Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Masihkah Ada Pelangi

Tama masih diliputi rasa kecewa akan sikap Nita tadi. Padahal Ia ingin mengajak Risa untuk makan siang bareng. Tama juga ingin menanyakan sikap Risa yang semakin menjauh darinya. Tapi yang ada hanyalah rasa kesal karena Nita menggagalkan semuanya. Tama hanya bisa berharap kalau Risa akan jujur padanya tentang apa yang sebenarnya telah terjadi.

Usai jam kantor Tama pulang ke rumahnya. Rasanya ingin sekali Ia menemui Risa, tapi sepertinya Risa tetap tak ingin berjumpa dengannya.

"Sayang...kamu baru pulang?"

"Iya Ma...oh iya Ma, ada yang mau aku tanyain ke Mama."

"Apa itu sayang."

"Emang benar Mama mau ada pertemuan dengan keluarga teman Mama itu."

"Oh..iya sayang...Mama dan Mamanya Nita sepakat mau melanjutkan perjodohan kalian."

"Ma..aku kan sudah bilang kalau aku nggak bisa menerima perjodohan ini, aku sudah punya Risa dan nggak bisa tergantikan oleh siapapun."

"Kamu nggak perlu berharap lagi pada Risa, dia kan sudah meninggalkan kamu."

"Darimana Mama tahu."

"Karena Mama yang meminta dia untuk meninggalkan kamu, dan Ia janji pada Mama akan menjauh dari kehidupan kamu sayang."

"Tega sekali Mama.."

"Memang itu yang seharusnya Ia lakukan."

"Dahulu aku tidak pernah percaya akan cinta dan tak pernah ingin jatuh cinta karena aku menganggap itu tak penting, tapi Risa telah mampu merubah semuanya, bagiku dia adalah segalanya."

"Nita lebih baik daripada Risa, Dia juga dari keluarga terhormat kamu tahu itu kan?"

"Ini masalah hati Ma..."

"Sudahlah Nak..kamu ikut aja Mama yakin Nita itu yang yerbaik untukmu."

Tama langsung pergi ke kamarnya. Ia sangat kecewa terlebih ketika Ia membayangkan apa yang terjadi pada Risa ketika Mamanya memintanya untuk pergi dari hidup Tama.

Betapa sakitnya hati Risa, Tama sedih melihat Risa harus menjalani semua ini. Padahal Ia perempuan yang sangat baik dan selalu membuat Tama jatuh cinta berkali-kali. Namun kebahagiaan tak pernah hadir dalam hidupnya.

Diambilnya ponsel, Tama pun mengirim pesan pada Risa. Pesan yang sangat panjang itu Ia tulis dengan rasa sedih yang mendalam. Bahkan Ia sampai menitiskan airmata.

Sementara itu Risa yang telah tertempa untuk kuat menghadapai semua badai yang menghantam hidupnya, akan terus berdiri tegak menghadapi sepedih apapun kenyataan dalam hidupnya. Tama tak tega melihat perempuan yang dicintainya itu harus tersakiti oleh Mamanya sendiri.

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 5 Desember 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post