Sri Lestari Yoedi M

Profil Penulis Sri Lestari Yoedi M, S.Pd, Lahir di Jember tanggal 17 Mei 1975. Mengajar di SMP Negeri 3 Bangsalsari Jember. Selain sebagai guru juga menjabat s...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berkarya di Penghujung Usia, Terinspirasi Lagu'Tak Gendong Kemana-mana'

Berkarya di Penghujung Usia, Terinspirasi Lagu'Tak Gendong Kemana-mana'

Berkarya di Penghujung Usia, Terinspirasi Lagu “Tak Gendong Kemana-mana”

Oleh: Sri Lestari Yoedi M

SMPN 3 Bangsalsari

Apa kabar, sobat lansia! Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia selalu. Meniti hari-hari di usia yang tak muda lagi, seiring menikmati masa purnatugas atau pensiun seolah-olah hidup tinggal sejengkal. Kondisi di usia senja yang mulai sakit-sakitan dan tubuh yang mulai rapuh, terbersit hidup serasa takkan lama.

Memaknai usia “Senja” bahwa orang yang dikatakan sudah berusia senja adalah sosok yang berusia lanjut. Di negara Indonesia ukuran usia lanjut pada umumnya berkisar kurang lebih 55-60 tahun ke atas. Usia dimana orang sudah tidak aktif bekerja lagi, meskipun masih dalam kondisi sehat.

Waktu berlalu, semakin berkuranglah usia. Kondisi yang semakin tua, menyurutkan semangat untuk berkarya. Ditunjang kondisi ekonomi yang baik, kadang muncul pikiran “Santai saja ah, biar yang aktif yang muda-muda saja. Nikmati saja masa tua!

Berharap istikomah, aktif dan produktif sampai tua, ternyata tidak mudah. Upaya untuk menjaga stamina agar tetap produktif lagi. Setidaknya meminimalisir motivasi tidak menurun dan tetap bisa produktif. Solusinya adalah berkarya. Banyak hal bisa dilakukan atau dikerjakan, tentunya harus disesuaikan dengan keadaan diri.

Hakikat berkarya merupakan proses untuk mencipta atau melahirkan sesuatu, mengekspresikan sebuah ide, gagasan yang dituangkan dalam sebuah karya seni. Bagi orang yang telah lanjut usia, berkarya memiliki tujuan menemukan makna hidup, menghilangkan kejenuhan, memotivasi diri, bahagia dan sehat.

Berbicara tentang karya, tak jauh dari nilai seni. Aku dulu adalah salah satu pengajar mata pelajaran Seni Budaya di sekolah swasta. Bidang yang paling kusukai yaitu seni musik atau seni suara. Bernyanyi merupakan hobiku sejak kecil. Suatu ketika kudengar lantunan lagu “Tak gendong kemana-mana”. Asyik banget musiknya, santai, dan liriknya mudah dihafal. Begitu mudahnya, anak-anak kecil saja bisa menirukan lagu tersebut. Penasaran, dalam hati bertanya, siapa gerangan pelantun lagu itu? Ternyata lelaki tua berusia 52 tahun. Dialah Mbah Surip.

Mbah Surip merilis lagu ini pada tahun 2003. Lagu bernada pop reggae melejit menjadi single hit Mbah Surip. Kepopulerannya membuat lagu “Tak Gendong” banyak dijadikan nada sambung pelanggan XL saat itu. Nama Mbah surip melambung di industri musik tanah air. Kebanyakan orang menyukai karena lagunya easy listening, video klipnya lucu dan menghibur. Namun liriknya memiliki makna yang dalam. Tak gendong atau menggendong memiliki arti pertemanan, gotong royong dan bahu-membahu.

Mbah Surip meskipun sudah tenar dan berpenghasilan miliaran, tetap sederhana dan suka menolong. Tapi sayang, ketenaran dan kebahagiaan yang dirasakan hanya sekejab. Mbah Surip meninggal di usia 60 tahun pada 4 Agustus 2009. Belantika musik berduka. Mbah Surip meninggal saat mencapai puncak kepopulerannya, dan di usia yang sudah tidak muda lagi.

Pengalaman hidup Mbah Surip menjadi inspirasi bagiku. Berkarya tak mengenal usia, dan di usiaku yang tak muda lagi dan masa pensiun sudah di depan mata, akupun mulai membuat sebuah lagu. Lagu yang bisa menjadi kenangan hidup dan bermanfaat bagi orang lain. Kulewati waktu 1 tahun untuk menyelesaikannya, akhirnya dua lagu pun rampung kubuat. Satu lagu bertajuk perpisahan berjudul Senandung Rindu dan Lagu Mars Sekolah berjudul Bakti Sekolahku. Hingga saat ini lagu itu masih digelar di kegiatan-kegiatan siswa baik kegiatan Dies Natalies sekolah, Pensi Perpisahan Siswa maupun di kegiatan Hari Besar Nasional.

Bangga dan bahagia kurasakan, meskipun tak setenar artis. Bisa menghasilkan karya dan bermanfaat untuk orang banyak rasanya luar biasa. Melewati hari-hari di penghujung usia penuh senyum bahagia. Kini, meski kondisi sudah rapuh, aku juga masih berupaya menciptakan lagu baru. Lagu yang ingin kupersembahkan untuk anak cucuku tercinta. Aku berharap lagu inipun bisa dinikmati oleh orang lain khususnya sobat lansia di manapun berada. Semoga, Tuhan selalu melimpahkan kesehatan dan kebahagiaan dan masih memberikan kesempatan pada kita untuk menikmati hidup hingga di penghujung waktu. Satu pesan berharga buat sobat-sobat lansia “ Ketika kita sudah berkalang tanah, jasad kita musnah, tapi karya dan budi baik kita tetap dikenang selamanya. Jangan selalu berpikir tua, selagi kita masih kuat dan sehat, buatlah sesuatu dan lakukan banyak kebaikan”. Salam bahagia buat semua!

Profil Penulis

Sri Lestari Yoedi M, lahir di Jember, tanggal 17 Mei 1975. Penulis adalah seorang kesiswaan di SMPN 3 Bangsalsari. Tinggal di desa Glagahwero Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Email: [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga lolos lomba bulan ini ya Bu

10 Jun
Balas

IAmin, maturnuwun ..dukungan dan semangatnya

10 Jun

Mantap

10 Jun
Balas

Terima kasih sekali

10 Jun



search

New Post