Sri Dewi Rokhimah

Bertugas di SMP N 1 Kuta Selatan. Badung. Bali Belajar, belajar dan terus belajar membaca, membaca dan terus membaca lalu tuangkan dalam karya tulis maka men...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membaca, Sebuah Oase Kedahagaan Intelektual

Membaca, Sebuah Oase Kedahagaan Intelektual

Membaca, Sebuah Oase Kedahagaan Intelektual

Oleh: DewiRo

Flasback, coba perhatikan apabila tokoh politik, orang-orang ternama, para sastrawan besar apabila berpidato atau menjadi narasumber dalam membicarakan persoalan, pasti akan lancar dan mengalir dalam membahas segala sesuatunya, mengusung ide-ide cemerlang dengan solusi yang tentunya sangat jitu, dalam membahas berbagai persoalan bangsa.

Mengapa bisa demikian?

Tentu saja, karena mereka adalah orang-orang yang rajin membaca, pengetahuan dan wawasan mereka luas, bisa dikatakan melewati tembok batas kemampuan umum bahkan para akademisi.

Terlontar sebuah pertanyaan yang menggelitik, mengapa sebagian besar insan akademisi kita tidak rajin membaca dan bahkan para guru ataupun dosen tidak banyak yang memiliki perpustakaan pribadi di rumah masing-masing?

Selain pengalaman pribadi, bahwa saya adalah seorang guru yang tidak gemar membaca. Perpustakaan yang ada di rumahpun hanya berisi buku-buku yang kurang memadai dan jarang disentuh. Catatan kecil, yang saya peroleh sekitar tahun 2004 dari Said Tuhuleley (almarhum), pemikiranya semoga menjadi amal jariyah. Ada tiga musabab penting, yang menyebabkan rendahnya minat baca dan keengganan membangun perpustakaan pribadi.

Pertama, Alasan klasik, karena keterbatasan alokasi anggaran untuk membeli buku. Terus terang saya sendiri dengan gaji pas-pasan, kalau harus memperbaharui koleksi buku, membuat perpustakaan pribadi, dan selalu harus membeli buku, tentunya sesuatu hal yang sangat berat, apalagi harga buku memang tidak murah. Sebetulnya masih ada solusi, apabila terjadi hal seperti itu, yaitu bisa memanfaatkan perpustakaan yang ada baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan daerah, walaupun kebanyakan perpustakaan sekolah masih standar, belum banyak perpustakaan yang memiliki jumlah buku yang lengkap.

Kedua, kedahagaan intelektual yang membangkitkan minat baca.

Tidak dapat disangkal kedahagaan intelektual membuat seseorang seperti berada di tengah gurun pasir yang tandus dan kering, karena akan berusa untuk mencari keberadaan oase. Diibaratkan, apabila seseorang merasa dahaga, maka dia akan mencari sumber mata air yang bisa untuk menghapus segala dahaganya, yaitu dengan membaca buku sebanyak-banyaknya, maka kedahagaan intelektualnya akan membaca buku dan memperoleh ilmu pengetahuan akan terobati.

Kedahagaan intelektual, yang dipunyai oleh para akademisi baik guru maupun dosen, akan berdampak pada proses belajar mengajar, mereka akan dengan lancar dan mudah menyampaikan materi pembelajarannya. Tentunya ini, berimplikasi kepada pemahaman siswa. Siswa akan dengan mudah mencerna apa yang disampaikan oleh Bapak Ibu gurunya karena begitu menguasai mengenai pengetahuan yang disampaikannya.

Pasti siswa ataupun mahasiswa akan bertanya-tanya, kenapa bisa bapak ibu guru atau dosen kita begitu lancar dan enak menyampaikan materi ya? Ketika bapak dan ibu guru, dengan lancar menyebut berbagai sumber bacaan, ternyata dilihatnya bahwa bapak ibu guru juga dosennya tersebut rajin membaca.

Contoh dari kedahagaan intelektual ini, akan memotivasi mahasiswa ataupun siswa untuk mengikuti jejak para gurunya, dengan rajin membaca. Dengan modal rasa kedahagaan intelektual inilah, akan membuka lebih luas cakrawala untuk bisa menjadikan buku sebagai jendela ilmu pengetahuan.

Ketiga, masih ada hubungannya dengan nomor dua, bahwa rangsangan membaca akan tumbuh, terutama bagaimana guru menggunakan metode mengajar yang tepat?

Jika guru, menggunakan metode teacher centered atau mengarah pada bentuk induktrinasi searah, tentunya akan menghambat rangsangan siswa untuk berinovasi dan berkreasi, juga akan membuat lemah kemauan dan keinginan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih.

Jadi bisa dikatakan, cara atau metode guru dalam merangsang siswa atau mendoktrin siswa atau penggunaan metode yang lebih ke student centered akan mempengaruhi hasil yang luar biasa, untuk meningkatkan keinginan baca dari siswa ataupun mahasiswa.

Dengan demikian, suasana pembelajaran dengan diskusi tentunya sangat diperlukan. Agar siswa atau mahasiswa bisa mengaplikasikan pengetahuan dari minat membaca yang tinggi sebagai sebuah wawasan yang akan membentuk kepribadian tangguh dari generasi muda. Dengan membaca lalu diikat dalam sebuah tulisan, maka Anda akan membuat sesuatu yang luar biasa itu terjadi.

Jadi bukan halangan, keterbatasan sumber bacaan, entah berupa perpustakaan atau buku. Justru apabila kedahagaan intelektual seseorang, sudah dapat dirangsang, maka orang akan berusaha mencari dan menemukan akses langsung pada sumber-sumber bacaan alternatif yang diinginkannya, sesuai tingkat kedahagaan intelektual seseorang.

Di masa pandemi ini, seharusnya bisa merupakan tonggak untuk bisa lebih menumbuhkan keinginan untuk mengobati kedahagaan kita pada satu makhluk yang bernama membaca. Saat inilah kehausan kita tentang membaca bisa terpenuhi dengan menggali segala ilmu yang bisa kita pakai sebagai terobosan, khususnya para guru yang merasa masih harus banyak belajar misalnya tentang PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), agar bisa melaksanakan PJJ sesuai tuntunan dan kebutuhan zaman pendidikan di masa pandemi ini. Agar tidak terlindas oleh zaman, yang menuntut untuk serba digital, maka kuncinya membaca dam berliterasi dari segala bidang. Agar bisa mengaplikasikannya dalam memenuhi tuntutan zaman dan sebuah kewajiban.

Salam Literasi

Tagur ke-35/356

Bali, 1/10/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi benar sekali bunda makasih hadirnya

01 Oct
Balas

Luar biasa mantap ulasannya Bu... Terima kasih. Salam sukses selalu, barokallah

02 Oct
Balas

Mantap Say...membaca jendela dunia... Keren salam Literasi salam sehat selalu. Ke mm Ari aku undang untuk pamer makanan tradisional Say....sdh ditayang oa belum ya? Terima kasih Say...!

02 Oct
Balas

Sepakat Bunda cantik Dewiro. Membaca harus meluangkan waktu dan sedikit dipaksa. Karena roda zaman terus bergerak maju. Terima kasih sudah berbagi ilmu. Salam semangat.

02 Oct
Balas

Benar bunda..seharusnya kegiatan membaca ini harus lebih ditingkatkan dan pandemi ini momen dimana banyak waktu luang untuk melepaskan dahaga kita membaca. Semangat dan sukses selalu.salam literasi

01 Oct
Balas



search

New Post