Sri Rahmiyati

aku hanyalah seorang pembelajar..... ingin banyak tahu, dan banyak mau agar terbuka pemahamanku ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Senandung Lagu Cinta

Senandung Lagu Cinta

Kutuliskan kenangan indah tentang

Caraku menemukan dirimu

Tentang apa yang membuatku mudah

Berikan hatiku padamu

.....................................

Telah habis sudah cinta ini

Tak lagi tersisa untuk dunia

Karena telah kuhabiskan

Sisa cintaku hanya untukmu

.....................................

Untukmu

Hidup dan matiku

Sayup-sayup senandung Virgoun dengan lagunya Surat Cinta Untuk Starla tertangkap di telinga. Ah betapa indah syairnya, khusus untuk kalimat yang saya ambil intinya. Dan tiba-tiba hati pun bergetar.

Berbicara tentang cinta, memang tak kan habis. Bahkan menurut Virgoun lagi ‘takkan habis sejuta lagu’, ‘teramat panjang puisi tuk menyuratkan cinta ini.’

Cinta kepada manusia, cinta kepada alam sekitar, cinta kepada dunia dan cinta-cinta yang lain. Cinta adalah keindahan tanpa warna, kesyahduan penuh makna, sejuta rasa dan tidak mampu dilukiskan dengan jutaan kata-kata.

Untuk cinta yang begitu dalam, sudahkan kita cinta Allah dan RasulNya sehingga cinta kita tak tersisa untuk dunia ?

Sering kita mendengar seseorang mengatakan "Aku cinta kepada Allah dan Rasul-Nya", atau seruan "Kita harus mencintai Allah dan Rasul-Nya." Tapi, apa sesungguhnya makna mencintai Allah dan Rasul-Nya itu ? Al-Azhari berkata, “Arti cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.” Menurut Al-Azhari lagi, “Cinta Allah kepada hamba-Nya adalah memberikan kenikmatan kepadanya dengan memberi ampunan.” Cinta merupakan suatu kewajiban. Cinta juga merupakan salah satu kecenderungan yang akan membawa hati seseorang pada sesuatu. Cinta kita pada Allah dan Rosul-Nya membawa kita untuk selalu taat pada perintah dan menjauhi laranganNya.

Bagaimana caranya agar kita bisa mencintai Allah dan RasulNya melebihi yang lain termasuk diri kita?

Sulit memang. Umumnya orang itu mencintai dirinya sendiri. Jika dia mencintai yang lain, itu karena dua hal. Pertama yang lain itu memberi kebaikan, kenikmatan atau kepuasan pada dirinya. Yang kedua adalah karena yang lain itu merupakan sebab atau perantara pada hal-hal yang memberi kebaikan, kenikmatan atau kepuasan pada dirinya. Contohnya manusia itu senang makanan karena memberi kepuasan pada dirinya. Dia juga suka kepada uang yang dengan itu, dia bisa mendapat makanan.

Agar kita bisa mencintai Allah, kita harus yakin bahwa Allah memberi banyak kebaikan, kenikmatan, dan kepuasan pada diri kita. Allah yang menciptakan diri kita. Allah menciptakan dua tangan, dua kaki, mata dan mulut kita.

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl: 78)

“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur” (Al Mu’minuun: 78)

Saat kita mencintai ayah ibu kita, pasangan kita, dan anak kita, ingatlah Allah yang menciptakan mereka semua. Tanpa Allah, mereka tidak akan ada bersama kita. Oleh karena itu kita harus mencintai Allah melebihi mereka.

Allah telah menciptakan semua untuk kita. Diri kita, keluarga kita, teman-teman kita, bumi, langit, beserta seluruh isinya. Nikmat Allah yang kita terima tidak akan bisa kita hitung.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An Nahl: 18)

Jika kita mencintai selain Allah melebihi rasa cinta kepada Allah, hanya akan membuat kita sedih. Karena selain Allah itu fana. Akan binasa. Jika bukan kita yang meninggalkannya, merekalah yang meninggalkan kita. Banyak orang yang frustrasi, depresi, dan putus asa karena lebih mencintai selain Allah.

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63).

Begitu juga cinta kita kepada Rasulullah, dalam QS An-nisaa: 59 difirmankan “hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan RasulNya.

Ayat tersebut menunjukkan bahwa kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Mena’ati apa yang beliau perintahkan dan meninggalkan apa yang beliau larang menurut hadits-hadits shahih yang disampaikan kepada umat manusia. Tidaklah kecintaan itu dengan banyak bicara tanpa mengamalkan petunjuk, perintah dan sunnah-sunnah beliau.

Cinta Allah dan RosulNya akan membawa kita pada banyak kebaikan. Membawa hati kita pada jalan kedamaian yang diridhoiNya.

Karena cinta Allah dan RasulNya itulah, maka hari ini kita menjadi cinta pula pada Ramadhan. Pastikan bagaimana cara kita menemukan Ramadhan begitu sangat berarti bagi kita. Sehingga kita ingin memberikan semua waktu kita untuk beribadah di bulan Ramadhan. Jika nafas Ramadhan sudah merasuk dalam hati dan jiwa kita, niscaya cinta akan tumbuh subur, kita akan memberikan hati dan tak ada cinta tersisa lagi

Meski di dalam Ramadhan kita diperintahkan untuk rela berlapar-lapar puasa, mengerjakan sholat tarawih yang bilangan rokaatnya lebih dari sepuluh raka’at, menahan kantuk dan letih demi malam Lailatur Qodar, melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an tiada jemu serta mengeluarkan zakat dan shodaqoh sesuai ketentuan. Semua terasa ringan dan begitu indahnya. Semua akan menimbulkan kenangan dan mimpi dalam yang selalu ingin kita ulang lagi. Jika Virgoun mencintai Starla hingga habis rasa cinta untuk dunia, mengapa kita tidak mencintai Allah dan RosulNya lebih besar dari itu ?

Bulan Ramadhan tinggal beberapa jam lagi, sebelum berpisah buatlah kenangan terindah bersamanya dan terus berharap semoga di tahun depan akan berjumpa kembali.

Wallahu a’lam.

Piyungan, 22 Juni 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Buat merinding, Ramdhan akan pergi, dengan menyisakan cinta kita semakin dalam kepada NYA.

23 Jun
Balas

Aamiin...semoga kita makin cinta padaNya..

23 Jun

Betul banget bu, mencintai Allah melebihi segalanya... Saya juga suka lagu itu menyentuh hati dan bikin kangen

22 Jun
Balas

Kangen untuk selalu mencintaiNya ya bu...

23 Jun

Cinta Allah kepada hambanya seharusnya menjadikan kita semakin bersyukur dengan mencintai-Nya

23 Jun
Balas

Semoga kita termasuk golongan di dalamNya ya bu, hamba yg selalu bersyukur..

23 Jun

Sepakat dengan kalimat, "Agar kita bisa mencintai Allah, kita harus yakin bahwa Allah memberi banyak kebaikan, kenikmatan, dan kepuasan pada diri kita." Insyaa Allah memberi keberkahan.

22 Jun
Balas

Aamiin, terima kasih pak Yudha

22 Jun

"Jika kita mencintai selain Allah melebihi rasa cinta kepada Allah, hanya akan membuat kita sedih. Karena selain Allah itu fana.", adalah dua kalimat yang menyentuh batinku, Bu.

23 Jun
Balas

Jika tidak ada bahu utk bersandar, pastikan bahwa ada tempat utk bersujud.... Seringkali kita kecewa jika berharap pada sesama makhluk, maka harap kita hanya pada Allah semata. Intinya begitu njih pak, saya juga sepakat. Terima kasih...

23 Jun

Smoga saja cinta akan tumbuh semakin subur, karena nafas2 Ramadhan sudah merasuk ke dalam hati dan jiwa kita....Subhanallah, dahsyat...

23 Jun
Balas

Aamiin....terima kasih bu, Selamat menjalankan ibadah, semoga semua amalan ibadah kita diterima Allah SWT.

23 Jun



search

New Post