Rogo adalah nama sebuah dusun  yang  terletak di desa Tallung’Ura kecamatan Curio, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan  kira-kira 250 Km timur laut dari kota Makassar. Penduduk di daerah ini cukup beragam suku dengan mayoritas suku Masenrempullu.  Mata pencaharian penduduk cukup beragam antara lain: PNS, guru, perawat, perangkat desa, pedagang, wiraswasta, petani, pekebun dan peternak.

Paternak merupakan pekerjaan sampingan seorang petani dan pekebun. Peternak di dusun ini membudidayakan: sapi, kerbau, kambing dan ayam. Dusun ini merupakan daerah sentra pengembangan sapi dan kerbau . Sapi dan kerbau selain diambil tenaga dan dagingnya juga dapat menghasilkan susu. Susu yang dihasilkan dari kedua hewan tersebut selain dinikmati untuk membuat minuman yang segar dan menyehatkan juga dapat menjadi bahan dasar dalam pembuatan dangke.

Dangke adalah makanan khas yang bergizi dan banyak mengandung protein. Makanan ini tinggi proteinnya karena dibuat dengan bahan dasar susu sapi atau  susu kerbau dan getah papaya. Banyak orang meyakini dangke bermanfaat untuk menambah stamina tubuh. Kata  dangke berasal dari bahasa Belanda yang berarti ‘terima kasih’. Pada masa penjajahan Belanda di daerah ini kalau ada hajatan sering disajikan makanan ini, makanan ini sangat disukai oleh bule-bule dari Belanda itu. Kata ‘danke’ sering di ucapkan oleh orang-orang Belanda tersebut setelah makan dan disuguhi makanan tradisional ini. Di telinga penduduk pada masa itu danke terdengar dangke maka semenjak itulah makanan ini dikenal dengan sebutan  ‘dangke’.

Petani dan pekebun di dusun ini selain membudidayakan tanaman padi jagung, sayur, kelapa, coklat, kopi, cengkih, lada juga  membudidayakan tanaman papaya.  Tanaman Pepaya bahasa latinnya Carica papaya. Penduduk lebih mengenal dengan nama Bandiki . Tanaman papaya merupakan salah satu jenis tanaman yang cukup cocok di tanam di sini daerah yang berbukit-bukit dan bergunung gunung. Tanaman ini dapat dimanfaatkan akar, batang, daun, bunga,  buah, biji bahkan getahnya juga dapat dimanfaatkan. Getah papaya yang pekat ini ternyata dapat dimanfaatkan untuk membuat dangke. Menurut penelitian di dalam getah pepaya terdapat enzim papain. Enzim papain ini ternyata dapat menggumpalkan susu sehingga  menjadi keras. Dangke telah dikembangkan penduduk sebagai home industry atau  industri rumah tangga untuk menambah penghasilan. Bagaimana cara membuat dangke? Cara membuat dangke perhatikanlah di bawah ini:

a.  Alat dan Bahan:

1)  1.Panci                                                 

2)  2.Tempurung kelapa                         

3)  3.Saringan

4)  4.Susu sapi /kerbau 2 liter

5)  5.Getah pepaya

b.  Langkah kerja:

1)  1.Siapkan alat dan bahan untuk membuat dangke.

2)  2.Tuangkan 2 liter susu ke dalam panci.

3)  3.Rebuslah susu sampai mendidih, sebelum mendidih tambahkan  getah pepaya sambil diaduk-aduk.

4)  4.Setelah mendidih  angkat  dan saringlah  susu tersebut dengan saringan hingga dangke dan airnya  terpisah.

5)  5.Masukkan dangke ke dalam wadah cetakan (tempurung kelapa) tunggu sampai dangke memadat dan tidak panas lagi.

6)  6.Setelah dangke memadat  keluarkan dangke dari  tempurung kelapa.

7)  7.Dangke siap untuk dikemas dengan bungkus daun pisang  

8)  8.Dangke siap untuk disajikan.

Dalam pembuatan dangke penambahan getah papaya menjadi pemisah susu dari kandungan air dan lemaknya. Jadi getah pepaya berfungsi untuk memadatkan susu. Air sisa pembuatan dangke berwarna putih seperti susu penduduk menamakannya “Dadih” ini  biasa diminum   karena rasanya cukup enak dan nikmat seperti susu dapat juga  dimakan bersama baje’ atau soko’ makanan yang terbuat dari beras ketan.

Dangke mempunyai  bentuk yang unik seperti bentuk tempurung kelapa karena cetakan yang digunakan tempurung kelapa. Teksturnya lembut seperti tahu, dengan warna putih agak kekuningan. Dangke dapat dibuat dari susu kerbau maupun susu sapi. 1 buah dangke membutuhkan 1 - 2 liter susu. Dangke dari  susu kerbau dan susu sapi memiliki rasa yang berbeda. Ada yang mengatakan dangke yang terbuat dari susu kerbau lebih enak daripada dangke yang terbuat dari susu sapi.  Dangke  yang sudah jadi hanya bisa bertahan sampai 1 hari tetapi kalau mau tahan lama silahkan disimpan di dalam lemari pendingin kulkas.

Harga dangke di pasaran sekitar  Rp 15.000,- sampai Rp 25.000,-. per buah tergantung ukurannya,  Dangke  yang siap saji tinggal diiris-iris sesuai selera baru dimakan menjadi lauk. Rasanya yang unik gurih, bertekstur lembut dan nikmat  tidak kalah enaknya dengan keju yang diimpor dari luar negeri. Dangke dapat juga dinikmati setelah diiris-iris dan digoreng sebagai dangke goreng. Ada juga dangke yang diolah dengan dibakar yang namanya dangke bakar.  Bahkan ada juga penduduk yang sudah mengolah dangke  menjadi kerupuk yang dikenal dengan nama kerupuk dangke. Demikian sajian makanan tradisional dangke, keju khas dari kabupaten Enrekang kami sajikan semoga dapat  menambah wawasan dan bermanfaat. Bagi yang penasaran silahkan datang ke Enrekang..