Sri Musalifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
#Tantangan GuruSiana#Tantangan hari ke-20#
sekarmentariyayasan.wordpress.com

#Tantangan GuruSiana#Tantangan hari ke-20#

Acceptance

Betapa riangnya tingkah polos siswa Taman Kanak-Kanak (TK). Mereka tertawa lepas. Saling canda, kejar-kejaran, bersenda gurau tanpa ada ada rasa takut. Merdeka sekali nampaknya.

Kemarin saat perjalanan ke ibu kota, tiba-tiba bus yang saya tumpangi pecah ban. Secara kebetulan bengkel tambal bannya bersebelahan dengan sebuah TK.

Benar-benar suasana menyenangkan. Anak-anak serasa ditarik untuk segera bergegas memasuki sekolah. “iiiiihhhhhh adiiiikkkkk, salim mama dulu dooonng.” Seorang mama berteriak karena anaknya, begitu pintu mobil dibuka langsung menghambur keluar. Tanpa pamit dan salim orang tuanya. Seolah takut pintu gerbang segera dikunci. Padahal jam baru menunjukkan pukul 07.30.

Aku semakin penasaran. Mengapa anak-anak TK itu pada bergegas lari masuk areal TK itu. Aku sengaja turun bus dan semakin kepo. Oalaaaahhh, ternyata dimuka gerbang sudah berdiri 3 ibu guru cantik. Lengkap dengan senyum manis bak sirup marjan. Dilengkapi pula dengan uluran tangan dan sambutan yang penuh penerimaan. ”Patutlah si krucil-krucil tadi berebut cepat untuk mendapatkan senyum penerimaan dari bu guru. Waaaahhhhh luar biasa sekali.” pikirku.

Menjelang si krucil masuk kelas, sudah menghadang pula guru kelas yang tak kalah “hangat dan bersahabat”. Siswa disambut dengan ekspresi kasih sayang yang menentramkan. Tak nampak sedikitpun kegundahan diraut muka siswa-siswa imut tersebut, Super riang pokoknya.

Suasana hangat dan menyenangkan ini didukung pula dengan alunan lagu penuh motivasi belajar. Saking terhanyutnya, tak sadar saya senyum dan geleng-geleng kepala kagum. Kok jadi pingin juga ya sekolah di TK ini.

Tak lama kemudian bel tanda berbaris berbunyi. Tak menunggu lama dan tanpa terdengar instruksi guru. Para siswa dengan tingkah lucu otomatis berbaris rapi di depan guru kelasnya. Kalau tak salah lihat, satu kelas itu ada dua orang guru. Satu guru berdiri di depan, satu lagi di belakang siswa.

Kembali aku berkomentar dalam hati. “Kok bisa ya, anak sekecil itu mengatur diri sendiri. Rasanya ibu guru tadi cuma senyam-senyum saja sambil bertepuk tangan. Nggak ada aba-aba keras ala pelatih PBB. Apa ya rahasianya.”

Kenek bus membuyarkan anganku dengan suara kerasnya meminta penumpang masuk bus. Pelan bus melaju sebelum akhirnya semakin menambah kecepatan.

Aku masih melanjutkan menganalisa. Resep apa kira-kira sampai siswa-siswa kecil tadi begitu patuh secara suka rela.

Penerimaan tanpa syarat memang tadi saya lihat jelas diberikan para guru TK…..terhadap semua siswa-siswinya. Ada yang diantar pakai mobil, motor, sepeda kayuh, ojek, jalan kaki ataupun siswa yang datang sendiri. Mereka ini diterima dengan penuh perhatian. Perlakuan ini diberikan dengan dosis sama. Tanpa dilebihkan atau dikurangkan.

Saya jadi agak ingat tentang salah satu teknik konseling yaitu Acceptance. Acceptance merupakan teknik yang digunakan konselor untuk menunjukkan perhatian dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan konseli. Misalnya mendengarkan secara aktif, merespon dengan tepat, menjaga kontak mata, menghargai pandangan konseli, menerima konseli apa adanya.

Dalam konteks pengamatan saya terhadap aktiitas pagi antara guru TK dan siswanya tadi. Kok rasanya guru itu benar-benar meresapi teknik acceptance namun dengan versi berbeda. Karena nampak jelas para siswa benar-benar suka dan rela mengikuti kegiatan.

Sesuai dengan apa yang ditulis oleh Obednugroho dalam nugrowhow.wordpress. Bahwa saat kita berbicara dengan seseorang tentu akan sempurna bila kita memberikan perhatian penuh dan menunjukkan ke lawan bicara kita sungguh-sungguh memperhatikannya. Dampaknya sangat dalam terasa. Lawan bicara akan merasa dihargai, diperhatikan, dipedulikan dan dipahami. Konsekuensinya lawan bicara akan lebih tertarik dengan kita sehingga akan muncul kepercayaan.

Begitu pula yang terjadi antara siswa dan guru TK tadi. Guru meyambut dengan penuh ekspresi kasih sayang. Mengembangkan tangan, memberi salam, teguran penuh perhatian. Dan ini benar-benar dirasakan siswa. Terbukti siswa berlarian seolah tak mau terlewat sajian pagi yang bergizi tinggi ini.

Kota Arang, 20 Februari 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post