Puisi : Dalam Hening Doaku
Menyapamu pada pagi berembun,
dalam sujud sebelum fajar bergantikan temaram cahaya di ufuk timur sana
Pada setiap detik-detik udara malam berganti udara siang
biarkan kuhirup sepenuh rasa
sebagai bekal tuk habiskan waktu bersama matahari,
hari ini
Ibu
Kisahmu tentang air adalah cerminku semata
Biarkan alirku menuju tempat yang kusuka
suasana yang kuingin
Kadang aku akan mencair,
suatu saat menguap di udara
atau melayang menjadi awan dan bunga-bunga di angkasa
Pada saatnya nanti, jika aku menjadi hitam kelam dan menggumpal
Biarkan aku kembali turun, basahi luasan belantara di bumi
Hidupkan benih-benih kehidupan yang mungkin tersembunyi
di balik tanah-tanah kering, atau sungai kerontang tanpa gemericiknya
Begitu, dan akan selalu begitu
Ujudku mungkin bukan satu
meski hakekatku tetap ada bersamaNya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Air mengalir menyeruak sampai dilautan,alurmu sangat indah seindah puisimu bu...
Pembahasan tentang air ya Bu Sri. "Ujudku mungkin bukan satu meski hakekatku tetap ada."
Njih pak, saya ingat puisinya Emha Ainun Najib dalam Perahu Nuh, bhw kita hrs mencontoh air...yg bs berubah seperti apapun tanpa mengubah jati diri kita.
Maturnuwun bu Dati, atas kunjungannya di puisi saya, mohon bimbingan...