Sri Rejeki Arif, S.Pd., M. Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menyimpan kisah di Penginapan Malino

Di tepian bukit Malino, terdapat sebuah penginapan tua yang ditinggalkan selama bertahun-tahun. Beberapa waktu yang lalu, penginapan tersebut diubah menjadi tempat menginap sementara dan di sulap menjadi bagus untuk siswa-siswa sekolah yang sedang mengikuti kegiatan refresing. Namun, tak lama setelah mereka tiba, kabar-kabar aneh mulai beredar di kalangan siswa.

 

Malam itu, sebuah kelompok siswa tengah duduk bersama di ruang tengah penginapan. Mereka berbagi cerita seram dari desa sekitar, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Salah satu siswi, ratih, tampak pucat dan menatap ke arah pohon besar dan lorong gelap yang mengarah ke kamar-kamar penginapan. 

Heii, kau tahu nggak? Katanya, dulu ada seorang penjaga penginapan ini yang hilang tanpa jejak," ujar aril dengan mata berbinar-binar."

Apa?" sahut Ratih dengan nada cemas. "Jangan bercanda seperti itu, aril...Ini kan sudah cukup menakutkan."

Namun, suasana semakin tegang ketika lampu tiba-tiba padam. Siswa-siswi itu menjerit dan mencoba mencari sumber lampu darurat. Setelah beberapa saat, lampu kembali menyala, tapi ada yang tidak beres. Sebuah bayangan kelam melayang di ujung penginapan, dan suara pintu belakang penginapan ada yang berdesis dan mengagetkan seketika

Dalam kamar-kamar, siswa-siswi  mulai merasakan kehadiran yang tidak kasat mata. Pintu kamar yang sebelumnya terkunci tiba-tiba terbuka sendiri, dan suara bisikan samar-samar terdengar di telinga mereka. Beberapa siswa yang berani mencoba mencari tahu apa yang terjadi, memasuki lorong-lorong gelap dengan senter di tangan.

Di tengah malam, Ratih yang tak tahan dengan ketakutannya, memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mencari teman-temannya. Namun, begitu dia melangkah keluar, dia melihat bayangan yang berdiri di ujung lorong. Bayangan itu menatapnya dengan mata merah menyala. Tanpa ragu, ratih langsung berlari kembali ke kamarnya, pintu kamar ditutup rapat, dan dia mencoba menyembunyikan ketakutannya dengan menutupi selimut di atas kepalanya.

Keesokan paginya, siswa-siswa bangun dengan wajah lelah dan mata sembab. Mereka saling bertukar cerita seram tentang pengalaman yang mereka alami semalam. Meskipun mereka berusaha meyakinkan satu sama lain bahwa itu hanya imajinasi, tetapi tak ada yang bisa menghilangkan rasa ketakutan yang menyelubungi penginapan Malino.

Sejak kejadian itu, banyak siswa yang menolak menginap di penginapan tersebut. Cerita-cerita seram pun terus berkembang, menciptakan legenda ketakutan yang membuat nama Malino dihantui oleh kejadian misterius di penginapan tua itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post