Sri Dewi Rokhimah

Bertugas di SMP N 1 Kuta Selatan. Badung. Bali Belajar, belajar dan terus belajar membaca, membaca dan terus membaca lalu tuangkan dalam karya tulis maka men...

Selengkapnya
Navigasi Web
 RPP HOTS  MENUJU MERDEKA BELAJAR

RPP HOTS MENUJU MERDEKA BELAJAR

RPP “HOTS”  MENUJU “MERDEKA BELAJAR”

Oleh: DewiRo

 

Hebohnya Merdeka Belajar dan RPP satu halaman, telah menghiasi setiap perbincangan dalam segala forum guru.

 Agar kita memahami lebih mudah apa yang menjadi harapan Mas Menteri, tidak ada salahnya kita pahami RPP secara keseluruhan. Sesuai dengan Kurikulum-13.

 

Setelah paham, maka kita akan mudah pula mencerna harapan dari  “Merdeka Belajar” yang diusung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim untuk mendukung program prioritas Presiden RI Joko Widodo dalam upaya meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan bermutu. Kebijakan ini mengangkat tentang penyusunan dan pengembangan RPP yang dapat dilakukan secara sederhana oleh guru sesuai dengan prinsip: efisiensi, efektif, dan berorientasi pada murid. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP dimana RPP hanya terdiri dari 3 komponen yang meliputi: tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assessment). Ini akan kita bahas nanti pada Tulisan berikutnya.

 

Sekarang kita akan membahas RPP yang memuat komponen Pengintegrasian PPK, dalam pengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran.

Pembelajaran di kelas akan berhasil, apabila guru mampu mempersiapan segala kegiatan dan menyusun skenario pembelajaran tertuang seluruhnya dalan RPP.

Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

 Dalam proses pembelajaran membuat RPP merupakan langkah/tahapan awal dan RPP yang bagus adalah RPP yang mampu mewujudkan pembelajaran menjadi bermakna dan guru selalu dinantikan kehadirannya di kelas.

Untuk menyusun RPP yang benar perlu mempelajari hakikat, prinsip dan langkah-langkah serta komponen penyusunan RPP seperti yang tertuang pada Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, dan Permendikbud No 23 tentang standar penilaian serta panduan penilaian.

Penyusunan RPP yang yang mengacu pada tahun 2018 diantaranya memiliki komponen Pengintegrasian PPK, dalam pengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Sangat penting.

 

Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. PPK dapat terwujud dalam proses pembelajaaran.

Karakter religius tampak pada saat peserta didik berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cara berdoa, dan ketika kegiatan ibadah sembahyang Bersama di halaman bagi umat hindu yaitu Tri Sandi, dilaksanakan pada pagi sebelum masuk kelas dan siang pukul 12.00 pada saat istirahat, sholat dhuhur dan ashar, bagi yang muslim, karena sekolah kami Full Day jadi siswa melaksanakan sholat di sekolah.

Karakter gotong royong tampak pada saat peserta didik mengerjakan lembar kerja dalam tim belajar, juga melaksanakan operasi semut, membersihkan lingkungan sekolah dan kaplingan taman masing-masing kelas, ada yang tugas di kelas, di luar kelas dan di kaplingna kebun/tamannya.

Karakter nasionalis terlihat pada saat peserta didik mampu menyanyikan lagu Indonesia raya 3 stanza dan aktif mengikuti upacara bendera serta membela nama baik sekolah dengan cara ikut serta di setiap even perlombaan, akademis  seperti OSN, cerdas cermat, debat, maupun non akademis seperti cabang olah raga dan seni, baik skala sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi maupun tingkat nasional, banyak siswa kami yang meraih sampai tingkat nasional, seperti Sepak bola dan Cricket.

Karakter mandiri terwujud dalam menyelesaikan seluruh tugas tanpa bantuan pihak lain.

Para siswa bisa mencari tugas-tugas, lewat internet dan meningkatkan literasinya di Perpustakaan sekolah.

Serta menjunjung tinggi kejujuran disegala aktivitas peserta didik merupakan wujud karakter integritas.

Seperti, menerapkan dalam kantin kejujuran, kami punya kantin kejujuran yang di kelola oleh OSIS, jadi siswa belanja dengan membayar dan mengambil kembaliannya sendiri, termasuk ambil barang yang di belinya.

OSIS, hanya menyiapkan dan membereskannya, serta mengevaluasi dan mencatat hasilnya sebelum dan sesudah. Ada peningkatan, pada awal-awal kantin ini ada, masih ada siswa yang belum jujur, terihat dari hasil modal dan hasil akhir yang tidak sesuai dengan hitungan.

Seiring berjalanya waktu, dan arahan serta nasehat dari para Guru, bahwa kujujuran itu sangat penting, anak mulai mengerti dan memahami dan harapan besar tentunya semua siswa akan mempunyai kesadaran dalam karakter kejujuran ini.

Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang.

Dalam hubungan ini pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas);

Pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat;

Perdalaman dan perluasan dapat berupa penambahan dan peng-intensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta didik, penambahan dan penajaman kegiatan belajar peserta didik, dan pengaturan ulang waktu belajar peserta didik di sekolah atau luar sekolah;

Kemudian penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK.

Komponen RPP yang tidak kalah penting adalah, peserta didik menguasai keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative).

Bagaimana guru dalam pembelajaran di kemas sedemikian rupa sehingga mampu memunculkan keterampilan abad 21 yang berbasis tehnologi 4.0 tersebut.

 Peserta didik selama proses pembelajaran dapat memperlihatkan keterampilan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative);

1.    Creative dalam menyelesaikan tugas dengan kreativitas masing-masing hingga terjadi persaingan dalam membuat tugas sehingga mampu memunculkan ide kreatifnya.

2.    Critical thinking terlihat pada saat peserta didik mampu menyampaikan pertanyaan yang HOTS dan menjawab semua permasalahan yang terjadi, keterampilan.

3.    Communicative sangat diperlukan peserta didik dalam menjalin komunikasi secara horizontal dan vertical

4.    Collaborative dimana pekerjaan akan berhasil dengan cepat serta menghasilkan hasil yang optimal apabila dikerjakan secara bersama (Collaborative).

5.     

Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Sebenarnya kata ini tidak terlalu baru untuk kita.

Di berbagai kesempatan, kita sudah sering mendengar beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21.

Abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis, terkenal dengan era revolusi 4.0, yang hampir semua lini kegiatan berbasis tehnologi, dengan sistem daring/online.

 

Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill.

Selain PPK dan keterampilan abad 21, pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan dengan program literasi;

Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.

Kegitan Literasi terbagi menjadi tiga bagian, yang pertama kegiatan pembiasaan, pembelajaran dan pengembangan, kegiatan membaca 15 menit buku non pelajaran sebelum kbm berlangsung merupakan contoh pembiasaan yang memiliki tujuan peserta didik terbiasa membaca buku sehingga timbul hasil gemar membaca, karena seperti yang kita ketahui bersama minat baca peserta didik sekarang ini sangat rendah. Ini sudah dijadikan program utama dari sekolah kami, di SMP Negeri 1 Kuta Selatan.

Setiap hari Rabu adalah kegiatan literasi 30 menit sebelum masuk kelas, wajib membaca di area terbuka yaitu lapangan, membaca bersama 989 siswa beserta bapak kepala sekolah (sebagai penggerak) dan seluruh guru. Setelah itu anak wajib untuk menceritakan apa yang di bacanya tadi, sebagai mengembangan karakter dalam berbagi bidang (percaya diri, tanggung jawab, skill, keberanian dan sebagainya).

Literasi pembelajaran masuk dalam kegiatan inti, peserta didik membaca materi yang akan dipelajari sehingga mampu menimbulkan rasa ingin tahu dan bertanya materi yang akan dipelajari.

Menghasilkan puisi dan cerpen merupakan wujud kegiatan literasi pengembangan, peserta didik yang memiliki bakat membuat puisi dan cerpen dapat menuangkanya dan difasilitasi sekolah dengan pengintegrasian pada ekstrakurikuler mading berkolaborasi dengan TIK sehingga mampu menjadi buku.

Ini yang sedang kami upayakan, kalau tidak bisa menjadi satu siswa satu buku, bisa kita wujudkan menjadi karya antologi bersama Siswa dan Guru

Wujud lain dari keseriusan SMP Negeri 1 Kuta Selatan dalam menggalakkan Literasi ini adalah, majalah dinding, yang di gawangi oleh siswa yang ikut ekstra jurnalis dan mading, bersama OSIS.

Langkah besar yang sekolah ambil, adalah membuat majalah sekolah, yang sempat kolaps, sekarang bangkit lagi, dengan nama masih tetap menggunakan nama Widya Giri (Wahana dan ajang kreativitas antara Guru dan Siswa), lagi-lagi ini, kembali kepada stike holder, bersyukur sekali, karena Bapak Kepala Sekolah yaitu Bapak I Made Antara, yang menjabat Kepala Sekolah saat ini, sangat antusias dalam melanjutkan dan menggalakkan seluruh sektor kegiatan, diantaranya Budaya Literasi ini.  

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.

 

Literasi dapat dijabarkan menjadi Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi Perpustakaan (Library Literacy), Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy). Dan di Era Revolusi Industri 4.0 ini, Literasi era 4.0 sangat diminati yaitu (Literasi Data. Literasi Tehnologi dan Literasi Manusia).

Bicara masalah RPP. Komponen yang krusial dalam penyusunan RPP ialah, Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.

Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi meruapakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.

Idealnya guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mampu memunculkan empat komponen seperti yang tersebut di atas (PPK, Literasi, 4C, dan HOTS) untuk itu, maka diperlukan kompetensi dan kreatifitas guru dalam meramunya.

Dan semua ini, tentunya harus kita pikirkan dan cermati juga, bahwa saat ini wawasan RPP satu halaman, yang akhir-akhir ini viral dikalangan para pendidik dan pemerhati Pendidikan. Juga jangan abaikan untuk memuat kaidah-kaidah dan komponen-komponen dalam sebuah RPP.

 

Harapannya guru mampu menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada guru (teacher center), namun juga perlu mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran (Active Learning) atau pembelajaran terpusat pada peserta didik (student center) serta pembelajaran menjadi lebih bermakna.

 

Mengutip pernyataan Mas Menteri, esensi dari sebuah RPP adalah bukan dari sekedar penulisan RPPnya melainkan tentang proses refleksi guru terhadap pembelajaran yang terjadi. Guru saat menulis sebuah RPP, kemudian dilaksanakan dalam proses pembelajaran, dan guru melihat RPPnya kembali untuk melakukan refleksi apakah maksud dari RPP yang disusun telah tercapai dalam proses pembelajaran.

 Maka disitulah terjadi Seperti kata Mas Menteri, Nadiem Makarim, yang menginginkan Merdeka Belajar, dan perubahan Pendidikan, sekecil apapun perubahan harus kita mulai, dan perubahan Pendidikan tidak perlu menunggu perintah, tidak perlu menunggu siapa-siapa, kecuali kita yang harus terus belajar, bergerak dan bermakna. Jadilah guru penggerak bagi dirimu sendiri dulu. Jadilah bermakna untuk dirimu sendiri dulu. Belajar dan terus belajar, maka, sebagai GURU (di Gugu dan di tiRU), pantaslah untuk itu.

 

 

Seperti kata Mas Menteri, Nadiem Makarim, yang menginginkan Merdeka Belajar, dan perubahan Pendidikan, sekecil apapun perubahan harus kita mulai, dan perubahan

Pendidikan tidak perlu menunggu perintah, tidak perlu menunggu siapa-siapa, kecuali kita yang harus terus belajar, bergerak dan bermakna. Jadilah guru penggerak bagi dirimu sendiri dulu. Jadilah bermakna untuk dirimu sendiri dulu. Belajar dan terus belajar, maka, sebagai GURU (di Gugu dan di tiRU), pantaslah untuk itu.

 

#Tantangan Menulis hari ke 20-243 

#Baliku, 15/09/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan dan kegiatan yang keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

15 Sep
Balas

Terimakasih bunda smg bermanfaat

16 Sep

Mantab sekalibunda, sudah berbagi ilmu dan sangat bermanfaat

16 Sep
Balas

Terimakasih bunda smg bermanfaat

16 Sep

Paket lengkap dan komplit. Luar biasa keren Bunda cantik. Sasaran 4C sangat tepat. Terus kasih sudah berbagi ilmu. Salam semangat.

17 Sep
Balas

Keren bunda, Inspiratif dan informatif. Sukses Bunda

15 Sep
Balas

Terimakasih bunda smg bermanfaat

16 Sep

Ilmu yang sangat bermanfaat bude,,terimakasih bude sudah berbagi ilmu yang luar biasa

16 Sep
Balas

Makasih sayang sama-sama

17 Sep

Keren buk ulasannya semoga merdeka belajar segera tercapai, semoga guru bis amenjadi agen perubahan, sukses selalu bunda.

15 Sep
Balas

Terimakasih bunda smg bermanfaatSemoga ya bun ada perubahan ke yang lebih bai

16 Sep



search

New Post