Sri Puji Rahayu

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

J A L A N P I N T A S

Hari minggu merupakan hari yang sangat dinantikan. Bisa santai dan tidak terburu – buru menyelesaikan pekerjaan di rumah. Ya karena hari minggu adalah hari libur, namun hal itu tidak berlaku bagiku. Hari minggu sama seperti hari – hari lainnya, hari – hari kerja. Memang hari minggu kantorku libur tapi setiap hari minggu aku ada kegiatan pengajian rutin. Waktu pengajiannya malah lebih pagi daripada waktu kerjaku. Jam kerjaku dimulai pukul 07.00 sedangkan kegiatan pengajianku dimulai pukul 06.00.

Sama seperti minggu – minggu yang lalu, minggu ini aku juga berangkat menghadiri pengajian rutin. Tidak ada yang berbeda, aku datang, duduk mendengarkan pengajian lalu pulang. Ada kejadian yang menarik perhatianku kala pengajian telah berakhir. Saat itu aku berjalan menuju ke tempat sepedaku berada bersama – sama dengan jamaah pengajian yang lain. Aku duduk di atas sepeda sambil menunggu suasana halaman gedung agak longgar dari kerumunan jamaah, agar aku bisa keluar dengan leluasa.

Tanpa sengaja aku menoleh ke sebelah kiri dari tempatku berada. Aku tertegun, melihat apa yang sedang terjadi. Tiba – tiba saja aku mendapat inspirasi. Kumasukkan tanganku ke dalam tas, kugerakkan jari – jemari menyusuri tiap jengkal bagian dalam tas. Setelah sekian lama jari – jemariku menari aku masih belum juga menemukan apa yang kucari. Ah…kenapa ini harus terjadi, kenapa juga harus tertinggal disaat aku benar – benar membutuhkannya. HP oh HP ku.

Padahal sudah terlintas dibenakku, aku dapat menulis sesuatu di gurusiana disertai adanya gambar. Dan sekarang hilang sudah harapanku untuk dapat memperoleh gambar gara – gara HP yang tertinggal. Mataku masih belum mau beranjak. Kuamati apa yang terjadi di hadapanku, terkadang aku tersenyum sendiri melihat apa yang terjadi.

Di gedung tempatku pengajian memang ada 2 buah pintu gerbang, tapi pada kegiatan pengajian seperti ini hanya 1 pintu gerbang yang dibuka. Nah waktu itu ada sekitar 10 jamaah yang tidak mau berdesak – desakan pada waktu keluar memanfaatkan pintu gerbang yang tidak terbuka. Pintu gerbangnya memang tidak terbuka tetapi ada sedikit celah yang bisa dimanfaatkan untuk keluar. Awalnya tidak ada masalah, semua lancar – lancar saja tetapi ketika jamaah dengan tubuh agak gendut lewat, dia merasa agak kesulitan untuk meloloskan diri dari besi yang ada di depan dan belakangnya. Aku menahan tawa dalam hati. Kupikir hal itu akan menyurutkan tekad jamaah lain untuk keluar lewat jalan itu, tapi ternyata aku salah. Seiring berjalannya waktu, jumlah jamaah malah bertambah di depan pintu gerbang yang tertutup itu.

Kalau dipikir, pintu gerbang yang tertutup itu letaknya memang lebih dekat dengan bus yang mereka naiki ketika mereka berangkat pengajian. Jadi dengan memanfaatkan jalan itu mereka memperoleh 2 keuntungan yaitu tidak perlu berdesakan dan jarak yang harus mereka tempuh menuju bus menjadi lebih dekat. Aku nyalakan sepeda motorku dan ngeloyor pergi setelah halaman gedung terlihat tidak begitu ramai lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jalan pintas apa jalan tembus mbak? Wah...udah lancar nulis nya

01 Oct
Balas

Boleh juga di bilang jalan tembus....hehehe. masih belajar kok bu

01 Oct



search

New Post