Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menatap Senja

Ana, Tari, dan Mama Amel menikmati weekend bersama. Mereka menghabiskan waktu dengan rutinitas yang biasa mereka lakukan. Terlihat sederhana, hanya menikmati waktu bersama sambil santai di rumah dan bercengkerama satu sama lain. Memang yang mereka bisa lakukan tak seperti orang-orang yang mungkin akan stay cation bareng keluarga, tapi setidaknya Ana dan keluarganya punya cara tersendiri untuk membahagiakan hatinya.

Banyak hal telah mereka lalui hingga rasanya sulit mengkisahkannya kembali, namun Allah punya cara yang tak biasa untuk membuat mereka kembali bisa merasakan kebahagiaan meski sederhana. Tari yang notabone dari keluarga berada di kampungnya juga bisa merasakan betapa bahagianya bersama orang-orang yang tetap bisa bangkit dari keterpurukan dan terus tegak berjalan tanpa pernah menyerah.

Di sisi lain, Alvine si dosen ganteng juga sedang menikmati waktu liburnya bersama kedua orangtuanya, sebab adiknya sedang kuliah di luar negeri.

“Alvine…gimana kerjaan kamu? lancar kan?”

Tanya mama Alvine.

“Alhamdulillah lancar Ma.”

“Terus gimana? Apa tetap mau jadi dosen?”

Tanya papanya.

“Aku masih mau jalani dulu jadi dosen Pa.”

“Kamu Papa kuliahkan jauh-jauh sebenarnya harapannya kamu yang bakal meneruskan perusahaan Papa, lihat Nazriel teman kamu, dia sudah mampu memimpin anak cabang perusahaan keluarganya.”

“Tapi aku belum kepikiran kesitu Pa, aku masih mau menekuni pekerjaanku sebagai dosen.”

“Apa sebenarmnya yang kamu cari Nak? Gaji, kamu bilang tidak, pengalaman juga tidak, mau cari calon istri juga sampai sekarang nggak dapat.”

“Mama…aku mau memberikan ilmu yang aku punya untuk orang banyak, dan juka bermanfaat artinya kan aku sudah membantu banyak orang.”

“Mama tahu, menjadi dosen itu memang mulia, tapi kamu lihat Papa kamu, dia susah payah membangun bisnis ini untuk keluarga kita, dan harapannya cuma kamu Nak yang bisa gantiin posisi papa, kalau adik kamu rasanya nggak mungkin apalagi dia juga ngga ada bakat kearah sana.”

“Aku masih nyaman jadi dosen Ma…tapi aku akan tetap ikuti saran Papa tapi nanti, kasi aku waktu.”

“Papa selalu kasi kamu kesempatan Nak, dan papa yakin kamu akan tetap menjadi pebisnis, karena darah itu sudah mengalir di tubuh kamu.”

“Terus gimana, apa kamu sudah berpikir untuk cari calon istri?”

“Apa an sih Ma…aku nggak pernah mikir kesana.”

“Kamu itu sudah dewasa Nak, sudah waktunya kamu berpikir tentang hidup kamu, anak temen-temen mama yang seusia kamu semuanya sudah pada nikah. Mungkin Aril juga sudah punya calon istri ya kan?”

“Belum Ma, dia kemarin itu pernah cerita, mau dijodohin sama mamanya”

“Terus Aril mau?”

“Nggak tahu.”

“Atau kamu mau mama jodohkan? Kalau mau biar mama pertemukan.”

“Ma…sudahlah jangan dipaksa, kasian Alvine.”

Seru Papa.

“Bercanda Pa….lagian mana mau anak zaman now dijodohin Pa.”

Alvine jadi ingat tentang Ariel yang ingin berkenalan dengan perempuan yang dijodohkan oleh mamanya. Apakah Ariel akhirnya akan menerima perempuan itu?

Lalu bagaiman dengan Ia sendiri, apakah masih akan tetap pada rencana awalnya menjadi dosen. Padahal orangtuanya sudah berulang kali meminta agar Alvine kembali ke perusahaan memimpin bisnis sang papa.

Tiba-tiba Alvine teringat dengan Ana, perempuan yang sudah beberapa kali sering Ia sakiti hatinya dengan sengaja. Bahkan tak sedikitpun Ana marah apalagi membalas rasa sakitnya. Ana hanya diam menerima begitu saja. Karena kondisi itu, Alvine bertanya-tanya dalam hatinya, sebaik itu kah Ana, atau itu hanya tipuan untuk mengelabuinya sama seperti perempuan-perempuan lain yang punya banyak cara untuk mendapatkan hati seorang laki-laki.

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 17 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post