Diajeng Murti N.R

Perkenalkan nama asliku Sri Murtiningsih Rahayu, lahir di kota Surakarta kecamatan Laweyan. Seorang ibu 3 anak yang kebetulan berprofesi sebagai pendidik di seb...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bercermin dari bocah kecil

Sedikit lelah menunggu di atas roda besiku, saat menjemput kamu. Sore ini tak lepas dari pikiranku untuk melihat jam tangan yang kupasang dipergelangan tangan kiriku. Dengan sebentar-sebentar menguap, menahan rasa kantuk yang tiba-tiba datang seiring hembusan angin sepoi-sepoi.

Tibalah saat yang kutunggu usai, dengan riang gembiranya bocah-bocah lugu dan lucu itu keluar dari pintu musholla tempat menimba ilmu mengaji bersama ustad yang mereka selalu segani. Satu persatu mereka keluar melewati pintu, yang sebelumnya melalui proses bersalaman dengan ustad pengajar, cium tangan, sambil mengambil kartu sholatnya masing-masing.

Sore ini kulihat sedikit berbeda, saat mereka membawa bungkusan segi empat yang berupa kardus kotak dibungkus plastik putih. Ada yang membawa satu, dan ada yang kebetulan dua untuk dibawakan ke saudara atau teman yang tidak bisa hadir waktu itu.

Siapa ulang tahun, pikirku sambil bertanya dalam benakku. Celoteh lucu kudengar dari kejauhan diiringi tawa dan senyum riang gembiranya. Yang sempat kudengar adalah acara tamatan mengaji atau sering disebut qataman.

Terus kutatap tanpa berkedip tingkah laku kerumunan bocah- bocah itu. Tanpa kusadari melintas dua bocah kecil yang lucu-lucu dan imut-imut kuperkirakan berumur 3 sampai 4 tahunan.

Dengan suara polosnya kudengar kata-kata yang keluar dari mulutnya. " Aku bawa dua...apalah ini isinya...ayo kita cepat-cepat ganti baju dulu"

Kata-kata itu sederhana, namun penuh tanda tanya. Diucapkan dengan dialek bocah yang lucu dan imut-imut membuatku berimajinasi. " apa iya isi yang ada di bungkusan kotak itu...."

Ternyata pikiran bocah itu simpel dan lugu, tanpa ingin melihat ataupun membuka sedikit pun bungkusan kotak itu. Mereka patuh, dan komitmen dengan yang dipikirkannya. Dan nanti hingga sampai ke rumah baru dibuka isinya agar rasa penasaran tetap tersimpan di benaknya.

Aku tertegun dalam senyum simpul, begitu polosnya bocah-bocah itu, tak mau sedikit pun melepas sebungkus kotak yang terus erat digenggamnya, meski sambil terus berteriak memanggil saudaranya untuk kembali berpaling mendekat. Karena ternyata dengan sabar orang tua yang telah menunggunya berjam-jam tertidur di atas roda besinya....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Maaf..terima kasih..

27 Oct
Balas

Kereeeen dan sukses selalu dan barakallah

27 Oct
Balas

Terimakasih bu..salam literasi dan salam kenal..

27 Oct

Mantap tulisannya.

27 Oct
Balas

Terimakasih kasih bapak..tulisan apa adanya pak, maaf lama sudah absen..salam kenal..

27 Oct



search

New Post