Sekolah kami adalah sebuah sekolah SMP Negeri yang berada di ibu kota kecamatan Kami. Sekolah kami mempunyai 360 siswa yang terbagi dalam 3 tingkatan masing-masing tingkatan terdiri dari 4 kelas yaitu: VII terdiri 4 kelas, kelas VIII terdiri 4 kelas dan kelas IX terdiri 4 kelas. Siswa-siswa yang sekolah di sekolah Kami berasal 6 desa yang berada di sekitar kecamatan Kami. Sekolah Kami telah melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan model pembelajaran daring dan model pembelajaran luring yang dikombinasikan yang Kami sebut sebagai model pembelajaran Darkom (Daring kombinasi).

Setelah 1 bulan melaksanakan model pembelajaran Darkom Kami melaksanakan evaluasi. Model Darkom Kami anggap menjadi solusi yang efektif dalam pembelajaran di masa Pandemi Covid-19, tetapi dalam pelaksanaannya ternyata banyak kendala yang muncul. Apa saja kendala Darkom yang sudah berjalan? dan Bagaimana cara mengatasinya? Bacalah uraian tulisan dibawah ini. Kendala pelaksanaan darkom di sekolah Kami diantaranya:

1. Memori data Hand Phone (HP) guru-guru cepat penuh.

Siswa mengumpulkan tugas-tugasnya secara daring dengan mengirim foto-foto tugasnya ke No WhatsApp (WA) guru mata pelajaran ternyata membuat memori data guru di HP cepat penuh. Hal ini terjadi terutama pada guru-guru mata pelajaran yang jumlah siswanya banyak. Sehingga mereka harus segera memindahkan datanya nya ke labtob atau menghapusnya.

2. Guru menjadi ekstra super sibuk

Guru melaksanakan pembelajaran daring secara mandiri di rumah dengan siswa-siswa yang diajarnya secara intensif selalu berkomunikasi dan berinteraksi secara daring dengan siswa-siswanya. Selain itu guru dituntut harus luring dengan cara mendatangi semua siswa ke rumah masing-masing maka guru akan menjadi super sibuk dan kelelahan melaksanakannya.

3. Tidak semua siswa terlayani

Guru melaksanakan luring dengan cara mendatangi semua siswa ke rumah masing-masing maka guru terutama yang jumlah siswa diajarnya banyak akan kehabisan waktu karena terlalu banyak rumah siswa yang didatangi sehingga ada siswa yang tidak dapat terlayani.

4. Biaya kuota Internet guru dan siswa membengkak

Dengan pembelajaran daring maka harus memiliki fasilitas untuk pembelajaran daring seperti HP dan tentunya untuk mengoperasikan HP memerlukan kuota internet /pulsa yang harus dibeli. Sehingga biaya pulsa baik guru maupun siswa akan membengkak.

Bagaimana cara mengatasi kendala pelaksanaan model darkom di Sekolah Kami? Untuk mengatasi kendala tersebut ada beberapa alternatif yang ditempuh oleh sekolah diantaranya:

1. Membuat Posko-posko belajar

Posko-posko merupakan tempat untuk membantu proses belajar siswa secara laring. Karena siswa Kami berasal dari 6 Desa maka Posko-posko tempat belajar Kami buat 6 Posko-posko belajar. Posko yang dipergunakan antara lain rumah tempat tinggal guru-guru yang ada di desa-desa sekitar sekolah Kami, rumah siswa, pasar dll.

Posko-posko belajar berfungsi sebagai tempat siswa belajar secara luring, tempat untuk membimbing siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar dan tempat mengumpulkan tugas asli siswa-siswa.

Semua guru di sekolah Kami diberi tugas sebagai petugas posko belajar. Satu posko terdiri dari 5-8 petugas yang bertugas secara bergantian. Petugas posko belajar berfungsi untuk membimbing siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar, memberi informasi jadwal pembelajaran luring di posko, mengumpulkan dan menglasifikasikan tugas asli yang telah dikerjakan siswa-siswa secara berkala serta mendistribusikan LKPD kepada siswa-siswa.

Siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar secara daring karena keterbatasan jaringan, sarana HP, kuota internet maka tempat belajarnya di posko-posko belajar. Petugas posko akan membagi siswa-siswa dalam kelompok belajar sesuai dengan tingkatannya disesuaikan dengan jadwal luring guru mata pelajaran. Tiap-tiap kelompok maksimal terdiri dari 5 orang siswa/siswi sesuai peraturan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan pembelajaran guru dan siswa-siswa tetap harus menerapkan aturan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah 3M yaitu: Mencuci tangan dengan bersih, menggunakan masker dan menjaga jarak.

2. Mengumpulkan tugas-tugas Asli siswa secara berkala.

Untuk mengatasi supaya memori HP guru-guru tidak cepat penuh maka siswa-siswa dilarang mengumpulkan tugas secara online ke guru-guru mata pelajaran. Tetapi siswa mengumpulkan tugas asli secara berkala ke Posko-posko belajar. Jadi siswa-siswa yang belajar daring tetap datang ke posko mengumpulkan tugasnya secara berkala (luring). Siswa yang tidak terlayani datang ke posko belajar secara luring dibimbing oleh guru mata pelajaran dan mengumpulkan tugasnya secara berkala.

Untuk menghindari tugas-tugas siswa bercampur kelas dan bercampur beberapa mata pelajaran maka guru-guru mata pelajaran memberi waktu kepada siswa untuk mengumpulkan tugas-tugas asli yang telah dikerjakan secara berkala. Setiap tugas satu Modul selesai baru disatukan dan dikumpulkan di posko-posko belajar. Petugas posko akan memisahkan tugas-tugas siswa berdasarkan kelas dan mata pelajarannya setelah itu baru dibawa ke sekolah untuk diberikan kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan.

3. Membuat Jadwal daring dan luring PBM

Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan Pengajaran membuat roster pembelajaran secara daring dan luring yang mengatur aktivitas pembelajaran dan membagi guru-guru yang bertugas di masing-masing posko belajar. Pembelajaran daring dilaksanakan dari sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sekolah. Pembelajaran luring dilaksanakan di posko-posko pembelajaran juga menyesuaikan dengan roster yang telah dibuat sekolah .

4. Menganjurkan semua guru membuat Modul Pembelajaran

Untuk mempermudah pelaksanaan model pembelajaran Darkom (Daring kombinasi) maka guru-guru mata pelajaran dianjurkan membuat modul pembelajaran. Modul dapat berupa Lembar Kerja Peserta didik (LKPD). Dengan adanya LKPD maka siswa dapat bekerja secara mandiri di rumah sehingga guru tinggal mengontrol, memantau saja,memberi bimbingan dan arahan bila ada masalah /kesulitan pada siswa secara Darkom.

5. Menugaskan Guru BP/BK mendata siswa yang tidak terlayani

Guru-guru mata pelajaran membuat laporan belajar dari rumah (BDR) dikumpulkan ke sekolah. Laporan BDR berisi data siswa-siswa yang belajar secara daring, secara luring, secara darkom dan siswa-siswa yang tidak terlayani dalam pembelajaran kemudian sekolah menugaskan ke guru BP/BK untk menindaklanjuti. Guru BP/BK menindaklanjuti ke siswa yang tidak terlayani tersebut dengan kunjungan rumah (luring). Guru BP/BK kemudian melaporkan ke sekolah dan guru-guru mata pelajaran untuk memberi solusi pada masalah yang dialami oleh siswa yang tidak terlayani tersebut sehingga dapat belajar.

6. Memprogramkan Pemberian Kuota Internet kepada guru dan siswa

Program ini akan dibicarakan dengan semua komponen sekolah untuk memberi subsidi/bantuan kepada siswa yang berasal dari dana Biaya Operasional Sekolah (BOS), Pendidikan Emas, Bantuan Komite Sekolah atau ada program dari Pemerintah. Semoga segera ada solusinya.

Demikianlah evaluasi model pembelajaran Darkom di sekolah Kami yang dilakukan di masa pandemi Covid-19 dapat berjalan lancar. Ingat Pesan Pantun ini ya:

Ayo Kita jalan-jalan ke bukit

Jangan lupa pakai masker

Agar tidak terkena penyakit

Penyakit sekarang jadi angker

Semoga masa pandemi Covid-19 segera berakhir dan sekolah dapat kembali melakukan aktivitas pembelajaran seperti semula, Aamiiiin.