KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH (Hari ke-28)
Tidak semua model pembelajaran dapat meningkatkan aktifitas, hasil dan prestasi belajar siswa, karena masih harus disesuaikan dengan beberapa hal, seperti kesesuaian dengan materi yang akan diajarkan. Namun jika tujuannya ingin meng”cross check” pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sambil belajar, maka model ini sangat tepat digunakan.
Beberapa kelemahan model ini setelah diterapkan di lapangan, antara lain: (1) Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus. (2) Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran, (3) Siswa kurang menyerap makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa merasa hanya sekedar permainan saja. (4) Sulit untuk mengkonsentrasikan anak”, (Istarani (2011))
Menyiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus serta menarik bagi siswa, memang perlu keterampilan tersendiri bagi guru. Belum lagi membuat isi pertanyaan dan jawaban yang menarik perhatian di dalam kartu tersebut. Untuk persiapan yang baik, guru dapat meminta orang lain yang lebih mahir membuatnya. Untuk keperluan ini, nampaknya guru harus rela mengeluarkan isi koceknya sendiri.
Selanjutnya, guru sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran karena suasananya tak 100% terkendali. Dalam keadaan bersemangat, justru siswa susah diawasi gerakan dan aktivitasnya oleh guru. Hal ini menyebabkan guru kesulitan di dalam mengatur pembelajaran sesuai dengan skenario.
Siswa juga susah menerima materi pelajaran, besar kemungkinan karena model ini menyebabkan siswa menjadi ribut dan hampir susah mendengar arahan guru. Kondisi ini menyebabkan siswa kurang dapat berkonsentrasi.
Di samping itu semua, model Make a Match juga memiliki kelebihan, seperti: Kelebihan model Make a Match sebagai berikut: 1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu. 2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa. 3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. 4. Dapat menumbuhkan kreativitas berfikir siswa, sebab melalui pencocokkan pertanyaan dan jawaban akan tumbuh dengan sendirinya; 5. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang digunakan guru (Istarani (2011)).
Siswa yang memegang kartu, baik kartu soal dan jawaban, diwajibkan berperan aktif, baik dalam menyampaikan soal maupun dalam menjawab soal yang telah disiapkan guru di dalam kartu.
Melalui model ini, kreativitas siswa dalam belajar juga meningkat, sebab siswa tidak bersikap pasif seperti pada pembelajaran biasa yang bersifat “teacher centre”.
Kejenuhan juga terhindari dengan menggunakan model ini dalam belajar, selain aktif bergerak, bebas berbicara, siswa juga bebas berekspresi.
Pada akhirnya, pembelajaran dengan model ini lebih menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran biasa, selain siswa bebas berekspresi, bebas bergerak, juga bebas berbicara. (srie2502)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
guru kreatif, mampu menggunakan model2 pembelajaran... sukses selalu bu
sama sama sukses kita pak siswandi
sama sama sukses kita pak siswandi
sama sama sukses kita pak siswandi
sama sama sukses kita pak siswandi
sama sama sukses kita pak siswandi
sama sama sukses kita pak siswandi
sama sama sukses kita pak siswandi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.