Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Masihkah Ada Pelangi

Harapan itu sempat terkikis, namun masih ada ruang untuk capaian yang bahkan hampir tak bisa diraih, kini justru mendekat dan semakin erat. Sempat lupa arti bahagia bahkan mengabaikan rasa yang tersisa, rasanya sakit, namun akhirnya keikhlasan itu berujung manis.

Risa merasa sangat bahagia, bahkan sangat sempurna. Apa yang pernah dialaminya di masa lalu, seolah terbayar sudah. Tama benar-benar memperjuangkannya demi kebahagiaan yang hakiki.

Risa menceritakan kabar bahagia itu kepada Ibundanya, lewat telpon, Ia bercerita semuanya, betapa kini Ia sangat bahagia memiliki Ibu sehebat Ibundanya yang menyayanginya dengan tulus.

Risa dijemput Tama, mereka berangkat ke kantor.

"Ris...gimana tentang rencana kita?"

"Terserah kamu, aku ikut aja."

"Kita atur waktu dulu ya, supaya kamu bisa ambil cuti dan saya juga akan menyesuaikan dengan pekerjaan."

"Aku juga sudah kabari Ibu, kalau keluarga kamu mau datang."

"Aku bahagia deh Ris...akhirnya perjuangan itu berbuah manis, sesuai janji, saya akan bahagiakan kamu karena kamu pantas mendapatkannya."

Lagi-lagi kata-kata Tama mengundang airmata itu harus mengalir. Ia mengingat masa lalunya ketika harus ditinggalkan kekasihnya karena orangtuanya tak setuju dengan Risa karena Ibunya punya masa lalu yang tidak baik.

"Terimakasih ya, sudah memilih aku."

"Terimakasih juga karena kamu saya tahu arti cinta yang sesungguhnya."

Tiba di kantor Risa langsung bercerita pada Tiara tentang semuanya. Tiara sangat senang melihat Risa bahagia.

"Aku percaya Tuhan punya rencana indah untukmu, kamu orang yang baik Risa, karenanya kamu pantas bahagia, aku ikut senang."

"Ra...nanti kamu datang ya ke acara pernikahan aku."

"Aku usahakan, aku juga pingin kenal sama Ibu kamu, sehebat apa beliau yang sudah melahirkan perempuan hebat seperti kamu."

"Makasih ya..."

"Sama-sama...Eh...terus kapan rencana pertunangan dan pernikahan kalian?"

"Masih mau disesuaikan tanggalnya yang pas buat aku dan Tama, kan kita sama-sama sibuk, tapi mungkin secepatnya."

"Baguslah...kan sudah lampu hijau, ntar kalau kelamaan jadi lampu merah..haha.."

"Terus kamu kapan nyusul?"

"Doain aja ya."

"Selalulah kalau itu."

Mereka melanjutkan pekerjaan. Di sisi lain Mama Tama sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan pernikahan Tama dan Risa.

Begitu juga dengan Ibunya Risa, yang begitu semangat menyiapkan semuanya demi kebahagiaan anaknya. Bahkan Nila ikut membantu menyiapkan semuanya yang dia bisa. Ia ikut bahagia walau Nila masih belum dinyatakan sembuh. Namun sepertinya perlahan Ia akan bisa menerima akan kenyataan hidupnya. Walau hingga kini Ia tetap mengkonsumsi obat dari psikiater.

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 25 Januari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post