Cerita Lelucon Yang Membosankan
Sebuah desa yang tenang,dipimpin oleh seorang laki-laki yang bijaksana, bernama Kakek Ateng. Namun, setiap hari ada beberapa warganya yang sering bertandang kerumahnya untuk menceritakan masalah yang dihadapinya. Beberapa warga itu, mencurahkan hatinya berulang-ulang.
Hingga suatu hari, kakek Ateng berpikir harus melakukan suatu tindakan. Setelah dipikirkan secara matang, ia menentukan waktu untuk mengumpulkan semua warganya. Semua warga merasa heran dan bertanya-tanya, tetapi tidak ada yang mengetahui. Sampai pada waktunya, semua warga telah berkumpul, datang kakek Ateng.
Ternyata, kakek Ateng bercerita kisah yang dibubuhi lelucon hingga mengundang gelak tawa, semua yang hadir. Selanjutnya, tiga hari berselang, kakek Ateng mengumpulkan kembali semua warganya. Kakek Ateng, kembali menceritakan kisah yang dibubuhi lelucon yang sama. Namun, respon yang diberikan oleh warga desanya sedikit berbeda dari tiga hari sebelumnya.
Tiga hari kemudian, warga desa berkumpul kembali, karena diminta oleh kakek Ateng. Kali ini, warga yang berkumpul tidak sebanyak sebelumnya. Salah satu warga desa, pak Anto, memberanikan diri bertanya kepada kakek Ateng, “Kek maaf, kisahnya yang lain saja, kami bosan mendengarkannya” sambil kedua tangannya dirapatkan.
Kakek Ateng tersenyum, mendengar salah satu warganya protes. Dengan bijak dia berkata pada semua hadirin “jika kalian bosan mendengar cerita lelucon saya yang sama dan tak bisa tertawa kembali. Mengapa, masalah yang sama tetap saja kalian ceritakan dan membuat menangis ?” semua yang hadir terdiam dan menundukan kepala.
“Kalian dengan sadar, sering mengeluh pada masalah yang sama, tetapi tidak mencari cara dan mencoba menyelesaikannya” tambah kakek Ateng.
Beberapa warga yang sering berkeluh kesah terhadap kakek Ateng tersadar, “maafkan kami, kek” sambil berjalan satu per satu ke kakek Ateng untuk mencium tangannya.
#Hari ke 156
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah kakek Ateng cerdas. Keren bunda
Terimakasih apresiasinya bunda Karyani, semoga sukses selalu
Kakek yang bijak. Mantap kisahnya, Bun. Makasih yaa
Terimakasih apresiasinya bunda Ernasari, semoga sukses selalu
Mantap ulasannya
Terimakasih apresiasinya bunda Rismalasari, semoga sukses selalu
Keren bu. Salam literasi
Terimakasih apresiasinya bunda Rusdiana, salam literasi juga
Kakek Ateng yang bijaksana. Kisah yang menginspirasi. Salut
Terimakasih apresiasinya pak Eko, semoga sukses selalu
Waw,... jitu juga taktik kakek Ateng, hingga membuat warganya yetrsadar. Keren Bu Sri Rahayu.
Terimakasih apresiasinya pak Rochadi Arif Purnawan, semoga sukses selalu
Keren ceritanya Bunda. Semoga sehat dan bahagia selalu.
Terimakasih apresiasinya bunda Nanik, semoga sukses selalu