SRI REJEKI RETNOSARI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

ANTON (ANAK MINTA MONTOR)

Hampir diberbagai daerah, dipelosok tanah air ini setiap Sekolah Lanjutan Menengah Tingkat Atas (SLTA) memiliki lahan parkir yang begitu luas hasil dari alih fungsi yang semula mungkin halaman tempat bermain, lorong atau gang tempat orang leluasa berjalan atau jalan sebagai tempat mobil yang semula leluasa lewat, semua itu sekarang menjadi tempat parkir, korban dari majunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sebagian besar siswa sekarang berangkat sekolah mengendarai sepeda motor sendiri. Siswa yang berangkat sekolah naik kendaraan umum atau membonceng teman bisa di cap oleh temennya sebagai anak orang miskin. Jadi bagi siswa yang dari kecilnya kurang diberi bekal atau pengertian-pengertian tentang kondisi ekonomi orang tua dia akan minder atau malu jika ke sekolah tidak mengendarai motor sendiri.

Sebut saja namanya Anton, anaknya kalem, pendiam, berkulit putih, postur tubuhnya kecil, imut, rajin, tdak pernah tidak berangkat sekolah dan secara akademis anaknya pinter. Dia sekolah di sebuah SLTA Negeri di Jawa dan hampir semua guru yang mengajar dia mengenalnya. Di kelas sepuluh prestasi belajarnya masuk lima besar. Akan tetapi dikelas sebelas semester empat terjadi perubahan besar.

Awalnya beberapa kali dan sering diulang tidak masuk dengan surat ijin orang tua, ada yang ijin sakit dan ada yang ijin kepentingan keluarga. Karena terlalu seringnya ijin sakit atau kepentingan keluarga, banyak guru yang meragukan surat ijinnya. Akhirnya wali kelas berusaha untuk menayakan langsung ke Anton. Pada awal ditanya Anton diam, selang beberapa menit kemudian menjawab dengan lirih dan ragu seperti ada sesuatu yang dipendam dihatinya. Anton menjawab : “Betul Bu saya sakit.dan kemarinnya lagi saudara saya ada yang meninggal”. Akan tetapi wali kelas menangkap ada mimik muka yang tidak jujur. Akhirnya wali kelas mengulang pertanyaannya lagi. Tapi malah anton menjawabbya dengan sedikit nada tinggi : “ Ya sudah lah terserah bu guru mau ngga percaya juga ngga apa-apa ko ! “. Wali kelas semakin bertambah penasaran, dalam hatinya ia menebak : “Pasti Anton ada apa-apanya ini, pasti ada masalah!”

Suatu hari pada jam istirahat ada empat siswa teman sekelasnya Anton masuk kantor guru untuk mengumpulkan tugas Bahasa Inggris. Melihat anak walinya, segeralah wali kelas memanggil ke empat siswa tersebut untuk mendekat. Kemudian wali kelas berusaha untuk menggali informasi tentang Anton dari teman sekelasnya. Dari keterangan mereka mengatakan bahwa Anton itu sedang minta sepeda motor ke orang tuanya. Dia tidak masuk sekolah karena curahan kekesalan hatinya pada orang tua yang tidak mau membelikan sepeda motor. Padahal Anton merasa keluarganya bukan tergolong keluarga miskin.

Wali kelas dengan dibantu BK akhirnya mengundang orang tua Anton untuk menyelesaikan masalah. Hasil dari pertemuan diusahakan untuk melakukan pendekatan untuk memberikan pengertian-pengertian oleh wali kelas dan BK. Akan tetapi ternyata tidak ada hasil. Akhirnya orang tua memutuskan akan membelikan sepeda motor.

Kemudian Anton dibelikan sepeda motor secound oleh orang tuanya. Dan ternyata betul setelah dibelikan sepeda motor menjadi rajin berangkat sekolah. Akan tetapi itu hanya berlansung sekitar dua bulan dan kebiasaannya terulang kembali. Ketika ditanya oleh wali kelas komentarnya sama dengan kasus sebelumnya terlihat ada ketidakjujuran pada jawabannya. Wali kelas menggali informasi kembali kepada teman-temanya dan diperoleh keterangan lagi kalau Anton minta sepeda motor yang baru, bukan sepeda motor baru yang biasaan tapi sepeda motor baru yang besar dan bisa untuk balapan.

Pertemuan antara Wali kelas, BK dan orang tua untuk membahas masalah inipun ditempuh lagi. Untuk kali ini orang tua Anton merasa benar-benar tdak mampu dan tidak punya uang untuk membeli sepeda motor tersebut. Akhirnya diputuskan penyelesaian masalah Anton dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang maksimal, tapi nyatanya tidak tercapai juga karena Anton keras hati dan tidak akan ke sekolah sebelum dibelikan sepeda motor baru. Akhirnya walikelas dan BK terhambat komunikasinya karena Anton tidak pernah masuk sekolah lagi dan juga jarang dirumah. Akhirnya orang tuanya pasrah, selang tiga minggu datang kesekolah untuk mengajukan pengunduran diri.

Bagaimana nasib Anton sekarang?..... Dimana Anton?......... Tidak ada kabar beritanya.

Orang tua, wali kelas, BK, semua guru dan semua teman-temannya bingung, kenapa Anton yang semula tergolong anak baik dapat berbalik 180 derajat. Merka berusaha untuk menebak penyebabnya. “Mungkin dulu waktu kecil terlalu disayang, segala macam keinginannya selalu dituruti. Munglin salah pergaulan. O.... ya dia kan baru pulang dari 3 bulan praktek di Industri, waktu akhir semester tiga, mungkin itu berpengaruh.” Dan masih banyak komentar-komentar tebakan yang semakin lama akhirnya masalah itu surut oleh kesibukan mereka masing-masing.

Sekarang bagaimana yang harus dilakukan agar tidak terjadi generasi-generasi Anton berikutnya.

Bagi orang tua peristiwa ini akan menjadi pelajaran untuk berikutnya dapat mendidikan anak dengan berhati-hati. Gali informasi tentang masalah anak dan bagaimana cara mengatasinya, dapat cari diinternet atau langsung konsultasi dengan psikolog.

Bagi guru dan para pendidik, mungkin ini dapat dipakai sebagai bahan atau materi orientasi siswa baru, untuk diceritakan kepada mereka.

” Ini lho... hal-hal yang dapat terjadi pada diri kalian (siswa baru) nantinya. Bagaimana kalian mendengarkan cerita nyata ini? Malu kan, kalau terjadi pada diri kalian? Cerita ini akan menjadi pengingat untuk kalian jika hal itu terjadi pada diri kalian nantinya.”

Mungkin itu sebagian kecil kata-kata untuk materi orientasi siswa baru. Dan bahkan para guru dan pendidik akan mempunyai kalimat dan tekhnik penyampain yang lebih bagus lagi dan lebih mengena lagi. Yang terpenting disini adalah marilah kita mengurangi tumbuhnya generasi-generasi Anton berikutnya,

Penulis adalah peserta SaGuSaBu SMK Negeri 1 Kaligondang-Purbalingga

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post