesi ekonomi, maka akan terjadi pertumbuhan ekonomi melemah menuju pertumbuhan negatif selama lebih dari 3 bulan atau berturut-turut selama 2 kuartal, terjadi pertumbuhan ekonomi minus.

Atau bisa dikatakan resesi adalah ibarat roda ekonomi yang sedang istirahat.

Artinya segala sesuatu yang istirahat, seperti halnya ekonomi sedang istirahat maka perputaran roda ekonomi akan melambat atau bahkan berhenti bisa juga mengalami terjun bebas, pertumbuhan ekonomi yang minus.

Saya masih ingat….

Indonesia pernah mengalami resesi ini, pada tahun 1998, dimana pada tahun itu, seingat saya Dollar Amerika sudah menembus angka di atas Rp14.000 sd 17.000/dollar AS dari 4.850/dollar AS. Daya beli masyarakat sangat lemah.

Ini juga berdampak pada sistem pemerintahan negara Indonesia, yang pada saat itu terjadi pelengseran atau tumbangnya kekuasaan Orde Baru, yang berkuasa dari tahun 1965/1966 hingga 1998, selama 32 tahun orde baru berkuasa, yang hampir-hampir pemerintahan Indonesia mendekati sistem kediktatoran.

Pemicunya bukan karena resesi ekonomi global, tetapi lebih cenderung ke faktor internal negara, walau dampaknya tentunya berpengaruh di negara-negara Asia khususnya Asia Tenggara.

Begitu dampaknya, gejala yang terjadi dari pemicu utama adalah resesi ekonomi, berlanjut tentunya, menyusul kekrisis bidang-bidang lain seperti krisis sosial, diperparah lagi dengan akibat yang lebih fatal yaitu krisis politik, yang mengakibatkan goyahnya stabilitas nasional dengan berakhirnya Orde Baru.

Dari keadaan saat ini, akibat covid-19, Menteri Keuangan Sri Mulyani, menyatakan bahwa, Indonesia akan mengalami resesi ekonomi, pada kuartal III 2020. Pernyataan tersebut disampaikan pada saat kementerian keuangan telah merevisi perkiraan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini dari minus 1,1% hingga positif 0,2% menjadi minus 1, 7% sampai minus 0,6%.

Jadi apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan terjadinya resesi ekonomi.

Secara logika mungkin masyarakat harus bisa menahan konsumsi untuk menghemat uang.

Namun, apabila di masyarakat terjadi menahan konsumsi atau mengurangi belanja justru pemulihan ekonomi akan semakin sulit karena konsumsi rumah tangga atau masyarakat merupakan tulang punggung dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Kemungkinan apa saja yang bisa terjadi dalam masyarakat, apabila terjadi resesi ekonomi antara lain:

1. Daya beli melemah

2. Pendapatan masyarakat turun

3. PHK bertambah

4. Pendapatan kelompok usaha turun

5. Terjadi banyaknya pengangguran.

Apa saja yang bisa dilakukan oleh masyarakat, untuk mengantisipasi terjadinya resesi ini. Tadi yang di atas sudah diutarakan bahwa, menahan konsumsi itu akan memperparah resesi, masyarakat bisa melakukan antara lain:

1. Melindungi sumber penghasilan, usahakan sumber pendapatan tetap terjaga.

2. Efektifkan pembelanjaan artinya tidak boros mudahkan utamakan belanja yang menjadi kepentingan primer atau pokok dan usahakan tidak berhutang

3. Miliki dana cadangan artinya mempersiapkan dana cadangan dalam bentuk likuid

4. Tetap belanja rutin, karena belanja masyarakat akan bisa menghidupkan sistem perekonomian lima tidak panik dan tetap kreatif masyarakat harus tetap optimis bahwa segala sesuatunya bisa dilewati dengan semangat dan dan tanggung jawab yang besar.

Semoga dengan sedikit memahami pengertian dari resesi ini, masyarakat lebih bisa lagi memilah dan memilih, hal-hal apa saja yang bisa dilakukan dan tidak dilakukan agar tidak memperburuk sistem perekonomian Indonesia, agar tidak sampai mengalami perekonomian yang depresi.

Salam Literasi

28/253

Bali, 24/09/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang luar biasa bude, semoga kita bisa melewati masa ini dengan baik.

24 Sep
Balas

Kerenn bu ulasannya...sukses selalu

24 Sep
Balas



search

New Post