Sri Rahayu

Mari, berlomba-lomba dalam kebaikan, Fastabiqul Khoirot....

Selengkapnya
Navigasi Web

SUDAH TUA

Yasmin, anak gadisku yang barusan masuk SD, terbawa juga suasana nyaman belajar di rumah. Hehhehe. Maunya lihat TV melulu. Padahal, di rumah gak ada TV karena kami pikir, susah meminta anak untuk konsentrasi belajar jika TV ada di rumah. Jadi, kalau mau lihat TV, mereka ngungsi ke rumah Akungnya.

Siang ini, seperti biasa dia suka sekali bertanya untuk menguji kesenangan saya terhadap apa-apa yang dia sukai. Alahemmmm... Setengah berisik dia cerita apa saja yang dia lihat di TV, termasuk acara anak zaman saya kecil dulu, Kamen Rider. Entah seperti apa ceritanya. Yang jelas, setiap hari dia membicarakan ini sama kakaknya. Bahkan, si Kakak tahu dari mana negara pemain berasal. Dia bisa menyebutkan dengan jelas dari benua apa. Ya ampun... detil amat dia dan adeknya. Tetiba si Yasmin tanya, "Umi tau ini, Kamen Rider?"

Aku jawab aja enteng sambil beberes meja makan, "Tau, dong!"

Semakin antusias dia kayaknya, kenapa saya juga tahu si Kamen Rider.

"Ah, tadi itu seharusnya dia tidak menyimpan kotak boalnya sembarangan, ya, Mi. Jadinya pasti dia menang, gak kalah sama musuhnya!" seru Yasmin sambil muterrrr aja ngikutin saya bolak-balik dapur meja makan.

"Ehm.. apa itu kotak bola? Buat apa?" aku mencoba bertanyabalik. Penasaran juga apa itu Kotak Bola.

"Ah, Umi, nih. Itu yang dipakai Kamen Rider untuk berubah, kalau gak ada itu, mereka tak akan bisa berubah!" jelas Yasmin ini yang ngomongnya puanjang.

"Iya, Mi. Ah, Umi ni, sudah tua! Makanya gak tahu!"

terkikik juga saya mendengar kalimat mereka. Sudah tua, ya.

Ah, dan kalimat ini berhasil membuat saya berpikir merenung.

Bagaimana tidak. COba mereka ini melihat terus tontonan sepert ini tanpa filter, tanpa mau berbagi cerita. Ah, tentu hal yang mungkin tak sepatutnya mereka ikuti bisa dilahap begitu saja.

Saya lebih bersyukur. Diakrunia Tuhan kesempatan bagaimana mengarahkan mereka tanpa menekan atau memberi mereka larangan yang ketat sehingga tidak diam-diam menonton di luar pantauan orang tua.

Ah, memang. Sesuatu yang dilakukan dengan terus terang alias terbuka, tentu akan lebih baik hasilnya. Anak-anak jadi tidak merasa tertekan sehingga mau berbagi cerita. DI saat berbagi cerita, kita bisa menyelipkan nasihat yang tidak akan dirasakan mereka sebagai ceramah.

Panda-pandainya kitalah, menjadi orang tua. Bukan sekedar menjadi tua, atau sudah tua.

Orang tua yang berkualitas dan berkelas, insya Allah.

Baity Jannati, SIodarjo, 02082020

#Milad Hubby

#Tantangan Menulis Hari ke-42.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post