Banyak jenis tulisan yang akan kita ungkapkan kepada pembaca. Ada puisi, pantun, artikel, opini, cerpen, reportase, dan seterusnya. Semua itu memiliki ciri atau gaya kekhasan tersendiri bila kita hendak menulisnya. Dan masing-masing orang bisa berbeda dalam menulis meskipun ide dan temanya sama.

Secara umum bagian-bagiannya ada pembuka, isi, penutup. Bagian-bagian itu dikembangkan sesuai ide dan kemampuan kita. Di sini kita bisa bermain kalimat atau diksi sesuai jenis tulisan yang kita pilih. Semakin banyak kita berlatih menulis dalam jenis yang berbeda, semakin terasa dan mudah untuk membedakannya.

Menulis pantun harus paham ciri-cirinya terlebih dahulu, seperti jumlah barisnya 4, rimanya abab, ada sampiran dan isi, begitu seterusnya. Menulis puisi bebas lebih menonjolkan isi dan diksinya. Beda lagi dengan tulisan karya sastra bentuk prosa, misalnya cerpen, novel, pentigraf, riwayat, dan lain sebagainya. Menulis bentuk karya sastra lebih bebas dan santai karena lebih terfokus pada ungkapan perasaan, daya imajinasi dan kreativitas penulis.

Ada yang menulis jenis tulisan yang sifatnya ilmiah dan serius misalnya PTK, jurnal, artikel, laporan. Gaya atau ciri tulisannya ada yang membedakan. Bahasanya ilmiah, pasti, sesuai ejaan, terstruktur. Semua itu perlu dilatihkan, tidak sekadar tahu teorinya tetapi bisa menulisnya.

Kalau ada peluang dan kesempatan alangkah baiknya kita berlatih menulis di semua jenis atau bentuk tulisan. Lama kelamaan kita bisa memahami kesulitan dan kekurangan apa yang terdapat dalam tulisan kita. Belajar dari kekurangan itu kita bisa menyempurkan tulisan menjadi lebih baik dan indah. Dengan menulis kita bisa menyampaikan apa saja yang kita inginkan. Menulis apa saja. Menulis itu indah.