Rabu, 17 januari 2018

Usai upacara bendera tanggal 17 Januari pagi ini kusempatkan membuka handphone di saku. Terlihat sederet pesan di Whatshaap menanti segera dibuka. Tak ketinggalan pesan dari grup SABUGUNAS WIL 1 SMG kucermati semua pesan yang muncul. Sebuah informasi menarik perhatianku, yang dikirimkan oleh beliau pak Cucu Suryanto, salah satu narasumber dan panitia pelatihan menulis buku di Universitas Ngudi Waluyo awal Desember 2107 lalu. Sebuah informasi tentang menulis dengan hak dan kewajiban yang dipersyaratkan untuk mengikuti kegiatan tersebut tertulis disana. Tergerak hati ini untuk mencoba berpartisipasi namun satu keraguan terbersit manakala harus menyadari bahwa sebagai "pemain pemula" gurusiana. Mampukah ??

Kucoba meyakinkan diri untuk terus berusaha dan berdoa, maju saja terus...bisik lirih di benakku.

Kenapa tidak ?..

Alhamdulillah baru saja kegalauan ini sirna tatkala salah satu kurir mengantar paket ke mejaku. Apa gerangan isinya ? Wow ternyata jurnal ketiga datang. Tertulis nama lengkapku dan sekolah tercinta di buku itu. Syukurlah...lega rasanya yang ditunggu akhirnya tiba, penantian selama lima bulan terasa lama. Ternyata benar apa yang dikatakan para fasilitator/mentor menulis bahwa guru juga bisa menulis, guru perlu menulis.

Seperti terlihat dalam blok gurusiana ini semua anggotanya adalah guru. Jadi mengapa ragu untuk menulis...Wahai sahabat dan teman-teman guru Ayo menulis. Tidak hanya memberi manfaat untuk diri kita sendiri juga berbagi informasi dengan orang lain melalui tulisan kita. Semoga bermanfaat...