Janji adalah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara 2 orang di mana orang yang pertama mengatakan pada orang kedua untuk memeberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan akan digunakan maupun tidak. Janji juga bisa berupa sumpah atau jaminan ( http://id.m.wikipedia.org/wiki/janji#/search )

Dalam KBBI Online, defisini janji adalah 1) ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat; 2) persetujuan antara dua pihak (masing-masing menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu), 3) syarat, ketentuan (yang harus dipenuhi); 4) penundaan waktu; 5) batas waktu (hidup); ajal (https://kbbi.we.id/janji.html)

Orang yang berjanji memberi jaminan pada yang diberi janji. Saat para kontestan pilkada, pilgub, pilpres atau pil-pil yang lain sedang berkampanye, sejuta janji manis beribu mimpi ditawarkan. Diberikan. Diobral. Agar pendukungnya, pemilihnya dan orang yang diharapkan memilih percaya untuk menitipkan suaranya pada kandidat tersebut.

Janji suci pemuda kepada pemudi pun tak kalah manisnya, memberikan ribuan kalimat indah untuk hidup bersama. Memberikan kebahagiaan yang tiada tara.

Janji anak pada orang tuanya saat menginginkan sesuatu dan minta agar dipenuhi. Pokoknya te o pe deh.

Bahkan saya sendiri ingat betul, sesaat setelah Ramadhan tahun ini berakhir pernah berjanji pada diri sendiri (bertekad) akan meningkatkan ibadah. Kinerja harus lebih baik dari tahun kemarin. Lebih rajin menulis. Lebih sayang keluarga. Lebih bisa menjaga diri dan lain-lain.

Janji adalah hutang. Begitu sebagian besar orang mengatakannya. Karena janji adalah akad, sebagaimana artinya berupa ikatan yang selalu bersifat mengikat kedua belah pihak, baik yang mengucapkan janji maupun yang menerima janji.

Hukum berjanji adalah mubah, sementara hukum menepati janji adalah wajib. Sehingga melanggar janji sangat dilarang.

Allah berfirman. “Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.” (QS: Al-Maidah: 1).

Semua orang sudah sepakat bahwa perkara memenuhi janji bukanlah hal yang mudah. Butuh proses dan waktu. Lama atau sebentar amat relatif.

Apalagi jika janji itu memang memerlukan banyak tenaga, biaya dan pemikiran.

Menagih janji pada orang lain, juga memerlukan kearifan. Kata orang Jawa, kita tidak boleh sak idhet saknyet. Lihat situasi, sudah layak ditagih atau belum.

Janji-janji yang kadang membuat urusan menjadi ruwet.

Janji-janji yang membuat orang tidak sabar menanti.

Janji-janji yang membuat hidup kita lebih bergairah.

Janji-janji yang menumbuhkan harapan.

Dan begitu banyaknya kata “janji” yang kudengar hari ini.

Di TV, di media sosial, di surat kabar, di lisanku, lisanmu dan lisan kita.

Untukmu guru,

Berjanjilah untuk membimbing dan mengajari muridmu dengan baik

Berjanjilah untuk mendidik muridmu menjadi generasi terbaik

Karena janji Allah itu pasti,

“Wahai manusia ! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (syaitan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS. Fathir:5 ).

Manisnya janji dan beratnya amanah memenuhinya.

Lalu janjimu yang mana yang tidak kunantikan ?

Janji yang janji janji tinggal janji........

Yogyakarta, 12 Nopember 2017

Daftar Pustaka :

http://id.m.wikipedia.org/wiki/janji#/search

https://kbbi.we.id/janji.html

Gambar dari https://www.jetmag.com/life/giving-gospel-pinky-promise-founder/