Sri Rahmiyati

aku hanyalah seorang pembelajar ingin banyak tahu dan banyak mau agar terbuka pemahamanku

Selengkapnya
Navigasi Web

Menjadi Guru Komunikatif

“Kalau Ibu pindah, kami harus mencari kemana jika kangen atau butuh pencerahan dari Ibu?’

Sebuah sms masuk sebulan setelah SK mutasi saya terima.

Dari seorang anak yang belum pernah bertemu dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena dia anak IPS dan saya spesialis mengajar kimia kelas XII. Anak tersebut memang terasa dekat di hati.

Kedekatan siswa (anak) dan guru, hampir semua sudah mengalaminya. Dengan berbagai versi cerita dan keunikan masing-masing.

Membangun kedekatan dengan siswa merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh guru. Seorang guru harus mampu memahami dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas dan saat berinteraksi dengan siswa pada jam-jam di mana siswa berada dalam lingkungan sekolah. Kegagalan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pada umumnya, dan belum tercapainya pembentukan karakter siswa dapat dikarenakan oleh faktor komunikasi yang lemah.

Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan dalam membangun komunikasi dan menjalin kedekatan dengan siswa di sekolah,

1. Tebarkan Senyum Ramah.

Kadang-kadang seorang guru memiliki banyak masalah. Masalah administrasi guru yang tidak kelar-kelar, tuntutan harus menyelesaikan laporan kegiatan, masalah keuangan keluarga, masalah di lingkungan rukun warga, atau masalah nilai anak yang tidak memenuhi KKM. Dan itu seringkali membuat guru menjadi susah menarik garis bibirnya menjadikannya sebagai senyum. Hal ini bisa jadi menakutkan buat siswa. Padahal seulas senyuman adalah ibadah. Berdasarkan survei kecil-kecilan pada siswa, ternyata guru yang murah senyum lebih disukai daripada guru yang tidak pernah senyum. Apakah kita tidak boleh merengut karena marah ? Ya boleh saja, hanya mungkin melihat situasi dan kondisi. Gurunya selalu tersenyum manis, siswanya menjadi anak yang selalu optimis.

2. Suka Menyapa.

Menyapa siswa di pagi hari ketika mereka berebutan masuk ruang kelas, saat gerombol di jam-jam istirahat, atau setelah pembelajaran usai ternyata efektif untuk mengenal mereka lebih dekat. Apalagi hafal nama mereka, minimal nama panggilan kesayangan. Siswa akan bangga dikenal gurunya. Entah ada di mana posisi “kemampuan”nya dalam pembelajaran kita. Sudah menjadi rahasia umum bahwa guru biasanya hanya mengenal 3 siswa : pembelajar cepat, pembelajar lambat dan siswa yang sering membuat masalah. Dapatkah kita mengenal siswa lebih dari 3 kriteria itu ?

Menjaga wibawa sangat perlu, tetapi menjaga kewibawaan dalam keramahan jauh lebih perlu. Ada yang masih suka pasang wajah angker pada siswa ? Ubahlah supaya tidak cepat tua.

3. Dengarkan Bila Dia Bicara.

Biarkan mereka tahu bahwa kita tertarik untuk mengetahui tentang mereka. Kadang guru perlu bertanya pada siswa “apa yang terjadi” saat menjumpai mereka menunjukkan sikap gelisah, riang, senyum-senyum sendiri, melamun pas jam pelajaran, menyendiri dan sebagainya.Kadang kita harus begitu, karena seringkali mereka memerlukan perhatian kita. Jika mereka mau cerita tentang yang dialami, maka tugas kita menjadi pendengar yang baik

4. Mengikuti Trend

Saat lagu Noah yang berjudul Separuh Aku menjadi lagu kebangsaan anak-anak di sekolah, diam-diam saya ikut menghafalnya. Selain memang liriknya bagus, saya bisa ngobrol dengan siswa lewat lagu itu. Caranya kadang lewat ajakan menyanyi sambil duduk-duduk di bawah pohon kelengkeng saat jam-jam istirahat menunggu les atau ekstrakurikuler. Berbaur dengan siswa dalam suasana santai, kadang membuat mereka tidak sungkan untuk curhat, tentang apa saja dan bahkan tentang siapa saja. Gurunya kepo ? tentu saja tidak, kita butuh banyak informasi dari mereka tentang siapa mereka dan bagaimana kita sebagai guru. Mengikuti trend mereka, artinya kita tahu apa yang mereka inginkan, kita bisa masuk untuk memberi pengaruh positif. Guru lebih bijaksana

5. Menghargai Anak

Buatlah mereka merasa aman, pastikan kita bisa menghibur siswa ketika ia mengalami kegagalan, mengatakan sesuatu dengan cara yang lebih positif, menanggapi sesuatu dengan sabar adalah cara terbaik untuk berkomunikasi dengan mereka, Dan mereka pun merasa dihargai.

6. Rendah hati .

Kadang kita bisa lupa, saat bertemu dengan anak yang suka membuat masalah, ketemu anak yang masih tidak mampu mengerjakan soal meskipun sudah dijelaskan berulang-ulang. Kita marah, kita kecewa, bahkan tak sadar membanding-bandingkan dengan diri kita sendiri. Atau membandingkan dengan siswa yang lain. Menunjukkan kesombongan kita sebagai guru. Nah, jika itu terjadi marilah kita mencoba merendahkan hati.

Sikap rendah hati seorang guru mengandung makna bahwa dia sangat menghargai anak didiknya. Tidak memandang rendah terhadap siswa yang dianggapnya bodoh sekalipun. Guru yang rendah hati, siswa pun belajar rendah hati.

Guru komunikatif adalah guru yang berhasil menjalin komunikasi yang baik dengan siswa. Guru seperti ini kehadirannya akan selalu dirindukan. Guru yang dirindukan siswa mempunyai tugas khusus untuk menggiring siswa menjadi jauh lebih baik. Berbeda jenjang tentu saja berbeda juga cara berkomunikasinya. Dan kita harus banyak belajar untuk itu. Semoga bermanfaat dan marilah terus belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post