Cerpen Tiga Paragraf (Pentigraf) sangat popular di kalangan Gurusianer. Meski belum memiliki ilmu yang jelas, mereka berani melabeli karya mereka yang terdiri dari tiga paragraph sebagai pentigraf.

Webinar ke-5 (20/6/20) yang bertema Meneroka Dapur Pentigraf membuka wawasan para gurusianer tentang pentigraf yang sebenarnya. Mereka belajar ilmu pentigraf langsung dari penemunya, Prof. Tengsoe Tjahjono, Dosen Unesa. Paparan panjang yang disampaikan oleh sang Professor itu terasa singkat, meski berdurasi lebih dari 120’.

Para guru pembelajar mengikuti webinar melalui dua aplikasi. 300 peserta bergabung melalui Zoom meetings dan yang lainnya melalui live streaming MediaGuru TV di Channel Youtube Media Guru Indonesia.

Pentigraf diciptakan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan bahan bacaan yang singkat, menghibur dan memiliki pesan moral. Sesuai dengan namanya, pentigraf ditulis dalam tiga paragraf. Hal-hal yang patut dicermati dalam penulisan pentigraf adalah memuat maksimal satu kalimat langsung, mengupas satu tokoh, mengandung 210 kata, berangkat dari pengalaman, memiliki kejutan di akhir paragraph (paragraph ketiga) dan memiliki elemen narasi (tema, tokoh, alur dan latar yang berkelindan jadi satu/ erat satu sama lain). Tokoh dapat berupa manusia, alam, hewan dan tumbuhan. Konflik yang dibangun berasal dari manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan. Pentigraf berbeda dengan stand up komedi maupun puisi panjang. Ia juga bukan curahan hati, melainkan mengangkat realita menjadi realita baru yang mengandung unsur sastra.

Webinar kali ini benar-benar memanjakan para peserta. Mereka tidak hanya berkesempatan mendulang ilmu dari pakarnya, tetapi juga menerima sertifikat pelatihan.

Terimakasih MediaGuru dan sukses selalu untuk Bapak M. Ihsan beserta timnya.