Orangtua Imigran
Sore itu saya sempat naik darah sama anak saya, bagaimana tidak, saya sudah teriak-teriak tuh bocah disuruh mandi, dia masih asyik dengan smartphonenya.
Marah.. ??
seharusnyakah saya marah? Mestinya saya marah pada diri saya sendiri ya? Ngapain juga saya kasih dia Handphone..
Oh, Ayah bunda..
kadang otak saya bisa nyadar kadang tidak ini..
Ternyata kita adalah orangtua untuk anak milenial..
Ini dunia mereka, kita hanyalah para imigran yang numpang hidup didunia mereka.
Tidak zamannya lagi kita berkata "ibu dulu waktu kecil nggak kayak kamu ini..?!" Ya.. iya..lah.. wong kita hidupnya di masa lalu. Jelas beda ya..?!
Anak milenial itu seperti mesin dan mesin itu bisa jalan kalau digerakkan. Mereka tidak bisa digerakkan dengan rasa. Mestinya saya tak harus teriak-teriak, dekati saja telinganya dan sentuh bahunya.. selesai..
Hi..hi..hi.. saya lagi waras ini.
Tapi karena nggak sabar.. yang namanya emosi tetap saja..
Saya hanyalah Orangtua imigran dari dunia masa lalu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Benar bunda. Kadang kita juga harus mengikuti zaman, tetapi tetap harus ada aturan. Salam literasi...
Iya bunda, kita jadi orangtua harus pandai meng up grade diri juga..
Restart. Restart. Restart. Please! Barakallah.
Harus..!!
Uuuunnncchhhh.. nyentuh hati banget bundaaa..
Alhamdullillah..
Super buk Sri MasyaAllah
Alhamdulillah bu..smg menginspirasi..