“Mengenai mobil bagus dan sopirnya yang lebih asyik dengan telpon selulernya daripada fokus pada stir dan jalanan padat merayap.. Mengenai gadis cantik bergaya bagai artis yang lebih asyik memegang HP daripada menjaga stabilnya stang sepeda motor. Inikah modern menurut anda ? Menurutku, modern itu disiplin dan tertib... Apalagi di jalan raya, tempat di mana nyawa sekarang sering tidak berharga karena kelakuan orang-orang seperti anda.”

6 Oktober 2014

Tulisannya sudah lama. Namun peristiwa yang saya alami seperti status di atas beberapa kali terjadi, bahkan sampai hari ini.

Kecelakaan di jalan semakin meningkat, dan jalan raya pun seolah menjadi mesin pembunuh nomor satu.

Ratusan orang meninggal sia-sia. Ribuan orang mengalami cacat seumur hidup atau terluka. Selama hampir tujuh belas tahun menjadi penglaju bersepeda motor sejauh kurang lebih 60 km pulang pergi, saya merasakan betul bagaimana perilaku berkendara yang semakin tidak tertib ini. Miris.

Berbagai macam rambu dan papan peringatan terpampang di mana-mana. Namun keberadaan garis lurus putih di jalan berkelok tidak menyurutkan nafsu untuk menyalip. Anak-anak di bawah umur, berboncengan tertawa ha ha hi hi tanpa peduli rambu-rambu semakin banyak berseliweran di jalan. Dan....................................................masih banyak lagi.

Sehingga kehati-hatian kita sering kali kurang signifikan dengan keselamatan di jalan karena masih banyak orang lain seenaknya sendiri.

Benarkah cermin budaya suatu bangsa dapat terlihat pada sejauhmana penduduk bangsa tersebut mematuhi aturan di jalan raya ? Jawabannya saya serahkan masing-masing. Namun saya ingin mencatat bahwa kepatuhan pada aturan di jalan raya dapat dijadikan gambaran seberapa besar kepatuhannya pada semua aturan yang diberlakukan di sebuah negara.

Berbicara tentang tertib di jalan raya, mengingatkan saya tentang betapa pentingnya disiplin dan bagaimana pentingnya kita menanamkan karakter disiplin pada anak-anak.

Menurut Elizabeth Hurlock dalam bukunya Perkembangan Anak (1970: 74), unsur-unsur disiplin yang diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, harus memiliki lima unsur pokok yaitu (1) peraturan, (2) kebiasaan,(3) hukuman, (4) penghargaan, dan (5) konsistensi.

Secara sederhana saya menguraikan bagaimana mendidik perilaku disiplin pada anak-anak itu adalah dengan mengerti, mengerjakan dan keteladanan.

1. Anak mengerti adanya peraturan, yakni pola yang diterapkan untuk tingkah laku, boleh dan tidak boleh

2. Anak dilatih untuk melakukan (mengerjakan) dan menaati peraturan tersebut

3. Anak menerima adanya konsekuensi-konsekuensi (akibat) dari sebuah tindakan, hukuman atas sebuah kesalahan atau menghasilkan sebuah penghargaan yang membanggakan.

4. Anak melakukan kebaikan tidak terbatas pada ruang dan waktu, di manapun harus dilakukan dengan kesadaran.

5. Orang tua memberikan keteladanan sehingga sikap disiplin akan tertanam dengan baik menjadi sebuah karakter positif.

Mengapa kita harus mengajari anak disiplin ?

Setidaknya ada beberapa manfaat yang dapat kita peroleh, antara lain anak akan

- memiliki keteraturan dalam mengelola waktu dan pola hidup

- memiliki jiwa peduli

- memiliki jiwa yang peka

- memiliki jiwa mandiri

- memiliki rasa percaya diri yang kuat.

Semoga anak-anak kita akan tumbuh menjadi pribadi berintegritas tinggi, cerdas dan mandiri.

Yuk, kita mulai dari sekarang dan dari diri kita sendiri......

Daftar Pustaka:

Hurlock, Elizabeth, 1970. Perkembangan Anak. Jakarta, Erlangga.

Gambar dari : https://i.vimeocdn.com/video/124849951_640.jpg