Sri Isdaryah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Suara Radio dan televisi di Rumah Kosong

Cerpen ke 4

Suara televisi dan radio di rumah kosong

Sekitar tahun 1995 aku ngontrak rumah yang dekat sekolah , entah rumah keberapa aku tak ingat lagi karena seringnya pindah2 rumah padahal aku berumah tangga sudah 5 tahun dan dikaruniai satu anak perempuan yang kami beri nama Frisda Zaeni.Anakku sangat cantik,pintar,lucu fan menggemaskan,kulitnya putih,tambutnya hitam lebat,badannya berisi.Jika dia aku dandanin pake baju model si manis jembatan ancol ketika itu sangat trendi ,anakku kelihatan makin menggemaskan dg tubuhnya yg putih,bersih dan berisi,aku pakaikan baju apa saja selalu enak dilihat ,tidak heran kalo banyak guru 2 yeman sejawatku,dan murid2ku menyukai anakku.Aku dan suamiku merasa bangga dikaruniai seorang anak perempuan yang sehat tak ada kekurangannya

Aku menikah dengan teman sejawat yang bernama Zakki Sapari,dia mengajar matematika namun pandai berbaha Inggris,sedangkan aku mengajar bahasa Inggris . Aku beruntung punya suami yang jago bahasa Inggris karena kami bisa saling tukar pikiran bahkan aku yang sering bertanya kepada suamiku.Dia kan termasuk guru senior di SMPN 1 Batujajar hanya ketika lulus tes PNS di tempatkan di SMPN Rongga Gununghalu tempat aku mengajar.

Disilah kami berkenalan ,dan suamiku langsung jatuh hati pada pandangan pertama.Tapi dia tak pernah terus terang selama enam bulan dia hanya taaruf.Setelah menemu-

kan sekolah yang cocok ,suamiku lapor ke Kaur dan KS ,Akhirnya dibuatkan surat -surat persyaratan untuk mutasi.Ketika sudah pembagian rapot semester satu suamiku baru mutasi.Selama tujuh tahun tugas di SMPN Rongga di desa Bunijaya Kec.Gununghalu,suamiku selalu sakit2an ternyata dia tidak kuat tinggal di daerah dingin,akibatnya asmanya selalu kambuh.

Bila memasuki malam suamiku mulai batuk2 ,sesek dan beser.Jika sudah solat isa suamiku langsung menutipi kamar dg selimut tebal karena kamarnya tanpa pintu sedangkan dia tak tahan angin.Tidak heran kalo besoknya aku yang cape beres2 kamar .Termasuk membuang air seninya.

Aku jadi khawatir dg

kondisi suamiku,karena jika asmanya kambuh dia akan minum obat tanpa aturan,Jika minum satu bungkus tak hilang sesaknya ia akan minum lagi walau pun belum ada satu jam.Karena alasan kesehatan akhinya suamiku mengajukan mutasi ke daerah panas.

Tadinya Kepala Sekolah yang bernama Pak Dadang Hendrawan tidak mengijinkan ,kecuali jika ada surat keterangan dari rumah sakit.

Saran kepala sekolah dilaksanakan oleh suami,dia minta pengantar dari kepala TU untuk di periksa kesehatan di rumah sakit.

Pertama berobat ke RS Dustira .Yang dipe

riksa paru2,THT,jantung,mata ternyata hasilnya sehat,ketika dia kemukakan bahwa kenapa dia berobat karena tidak cocok bertugas di hawa dingin dan ini sarat untuk mutasi.Pihak RS Dustira menolak memberikan surat keterangan karena bukan wewenangnya ,yang berwenang mengeluarkan surat keterangan sakit untuk urusan PNS hanya RSHS.

Entah berapa banyak uang dan waktu terbuang

tampa membawa hasil ,pemeriksaan kesehatan suamiku pindah ke RSHS.Mulai dari nol lagi ,ternyata pemeriksaan disini lebih ketat dan lebih lengkap.Dari awal pemeriksaan suamiku tidak menggunakan Askes kalo sekarang BPJS.Jadi uang yang keluar tak terhitung mungkin lebih dari 1 juta sedangkan gajih suamiku saat itu sekitar 200 000 rupiah .

Setelah bolak-balik ke RSHS kurang lebih selama 1 bulan ,akhirnya hasilnya keluar dan suamiku dinyatakan sehat dan masih bisa bekerja.Tentu saja aku dan suami jadi bingung .Aku senang suamiku sehat,tapi bila berada di Bunijaya selalu jadi asmanya.Aku memberi penjelasan kepada perawat.

" Gini aja Bu kalo pas suami Ibu jadi asmanya langsung bawa kesini," Kata perawat.

" Tapi Suster Bunijaya - Bandung itu jauh makan waktu 6 sd 7 jam di perjalanannya ,dan jadi asmanya suka malam hari," Kataku menjelaskan kondisi suamiku.

"Tapi gimana Bu ini hasil keputusan para dokter,suami Ibu masih layak menjalankan tugas disana," Suster mempertahankan argumennya.

"OK Suster kalo memang harus ketika sedang kambuh dibawa ke rumah sakitnya,saya minta perjanjian hitam diatas putih,Apabila terjadi sesuatu saat suami saya bawa kesini suster harus beryanggung jawab,dan saya akan menuntut suster dan para dokter disini.Karena saya istrinya yang lebih tahu kondisi suami saya selama 7 tahun ini." Aku berbicara dg nada tinggi dan tegas.

"Sebentar ya Bu akan kami konfirmasikan lagi," kata suster seperti ketakutan dg ancamanku.

Akhirnya para dokter dan suster bermusyawarah lagi,dan hasilnya suamiku bisa mutasi ke daerah panas yaitu Cipatat.

Surar keterangan dari RSHS diperlihatkan ke sekolah,Dinas Kabupaten, dan ke bagian penempatan atau mutasi.Suatu hari ibu yang punya rumah pamitan kepadaku ,"Neng ibu sareng barudak bade angkat ka Cimahi,pun anak bade nyepitan bilih aya nu milari punten pang wartosanke we yen Ibu nuju ka Cimahi."Sambungan cerpen ke 4.

Kalo ingat cerita orang tentang sumur itu

aku suka merinding.

Ketika suami masih tinggal serumah kalo mau ke kamar mandi malam -malam aku selalu minta ditemanin,sekarang suiku sudah jauh aku terpaksa harus memberanikan diri.Jika nyaliku lagi mut aku berani tengah malam atau tiga perempat malam ke ksmar mandi untuk buang air kecil sekalian ambil air wudhu untuk solat tahajut,tapi jika nyaliku terganggu aku terpaksa menahan buang air kecil sampai datang subuh.

Tidak enak rasanya jauh dari suami,selalu kepikiran bagaimana dia makannya,bagaimana kalo asmanya kambuh,aku tak bisa berbuat apa- apa kecuali berdoa mimta perlindungan kepada yang kuasa."Ya Allah lindungilah keluarga hamba jauhlanlah dari segala macam penyakit dan godaan ,sembuhkanlah penyakit asma suami hamba, berilah keluarga hamba rizki yang banyak,kumpulkanlah kembali hamba,suami dan anak hamba, Aamiin Yra." Aku berdoa di tengah malam mencurahkan isi hatiku tak terasa berderai air mataku.Jam istirahat kami biasa kumpul di ruang guru.Aku ceritakan pengalamanku kepada teman- temanku.

" Bu Euis,Bu Nina aku mau cerita ,mau kan kalian mendengarkan?"Aku membuka obrolan.

"Cerita apa Bu Sri ,seru gak?" Mereka menjawab hampir berbarengan.

" Bukan seru lagi,tapi menakutkan . "Begini ceritanya.

" Selama tiga malam berturut- turut aku selalu mendengar suara radio dan televisi di rumah Bu Asiah pemilik rumah kontrakkan itu,padahal mereka sekeluarga sedang ke Cimahi ,Teh Lilis anaknya sedang hajatan.Tapi kenapa kalo sudah masuk magrib aku sering mendengar suara2 seolah- olah mereka sedang nonton TV.Apakah kalian waktu tinggal disana suka mendengar hal- hal yang aneh?"Aku bercerita meyakinkan teman- teman yang ada di ruang guru.

Semua saling berpandangan terutama Bu Euis dan Bu Nina.

" Begini Bu ,dulu Bu Nina suka membawa kecapi ke rumah itu,kalo siang atau sore Bu Nina suka memainkannya.Suatu malam kami berdua sedang tidur lelap terdenar ada yang memainkan kecapi di ruang tamu,aku dan Bu Nina gak berani keluar kamar,sejak peristiwa itu kami tak berani lagi tinggal di rumah itu."Itu pengalaman kami berdua,Bu Euis mengakhiri ceritanya.

" Kenapa kalian gak ngasih tahu aku?" Tanyaku agak kecewa.

"Maaf ya ,kita gak berani cerita dulu kan ada Pak Zakki yang menemani Ibu. "

Aku terdiam, entah harus bagaimana,mau pindah kontrakkan tidak gampang mencari rumah

yang mau disewakan lagi pula aku belum punya uang untuk membayarnya.

" Pindah aja Bu,cari rumah yang dekat dengan teman-teman biar kita bisa saling membantu kalo ada apa- apa," Kata Bu Nina.

Aku hanya bisa menjawab," Insya Allah jika aku sudah punya uang ,untuk saat ini biarlah aku dan anakku tetap tinggal disana,Semoga Allah melindungi kami berdua.Sejak itu setiap waktu luang kugunakan untuk membaca Al'Quran. Akhirnya tak pernah kudengar suara apapun walau aku bangun tengah malam dan pergi ke kamar mandi sendiri ,buang air kecil,wudhu langsung solat tahajud.Jika ada perasaan takut akan aku datangi darimana arah datangnya perasaan takut itu.Alhamdulillah keimanan dan keberanian bisa mengalahkan segala perasaan yang menakutkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post