Sri Endang Hastini Hasibuan

Nama ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menatap Senja

Hari ini merupakan hari bahagia bagi Mama Amel dan juga Ana. Betapa tidak, Dari kerjasama dengan PT DW Gemilang saja, Mama Amel akan mendapatbenefit yang tak tanggung-tanggung, belum lagi ditambah dengan anak perusahaan yang lain yang semua akan menggunakan jasa Mama Amel dalam pengadaan seragam para pegawai. Untuk ini Mama Amel juga tak harus mengeluarkan modal terlalu banyak, karena di awal sudahdikucurkan budget duapuluh persen dari total biaya.

“Tar…kita masuk matkul pak Avine kan?”

“Iya Na…yok kita mauk kelas.”

Tak berapa lama kenudian, Pak dosen ganteng masuk kelas.

“Baik semuanya…hari ini kalian akan lanjut presentasi untuk yang minggu lalu tidak sempat karena habis waktu.”

Para mahasiswa yang belum tampil pun bergiliran satu persatu. Pak Alvine sedikit beda hari ini, Ia hanya banyak diam.”

“Saya minta maaf kepada kalian semua, saya pamit sebelum waktu berakhir, saya mau ke ruang kesehatan dulu, saya kurang enak badan.”

“Baik Pak.”

Sahut mahasiswa dengan kompak.

“Pantas dia pendiam, rupanya sakit.”

Kata Tari.

“Sudah ah…yok kita pulang.”

Sebelum pulang,mereka singgah ke perpustakaan karena akan meminjam beberapa buku untuk tugas mereka.

Keluar dari perpustakaan lagi-lagi langkah bAna dihentikan oleh seorang perempuan yang waktu itu memintanya untuk menjauhin Pak Alvine.

“Masih punya nyali kamu keliaran di kampus ini ya, mau tebar pesona lagi kamu?”

“He….sembarangan kau bicara ya.”

“Saya nggak ada urusan sama kamu, jangan ikut campur.”

“Kalau kamu menghina temanku, itu akan jadi urusanku.”

“Berani kamu ya?”

“He..Nona, aku nggak takut sama siapapun, aku hanya takut pada Tuhan.”

“Kamu Ana…aku ingatkan sekali lagi, jangan buat masalah sama aku apalagi kalau itu menyangkut Pak Alvine, kelar nanti lho.”

Perempuan itu pergi meninggalkan mereka begitu saja.

“Kurang ajar kali dia Na, awas aja kalau dia macam-macam.”

“Sudahlah kita pulang yok.”

Dalam hati Tari akan mencari tahu siapa sebenarnya perempuan tadi.

Merekapun beranjak dari tempat tersebut, tiba-tiba…

“Ana…”

Ana melihat kebelakang.

“Bu Dewi…”

“Na…gimana? Mama kamu diterima kan kerjasama dengan perusahaan suami saya?”

‘Iya Bu, tadi aku juga baru ngantaerin mama ketemu Pak Arif dan Bu Shinta untuk tandatangan kerjasama.”

“Saya Cuma bisa menolong seperti itu, mungkin aja itu bermanfaat untuk kamu dan juga mama kamu.”

“Sangat bermanfaat Bu…makasih ya Bu, Ibu banget baik sama saya.”

“Sudah sewajarnya kita saling tolong kan? Oh iya saya mau minta nomor rekening kamu bisa?”

“Boleh Bu, tapi untuk apa ya Bu?”

“Saya mau kasi kamu honor selama jadi asisten saya, saya transfer aja ya, supaya jadi tabungan kamu.”

“Tapi Bu…saya ikhlas nolongin Ibu, bukan karena mau dibayar seperti ini Bu.

“Tapi saya memang mau kasi kamu karena kamu sudah bekerja maksimal.Dan itu nggak boleh ditolak.”

Ana mengirimkan nomor rekeningnya ke Bu Dewi.

“Nanti saya kirim, saya duluan ya.”

Bu Dewi berjalan menuju parkir mobil, sedangkan Ana dan Tari berjalan menuju kost Tari, dari situ nanti baru Ana pulang naik ojek.

Ikuti kelanjutannya!

Asahan, 20 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post