Sri Rahmiyati

aku hanyalah seorang pembelajar..... ingin banyak tahu, dan banyak mau agar terbuka pemahamanku ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggugat Writer's Block

Menggugat Writer's Block

Writer's block adalah kondisi di mana pikiran buntu, otak serasa kaku, gagasan yang berjubel di kepala rasanya terhalang untuk keluar, kembali menghinggapiku. Tugas kantor, aktifitas di masyarakat dan tanggung jawab pada keluarga yang begitu padatnya, benar-benar membuatku selalu tergugu dan termangu di depan laptop. Apa yang kulihat, kuamati dan kudengar menumpuk di kepala namun tak sekali pun keluar berupa rangkaian kata-kata. Ide menguap, ketrampilan jari menyusun kalimat tak bermakna.

Penasaran dengan istilah writer's block yang tampak keren tapi menyiksaku ini, kubuka kembali tulisan bunda Upit Sarimanah di Gurusiana 23 Juni 2017.

Dalam ulasan beliau, writer's block bisa menghinggapi siapa saja dengan stadium yang berbeda-beda. Ada stadium ringan, sedang dan tinggi. Penyebabnya pun bermacam-macam dan yang menjadi catatan penting buatku adalah writer's block muncul karena kurang disiplin menulis (dicuplik bunda Upit dari buku Mengikat Makna Update Hernowo).

Memang benar apa yang beliau tuliskan dan saya benar-benar mengalaminya. Saat berkendara pergi atau pulang kantor, terkadang pikiran penuh dengan ide-ide. Ingin menulis membahas ini itu. Tapi begitu sampai di kantor atau sampai rumah, terlupalah semua yang menumpuk tadi.

Badan lelah dan tumpukan tugas rumah terkadang saya jadikan pembenar untuk tidak menuliskan sebaris kalimat pun. Beberapa kesempatan lomba menulis artikel, menulis puisi atau cerpen lewat sudah. Data untuk membuat laporan KTI tersimpan dalam map-map belum sempat tersentuh. Sejuta alasan kukemukakan pada diriku sendiri untuk membenarkan kemalasanku ini. Ah sudahlah....

Hingga pada suatu sore seorang teman menghubungiku lewat WA, yang intinya memintaku untuk berbagi pengalaman bagaimana memulai untuk menulis. Dan......saya hanya bisa ngeles...sambil menyuruh beliau membuka blog gurusiana. Meski jauh di lubuk hati, saya malu....semalu-malunya...hai hai...

Writer's block, memang menyiksa. Penderitaan ini dan bagaimana solusinya saya adukan ke pak Wiwien Winarto, seorang penulis 22 novel yang diterbitkan penerbit mayor GPU. Jawaban beliau “alihkan ke hal lain, jika pikiran buntu”...nah saya sering lakukan hal itu, tapi koq ya tetep buntu. Saran dari pak Wiwien yang dulu juga sering saya lakukan, ternyata saat ini tidak cespleng.

Lalu buka-buka internet menemukan tulisan Arry Rahmawan (arryrahmawan.net) tentang Bagaimana Cara Efektif Saat Kita Mengalami Writer’s Block ? Ada 25 tips dari beliau, tiga hal yang saya catat adalah:

- Mendaur ulang tulisan-tulisan lama, untuk memberi inspirasi tulisan baru

- Mengambil inspirasi dari comment box

- Mengundang orang lain untuk menulis (guest blogging)

Mengapa tiga tips tersebut yang saya ambil, karena itulah tips paling mudah yang saat ini bisa saya lakukan.

Langkah pertama yang saya eksekusi adalah mengambil harddisk eksternal, kemudian membuka-buka folder yang ada tumpukan idenya. Membaca satu persatu dari file yang berisi tulisan ngasal yang dulu sempat keluar dari benak dan saya tulis. Buat out line sederhana dari masing-masing tulisan tersebut untuk diselesaikan dan sempurnakan suatu saat kalau membutuhkan ide tersebut atau sedang mood dengan ide tersebut.

Langkah kedua, buka facebook, instagram, WA dan email. Mengumpulkan kata-kata indah yang pernah saya susun dan mengambil beberapa komentar yang nyambung. Pindahkan ke kertas lalu dibuat out line-nya juga. Simpan dalam file, semoga suatu saat dapat diselesaikan dan sempurnakan.

Langkah ketiga, mengundang orang lain untuk menulis (guest blogging). Saya hanya meniru mengundang orang lain, maksudnya saya berusaha mengajak beberapa teman untuk berkolaborasi menulis dengan tema yang sama. Saat ini memang belum selesai, namun minimal semangat menulis bersama akan lebih membuat kita rajin di depan laptop. Cara yang ketiga ini sedang saya manfaatkan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah. Menyamakan ide namun metode dan subjek objek penelitian berbeda.

Ketiga langkah yang saya lakukan ternyata banyak membantu dalam memunculkan ide-ide dan menyelesaikannya dalam bentuk tulisan. Semoga ke depan saya tidak ambeg-ambeg an lagi dengan ide yang keluar masuk dan timbul tenggelam.

Mampu mengalahkan rasa malas adalah perang yang sesungguhnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap tulisannya,

22 Oct
Balas

Terima kasih pak,

22 Oct

lanjut BU nulisnya.

22 Oct
Balas

Maturnuwun buu...

22 Oct

Wuih keren bun semoga bisa mengikuti dan melaksanakan tipsnya

22 Oct
Balas

Maturnuwun supportnya jeng,

22 Oct

Maturnuwun supportnya jeng,

22 Oct



search

New Post