Sri Dewi Rokhimah

Bertugas di SMP N 1 Kuta Selatan. Badung. Bali Belajar, belajar dan terus belajar membaca, membaca dan terus membaca lalu tuangkan dalam karya tulis maka men...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Daring Jangan Jadi Darting

Pembelajaran Daring Jangan Jadi Darting

Pembelajaran Daring Jangan Jadi Darting

Oleh: DewiRo

 

Awal Oktober memasuki hampir 8 bulan, pendidikan nasional masih dalam kondisi gonjang-ganjing. Tidak adanya kepastian sistem pembelajaran, dikarenakan adanya pandemi covid-19. Banyak orang tua mengeluhkan beratnya sistem pembelajaran jarak jauh ini.

 

Berbagai alasan dari orang tua, yang mengeluhkan adanya banyak kendala yang dihadapi dalam pembelajaran dalam jaringan atau online. Selain harus mendampingi, khususnya anak-anak tingkat dasar, orang tua harus menyediakan sarana prasarana, untuk keperluan pembelajaran jarak jauh ini, mulai dari menyiapkan HP atau perangkat komputer dan PC yang bisa dihubungkan lewat internet, yang berarti harus menyiapkan kuota cukup untuk bisa mengikuti pembelajaran ini. Tentunya bukan sesuatu yang mudah.

 

Keluhan pembelajaran jarak jauh ini, hampir merebak dari saat pertama kali gagasan diluncurkannya pembelajaran jarak jauh. Hingga saat ini keluhan itu tetap eksis, justru lebih semarak lagi, lebih berani lagi orangtua menyuarakan keberatannya terhadap sistem pembelajaran jarak jauh ini.

Mereka menyuarakan keberatannya, di seluruh jagad media sosial seperti Televisi, Facebook, Instagram, WathsApp grup dan tentunya pembicaraan dari mulut ke mulut, yang didominasi oleh para emak.

The power of emak-emak, ternyata bisa menghebohkan jagat media sosial menjadi trending topic. Saat ini sedang viral adalah pembelajaran daring bikin darting. Sangat menggelitik dan juga menjadi bahan renungan untuk kita semuanya. Tujuan dari pembelajaran daring adalah untuk menyelesaikan atau untuk menjembatani sementara, karena adanya kasus pandemic. Peserta didik yang belum bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka, agar tetap bisa mengakses dan melaksanakan PBM (Proses Belajar Mengajar).

Agar sekolah, tidak menjadi tempat tumbuhnya klaster baru dalam penyebaran covid-19. Maka diselenggarakan pembelajaran jarak jauh, tapi kenyataannya atau keluhan dari super power of emak-emak,  pembelajaran daring bikin darting (darah tinggi), hahaha.

Bisa kita pahami dan kita maklumi, tidak semua komponen masyarakat baik itu guru, apalagi yang merangkap jadi wali siswa, juga orang tua yang memang belum mengenal teknologi dengan baik, menjadi suatu beban yang tidak mudah, belum lagi berjibunnya tugas-tugas para orang tua.

 

Menyikapi banyak keluhan, baik melalui media sosial, maupun dari obrolan emak-emak di depan halaman rumah, menjadi bahan renungan bagi semua pihak.

Rangkuman beberapa pertanyaan yang sempat saya tanyakan langsung kepada orang tua, seperti apa beratnya menghadapi pembelajaran daring ini?

 Pernyataan secara umum, “mungkin kalau internet, kuota dan HP bisa terpenuhi "(orang tua yang mampu),” tapi ternyata, keluhan emak-emak ini, sebenarnya wujud kelelahan dan kekesalan terhadap tingkah laku anak-anak, yang banyak menyalahgunakan gawai. Bukan untuk belajar secara maksimal, tapi lebih banyak dipegang, dipelototi untuk bermain game maupun chatting-an dan bermain dengan teman lain. Yang lagi viral, bahwa di mall, di pasar, di tempat-tempat lain sudah dibuka dan tidak masalah. Kenapa kok sekolah tidak dibuka padahal, SPP di bayar, buku bayar, kewajiban dipenuhi, tetapi masih tetap belajar daring.  Apaan itu sih  daring? Sepertinya hanya politik pembodohan, seperti zaman penjajahan... waduuh... keki juga mendengarnya, tapi itulah fenomena yang terjadi di dalam masyarakat.

 

Sebagai guru, tentunya kita tidak bisa mengabaikan begitu saja keluhan yang terjadi, apalagi kalau kita sebagai guru juga sebagai orang tua murid, pasti merasakan kelelahan yang luar biasa. Untuk menyiapkan pembelajaran daring ini tidak mudah. Perlu emak-emak ketahui juga, bahwa kami menyiapkan materi pembelajaran itu tidak mudah. Kami para guru juga memerlukan kuota, juga harus cari strategi yang tepat agar anak-anak tidak bosan, tidak jenuh, juga bagaimana agar tidak terlalu membebani orang tua, khususnya dalam penggunaan kuota? Komponen pendidikan, tentunya sudah bijak menyikapi atau memberikan solusi dalam pembelajaran jarak jauh ini dengan memberi pembekalan kepada para guru untuk mencari strategi pembelajaran yang setepat mungkin, sesuai dengan keadaan dan tentunya adalah keberpihakan terhadap kepentingan para siswa.

Semangatlah para orang tua, khususnya emak-emak yang merasa kelelahan dan pontang panting. Karena harus mendampingi putra-putrinya khususnya tingkat TK maupun Sekolah Dasar, yang kadang berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan tugas rumah apalagi emak-emak yang berkarir harus meluangkan waktu masuk kantor, lari pulang lagi, karena harus mendampingi anaknya dalam PJJ,   ya kalau dekat rumahnya, kalau jauh, bagaimana?

 

Seluruh komponen, pemerintah, guru, orang tua maupun masyarakat marilah bersinergi, jangan sampai keluhan para orang tua akan melemahkan putra-putri kita dalam mengikuti pembelajaran dan juga semangat para guru yang sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin agar bisa tetap, keberlangsungan pendidikan ini terlaksana dalam situasi apapun.

Pesan bijak untuk para guru dalam memberikan tugas daring, agar para orang tua tidak darting antara lain:

1.    Pilih cara daring yang paling efektif dan murah, sehingga tidak membebani siswa dan orang tua

2.    Tidak semua materi diakhiri dengan tugas berupa tes, mungkin cukup anak-anak di minta untuk membuat ringkasan materi, dalam buku catatannya tanpa harus meng-upload tugas dengan pesan anak-anak untuk belajar jujur dan bertanggung jawab dalam  menyelesaikan tugasnya. Dengan demikian ini bisa menjadi sebuah pembelajaran pembentukan karakter

3.    Tidak perlu pasang target kurikulum terlalu tinggi atau  ketuntasan maksimal. Karena tidak semua siswa bisa mengikuti PJJ ini, tergantung dari situasi dan kondisi.

4.    Tidak semua orang tua siswa berpendidikan tinggi, sehingga bisa mendampingi siswanya dengan maksimal apalagi yang memang gaptek.

5.    Tidak semua orang tua berpenghasilan tinggi, apalagi dalam masa pandemi ini, maka tidak semua orangtua bisa menyediakan sarana prasarana untuk bisa mengakses PJJ ini.

6.    Berpijaklah di kaki orang tua murid, bukan di kaki guru, nanti kita akan paham permasalahan mereka.

Minimal dengan beberapa jurus di atas, akan meminimalisir terjadinya ketidak adilan dalam proses belajar mengajar pada masa pandemi ini.

Untuk itu, tidak ada salahnya para guru untuk berinteraksi dengan orang tua, khususnya kelas yang diampunya, apa saja yang dihadapi oleh mereka orang tua juga para siswa. Jadi secara riil, kita tahu permasalahan yang terjadi dan langkah apa yang harus kita ambil.

Sebetulnya terbersit kebanggaan dalam diri saya, dan mungkin para guru lainnya.  Betapa sosok guru ternyata tidak mudah dalam mengemban segala tugas dan sosok guru sangatlah penting dalam sistem pendidikan nasional yang mengantarkan para peserta didik, menuju ke masa depan yang gemilang. Betapa tidak? Para guru menghadapi ratusan siswa bisa, sementara orang tua yang hanya menghadapi satu atau dua orang anaknya, begitu hebohnya. Kami maklum bapak ibu, untuk itu marilah kita bersinergi, bahu-membahu, memajukan pendidikan nasional demi kepentingan putra-putri kita penerus bangsa menuju generasi emas.

Salam literasi

Tagur ke-38-259

Bali, 04 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, Bu.

04 Oct
Balas

Mantul bude...

04 Oct
Balas

Setuju bunda harus ada kolaborasi pemerintah, guru dan orang tua agar PBM secara daring bisa maksimal, sukses selalu bunda

04 Oct
Balas



search

New Post