Mengajar Pantun dengan Lagu
Perkembangan teknologi saat ini bagaikan 2 mata pisau yang memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi penggunanya. Dalam pembelajaran, perkembangan teknologi memudahkan siswa dan guru dalam mengakses informasi akurat dalam sekejap mata. Namun, perkembangan teknologi dengan segala kemudahannya membuat siswa -bahkan guru- menjadi lebih malas dalam berfikir kreatif. Sebagai contoh, coba saja Bapak dan Ibu memberikan tugas untuk membuat pantun kepada siswa, maka hampir dapat dipastikan pantun yang dibuat siswa tidak akan jauh berbeda karena berasal dari sumber yang sama, yaitu internet.
Sejatinya, pembelajaran dengan materi pantun disekolah bukan hanya mendidik siswa agar mengetahui seluk beluk pantun, namun juga menginduksi siswa agar dapat berfikir kreatif. Dengan membiasakan siswa menulis pantun, diharapkan siswa menjadi terbiasa dan percaya diri menyusun kata-kata menjadi sebuah karya, yang tentunya akan sangat memudahkan siswa dalam menyusun karya tulis kedepannya.
Untuk itu, agar pembelajaran menulis pantun menjadi pembelajaran yang menyenangkan, guru bahasa Indonesia dapat menggunakan media lagu. Lagu yang bisa dijadikan media untuk menulis pantun adalah rasa sayange dan andeca andeci. Sebelum membahas lebih lanjut mengapa 2 lagu itu penulis rekomendasikan sebagai media pembelajaran menulis pantun, alangkah baiknya kita perhatikan dulu lagu rasa sayange berikut:
Rasa sayange rasa sayang sayange eh lihat dari jauh rasa sayang sayange.
Di sana gunung di sini gunung
Tengah-tengah pohon melati
Di sana bingung di sini bingung
Dua-dua teman sejati
Rasa sayange rasa sayange e lihat dari jauh rasa sayang sayange
Jalan- jalan ke Surabaya
Jangan lupa membeli pita
Jangan suka pandang saya
Nanti bisa sakit mata
Rasa sayange rasa sayange eh lihat dari jauh rasa sayange
Kalau ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Boleh kita berjumpa lagi
Adapun pilihan lagu lain selain rasa sayange adalah andeca andeci. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kedua lagu tersebut agar dapat menentukan lagu yang tepat, mari kita perhatikan lagu andeca andeci berikut:
Andeca andeci ya bora bora bori
Andeca andeci ya bora bora bori
Jalan-jalan ya Nona ke pasar koja (sya la la lala lala)
Jangan lupa ya Nona membeli ceres. (Sya lala lala lala)
Kalau Anda ya Nona rajin bekerja (sya lala lala lala)
Pasti Anda ya Nona jadi orang sukses
Dapat dilihat bahwa kedua lirik lagu diatas memiliki beberapa pantun didalamnya. Pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan lagu dapat dilakukan menyanyikan salah satu dari dua lagu tersebut. Pada saat tiba lirik yang mengandung pantun, guru dapat menunjuk siswa secara acak dan bergantian untuk menyanyikan pantun buatannya. Dengan metode seperti itu, siswa akan dituntut untuk membuat pantun secara cepat dan tepat agar tidak menjadi bahan ledekan teman-teman kelasnya. Namun, suasana kelas tidak akan membosankan karena kelas akan diiringi irama yang pastinya sudah akrab ditelinga. Namun, sebelum menerapkan lagu tersebut, guru harus memberikan dasar yang tepat dalam menulis pantun agar semua siswa dapat menyanyikan pantunnya dengan tepat. Untuk itu penulis akan membagikan 5 langkah mudah untuk membuat pantun sebagai bahan acuan bagi guru dalam memberikan materi. Berikut cara menulis pantun dengan mudah
1. Tentukan tema pantun
Misalnya: pantun remaja, pantun jenaka, atau pantun nasihat. (Pilih salah satu, agar pantun yang ditulis siswa mengajak kebaikan, sebaiknya temanya pantun nasihat)
2. Memahami ciri-ciri pantun.
Adapun ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:
Pertama, satu bait terdiri atas 4 larik
Kedua, satu larik terdiri atas 8 sampai duabelas suku kata.
Ketiga, pantun berima ab ab.
Keempat, pada baris pertama dan kedua pantun adalah sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat pantun adalah isi.
3. Tentukan isi pantunnya.
Setelah mengetahui tema dan ciri-ciri pantun, hal selanjutnya yang harus dilakukan dalam menulis pantun adalah menentukan isi pantun. Isi pantun dapat berupa kalimat apapun (namun harus tetap masuk akal) dengan rima apapun sesuai keinginan penulis. Contoh isi pantun:
Jika kamu rajin shalat
Kamu akan masuk surga
4. Tentukan sampiran pantun.
Setelah menentukan isi pantun, maka langkah berikutnya merupakan menentukan sampiran. Berberda dengan isi pantun yang harus masuk akal, sampiran pantun dapat merupakan 2 buah kalimat yang tidak masuk akal. Namun, sampiran pantun harus menyesuaikan huruf belakang dengan isi yang sudah dibuat. Huruf belakang bait pertama harus sama dengan bait isi pertama, begitu pun dengan bait sampiran kedua harus sesuai huruf belakangnya dengan bait isi kedua. Contoh sampiran pantun:
Pergi belajar ke rumah mamat = huruf belakang "at" menyesuaikan dengan bait sampiran pertama "jika kamu rajin shalat"
Jangan lupa ajak si Alga = huruf belakang "ga" menyesuaikan dengan bait sampiran kedua "Kamu akan masuk surga"
5. Tahapan yang paling penting adalah pengeditan.
Tahap pengeditan merupakan tahap dimana penulis mengecek apakah pantun yang ditulis tersebut sudah sesuai dengan ciri-ciri pantun atau belum. Jika belum sesuai maka kata yang digunakan harus diganti dengan kata yang lain
Kreativitas guru dalam mengajar akan membuat kegiatan belajar mengajar semakin menyenangkan. Untuk itu, bagi para guru di seluruh Indoneisa, jangan sampai kalah dengan google atau aplikasi internet lainnya. Teruslah menjadi kreatif untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Selamat berkreasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bund, rasanya tak mampu Saya membuat pantun.... hopeless sayaaahh