Mendesain pengalaman belajar dan lingkungan belajar dengan menanggapi atau merespon kebutuhan belajar anak agar anak dapat mencapai tujuan pembelajarannya adalah sebuah langkah yang baik.Namun keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya cukup dengan ketercapaian tujuan pembelajarannya saja.Karena sesuai pemikiran KHD bahwa pendidikan adalah menuntun tumbuh kembangnya benih – benih kebudayaan.Dan hal itu akan menjadi sia – sia jika anak - anak kita sebagai benih – benih kebudayaan, tumbuh dengan sosok yang tidak dapat mengelola sosial emosional pada dirinya hingga menimbulkan permasalahan – permasalahan sosial di Masyarakat.

Letak urgensi Pembelajaran Sosial Emosional adalah untuk mendorong tumbuh kembang anak secara holistik. Pembelajaran yang mampu menciptakan pengalaman belajar bagi anak untuk menumbuhkan dan melatih lima Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE), yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Agar dapat mendesain pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar anak dan memberikan pengalaman belajar dalam mengelola sosial emosional mereka, maka bisa kita mulai dengan mengeksplorasi PSE melalui empat indikator yaitu, pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) melalui keteladanan, proses belajar, dan kolaborasi dengan seluruh komunitas sekolah.