Sri hartati

Sri Hartati, nama yang sangat populer di Indonesia. Coba sebut nama saya di pusat kota, maka saya jamin minimal ratusan orang akan datang. Berpengalaman mengaja...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menilai dengan cerdas
Penilaian Kurikulum 2013

Menilai dengan cerdas

Kurikulum 2013 sudah 7 tahun berjalan sejak pertama kali diterapkan. Meskipun banyak terjadi perubahan dan revisi sepanjang perjalanannya, namun perubahan-perubahan itu hanya merupakan penyempurna konsep dari kurikulum 2013. Sedangkan konsep dasar yang dimiliki kurikulum 2013 tidak banyak mengalami perubahan. Ironisnya, meskipun telah lebih dari setengah dekade berlangsung, penerapan penilaian kurikulum 2013 di beberapa sekolah masih belum maksimal.

Hal yang paling nyata terlihat dan memiliki dampak paling besar terhadap hasil pembelajaran adalah masih banyak guru yang melakukan penilaian untuk KD pada KI 4 yang seharusnya mengasah keterampilan siswa, justru hanya diuji dengan soal berbentuk pilihan ganda. Bahkan dengan logika sederhana pun dapat dipastikan bahwa soal pilihan ganda tidak akan bisa mengasah keterampilan siswa. Kemampuan di atas kertas tidak akan sama dengan keterampilan yang dipraktikkan secara langsung. Dengan menguji keterampilan siswa di atas kertas, maka siswa tidak diajarkan untuk terampil secara motorik, tetapi hanya diajarkan untuk menghafal langkah-langkah kerja.

Selain itu, kesalahan yang sering terjadi adalah pada penilaian sikap. Selama ini hal yang dipahami oleh sebagian guru adalah penilaian siswa hanyalah tugas guru agama dan guru bimbingan konseling saja seperti pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Mereka tidak mengerti atau bahkan mungkin tidak mau tahu bahwa pada kurikulum 2013 semua guru wajib memberikan penilaian sikap siswa. Hal ini mengakibatkan penilaian sikap yang seharusnya dilakukan oleh semua guru mata pelajaran tidak pernah dilakukan atau kalaupun dilakukan hanya sebatas formalitas. Dari pengamatan yang dilakukan, sekitar 25% guru di sekolah tidak melakukan penilaian sikap. Sedangkan 50% lainnya memberikan nilai yang sama pada semua siswa, bahkan siswa yang sudah pindah sekolah terkadang masih mendapatkan nilai sikap yang sama. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan tidak digunakannya jurnal untuk penilaian sikap. Jurnal yang diberikan oleh wakil kurikulum masih kosong dan tidak terisi.

Penentuan KKM pun tidak disusun sesuai dengan ketentuan yaitu dengan memperhatikan tiga komponen yaitu, intake, kompleksitas, dan daya dukung, tetapi KKM sudah ditentukan oleh sekolah dan hanya diteruskan dari tahun ke tahun. Kurangnya pemahaman guru tentang penilaian kurikulum 2013 ini pun akhirnya akan berdampak terhadap hasil pembelajaran yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Untuk itu, diharapkan seluruh elemen sekolah dapat bersinergi untuk melakukan penilaian yang lebih baik agar tercapainya pembelajaran yang optimal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post