Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menatap Senja

Ana tak menyangka jika Bu Dewi akan memberikannya honor yang lumayan fantastis. Notif transfer dari Bu Dewi sangat mengejutkannya, padahal Ia bekerja dengan hati demi memperdalam pengetahuan dan wawasannya. Namun Bu Dewi menganggap kalau kinerja Ana patut diperhitungkan.

“Kenapa sayang?”

“Mama…Bu Dewi itu baik banget, barusan beliau kirim uang sebagai honor aku selama menjadi asistennya.Aku ngerasa ini terlalu banyak Ma.”

“Bu Dewi memang orang yang sangat baik, karena beliau juga sekarang Mama dan job yang nggak pernah Mama sangka bisa seperti ini.”

“Kamu sudah ngucapin terima kasih kan sayang.”

“Sudah Ma.”

“Mama mau lanjut kerjaan dulu ya.”

“Apa yang bisa aku bantu Ma?”

“Sudah ada pekerja kok, kamu nanti bantu pengemasannya aja kalau dah selesai.”

Mama Amel sedang disinukkan akan job nya dari PT DW Gemilang, sedangkan Ana ikut membantu sebisanya.

Di sisi lain, Ariel yang masih penaasaran dengan perempuan yang akan dijodohkan oleh Mamanya sampai kini belum pernah ketemu dengan sosok perempuan yang sering diceritakan oleh mamanya.

“Nak…gimana? Kamu setuju nggak dengan yang pernah mama bilang waktu itu.”

“Yang mana Ma?”

“Kamu jangan pura-pura deh, mama kan nggak pernah cerita bisnis ke kamu.”

“Gimana ya Ma? Aku kan belum kenal, jadi aku belum bisa jawab dong.”

“Terus kamu mau kenalan sama dia?”

“Aku kan sudah cari tahu juga tentang dia melalui social medianya, tapi sepertinya dia bukan perempuan yang hoby bersosmed.”

“Cantik kan?”

“Iya sih Ma…tapi gimana dengan hatinya?”

“Dia itu baik Nak…menantu idaman banget sih buat mama.”

“Ya sudah deh Ma, kenalan aja dulu.”

“Ntar kita atu waktunya ya, karena kan kamu sibuk apalagi masalah kerjaan kamu paling nggak bisa diganggu.”

“Mama aja yang ngatur ya.”

Mama Ariel tersenyum bahagia, anak yang paling disayanginya mulai mau membuak hati untuk perempuan, karena dari dulu Ia tak pernah tahu siapa teman perempuan anaknya.

Ya….Ariel memang tak pernah dekat dengan seorang perempuan, Ia tak pernah mau dekat dengan perempuan bahkan Ia juga belum pernah merasakan bagaimana itu jatuh cinta. Sepertinya Ia tak pernah memikirkan hal itu.

“Kenapa Ma? Kok seneng banget.”

“Iya Pa..Mama lagi happy banget.”

“Kenapa emang?”

“Anak kita mau dikenalkan dengan yang mama bilang waktu itu.”

“Oh….ada kemajuan ini kayaknya, Papa juga jadi senang dengarnya.”

“Apaan sih papa.’

Seru Ariel.

“Kamu jangan kerja aja Nak, pikirin kebahagiaan kamu. Usia semakin berlanjut, terus apa mau begini aja? Harus cari pasangan ya kan?”

“Pa…kita tunggu aja, nanti kalau anak kita sudah kenal. Mama yakin dia langsung bilang iya.”

“Kok mama tahu ?”

“Mama tahu gimana kamu Nak. Percaya sama mama, Kamu mama carikkan yang paling baik.”

Mereka mrlanjutkan obrolan dengan santai sambil sesekali berkelakar. Keluarga bahagia yang penuh nuansa kasih yang didambakan setiap insan yang haus akan kasih sayang.

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 24 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post