SRI REJEKI RETNOSARI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

ISENG YANG FATAL

Sepeda motor pada jaman sekarang ini sudah menjadi kebutuhan transportasi pokok. Hampir setiap rumah memiliki sepeda motor. Dalam satu rumah, satu anggota keluarga satu sepeda motor. Bahkan ada juga yang jumlah motornya melebihi jumlah anggota keluarga.

Seperti halnya disekolah-sekolah menengah lanjutan atas, hampir seluruh siswa berangkat sekolah dengan mengendarai motor meskipun mereka belum memiliki surat iijin berkendara. Bukan hanya siswa SLTA, murid SLTP pun sudah ada yang berangkat dengan menggunakan sepeda motor. Cuma bedanya disini kalau siswa SLTP masih diam-diam karena memang aturannya siswa SLTP tidak boleh berangkat sekolah menggunakan sepeda motor, dan mereka biasanya memparkirkan sepeda motornya di rumah-rumah penduduk sekitar untuk tidak diketahui gurunya.

Penggunaan sepeda motor yang telah merambah ke anak-anak yang belum saatnya atau masih dibawah 17 tahun, akhirnya menimbulkan banyak masalah. Mulai dari permasalahan yang serius seperti pencurian sepeda motor dengan pelakunya anak-anak, gang motor anak-anak dan lan-lain, sampai ke masalah yang sepele seperti yang terjadi pada sebuah sekolah yang akan diceritakan berikut. Dan masalah yang sepelepun akhirnya jadi masalah serius juga.

Disebuah SMK yang seluruh siswanya hampir 90% laki-laki, 85% siswanya berangkat sekolah menggunakan sepeda motor sendiri dan 15% adalah siswa yang naik kendaraan umum dan siswa yang antar jemput orang tua. Di satu kelas XI sering terjadi masalah yang menimpa sepeda motor milik siswa.

Masalah pertama adalah tutup pentil roda yang hilang, roda depan dan belakang. Si empunya sepeda motor menganggap itu sepele, maka kejadian itu dibiarkan. Pada dua hari berikutnya dua spion di miring-miringkan, ini terjadi pada sepeda motor yang lain lagi milik siswa dalam satu kelas, itupun kemudian dianggap sepele dan dibiarkan saja. Selang beberapa hari kemudian ada tangan beraksi lagi ada batu-batu kecil masuk kedalam knalpot, ini juga terjadi pada sepeda motor yang berbeda dan pemiliknya sama anak satu kelas dengan anak-anak yang kemarin motornya dijahili juga.

Kasus yang ketiga ini sudah tidak bisa dianggap sepele, siswa pemilik sepeda motor agak geram juga, akan tetapi tidak dapat berbuat apa-apa karena tdak tahu pelakunya.

Kasus berikutnya terjadi lagi setelah empat hari dari kejadian knalpot sekarang kejadian pada rem tangan. Pada tuas rem tangan di ganjal dengan lipatan kecil tebal dari kertas. Ini ketahuan ketika pulang sekolah, motor distarter kemudian digas dan jalannya sepeda motor dirasa berat dengan tarikan gas kencang. Kemudian dia cek seluruh kondisi motor, ternyata semua baik-baik saja. Kemudian dia menstarter sepeda motor sambil menarik rem tangan dan ada kertas kecil jatuh dari tuas rem tangan. Dia baru tahu kalau ternyata ada kertas yang mengganjal dituas rem. Pemilik sepeda motor juga tidak dapat berbuat banyak dia hanya mengeluh kesal.

Kejadian beberapa hari kemudian ada lagi, lebih parah dan menjengkelkan lagi ban sepeda motor dikepesi. Sipemilik sepeda motor juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya mengeluh dengan geram. “Siapa sih pelakunya. Awas nanti kalau ketahuan!”.........

Selang beberapa hari kemudian, agak lama dari kasus ban kempes terjadi lagi. Kali ini kabel penutup busi dilepas. Saat siang hari pemilik sepeda motor menstarternya, sepeda motor tidak nyala. Berulang-ulang menstater tidak nyala-nyala juga. Distarter dengan menginjak pedal juga tidak nyala. Dan ternyata setelah di cek, kabel businya lepas.Si pemilik sepeda motor juga tidak dapat berbuat apa-apa. Tapi dalam hatinya dia mempunyai ide untuk menyelidik. Karena dirasa semakin hari sipelaku kelihatannya makin senang dan puas melihat korban yang tidak bisa berbuat apa-apa cuma hanya mengeluh geram dan kesal. Kelihatannya si pelaku meras semakin GR semakin merasa besar kepala. “Wah ternyata teman-teman pada cemen tidak ada yang berani, melapor pun tidak” mungkin itu omong besarnya sipelaku.

Kejadian itu terjadi pada siswa dalam satu kelas. Kemudian ada beberapa siswa korban sepakat untuk menyelidiki dan mengintai pelaku. Mereka bergiliran mengawasi tempat parkir, mereka mengawasi motor-motor yang belum pernah dijahili, sepeda motor milik teman sekelasnya.

Pada saat penigntaian, si pengintai melihat teman sekelasnya sendiri dengan langkah mencurigakan, tengok kanan-kiri menghampiri motor teman sekelasnya kemudian jongkok, kemudian pergi. Pengintai tidak tahu apa yang dilakukannya karena dia langsung pergi mencari teman sekongkolannya dan menceritakan kejadian barusan. Kemudian mereka bermusyawarah, menunggu biar pemilik sepeda motor tahu sendiri atas kejadian yang menimpanya.

Setelah siang jam pulang tiba terlihat pemilik sepeda motor yang tadi dijahili dengan tenang menstarter sepeda motornya, kemudian menjalankannya dengan kecepatan sedang. Teman pengintai yang sekongkol menguntit dari belakang. Terlihat didepan pintu gerbang banyak sepeda motor yang sedang antri dengan diatur saptam sekolah menunggu antrian untuk dapat menyebrang. Dengan santai pada posisi sudah dekat dengan antrian paling belakang dia menurunkan kecepatan motornya sambil menginjak pedal rem. Tapi apa yang terjadi. Dia tidak dapat mengendalikan rem dan reflek dia langsung membelokkan arah sepeda motornya dan terjatuh ke kiri, untungnya dia tidak sampai menabrak sepeda motor antrian paling belakang. Kemudian para penguntit yang sekongkol menolongnya dan setelah di cek ternyata setelan remnya berubah menjadi dalam sekali. Mereka berkomentar kesal : “ Sembarangan, Kalau ini sudah keterlaluan tidak dapat ditolerir lagi ini, tunggu balasan kita!.... Ada yang komentar juga : “Tenang Bro.... ini kejadian terakhir besok-besok ga akan terjadi lagi. Lihat aja besok...... Kita akan bersorak gembira !

Setelah kejadian itu kemudian mereka berkumpul untuk merencanakan bagaimana cara mereka membalas perbuatan temen sekelasnya itu. Yang mereka herankan adalah, kenapa yang dijahili hanya sepeda motor teman-teman sekelasnya saja...

Hari besok yang ditunggu tiba, suasana sekolah seperti biasa dan suasana kelas sedikit berbeda, mereka ribut menceritakan kejadian temannya yang jatuh kemarin, ada yang kesal, ada yang mengumpat ada yang nyumpahi si pelaku. Tapi ada juga yang justru hepi-hepi tidak menggubris cerita mereka dan itu adalah mereka yang telah merencanakan sesuatu untuk si pelaku.

Bel panjang tanda berakhir pelajaran selesai. Setelah berdoa mereka berhamburan keluar. Siswa yang bersekongkol sengaja keluar paling belakang dengan lambat sambil berbisik-bisik keteman yang tidak tahu permasalahan : “ Nanti kalo si ANJA (Anak Jail) kenapa-kenapa biarkan saja, jangan ditolong, karena dia yang selama ini suka jahil dengan sepeda motor teman-teman”.

Sesampainya mereka ditempat parkir, mereka melihat ANJA sedang kesal melihat kearah ban sepeda motornya. Ban depan dan belakang kepes. Dengan berat hati, malu dan kesal dia terpaksa menuntun sepeda motornya ke bengkel depan sekolahan. Tidak ada satu teman sekelasnya yang menolong, malah mereka mencibir ketika melewati si ANJA yang sedang jalan menuntun motor. “ Kenapa Bro.... ko motornya dituntun....” ; “Da.... selamat bercape-cape.....” ; “ O..... begini ya rasanya kalau motornya rusak...Uhhh...” ; Dan seterusnya banyak komentar dari teman-temannya. Si ANJA malu bukan kepalang.

Keesokan harinya ANJA tidak masuk sekolah. Hingga tiga hari berturut-turut tidak masuk sekolah tanpa ada keterangan apapun. Akhirnya Walikelas merasa kehilangan, kemudian menghubungi orang tua ANJA lewat telephone. Dari keterangan orang tua ANJA tidak masuk sekolah karena dikerjain atau dijahili sama temen-temen sekelasnya dengan dikempesi ban motor depan dan belakangnya. Saat itu wali kelasnya juga baru tahu dan saat itu juga melalui telephone wali kelas mengharapkan kedatangan orang tua untuk segera menyelesaian masalah disekolah sebelum berlarut-larut dan meminta untuk ANJA besok bisa masuk ke sekolah.

Keesokan harinya ANJA masih tetap belum masik, dan orang tuanya pun tidak datang kesekolah, orang tua memberi informasi melalui telephone bahwa kalau dia tidak bisa datang kesekolah dan ANJA juga tidak mau berangkat sekolah. Dan besok harinya ANJA tetap belum berangkat kesekolah.

Hingga beberapa hari ANJA tidak kunjung datang kesekolah, dan pada suatu saat akhirnya orang tua datang kesekolah sendirian tanpa ANJA. Katanya ANJA tetap tidak mau berangkat karena jengkel kepada teman-temannya yang telah mengerjainya. ANJA sudah tidak mau sekolah lagi. Dia menyampaikan ini dengan nada menuntut agar sekolah bisa bertanggung jawab atas kejadian ini. Dan orang tua karena baru mendengar informasi sepihak dari ANJA dia seperti menyalahkan teman-teman sekelasnya ANJA.

Kemudian wali kelas yang sebelumnya sudah mencari keterangan kepada teman-teman dikelasnya kemudian menjelaskan kalau sebetulnya yang memulai semua itu adalah ANJA, sambil wali kelas mendatangkan satu persatu teman-temannya yang pernah dijahili ANJA untuk memberi keterangan. Dan yang membuat ANJA tidak mau sekolah lagi karena malu bertemu dengan teman-temannya setelah dia melakukan banyak kejahilan-kejahilan.

Dari pihak guru, BK dan orang tua berusaha untuk membesarkan hati ANJA agar kembali ke sekolah, dan teman-teman sekelasnya juga sudah diberi pengertian dan sudah memaafkan apa yang pernah dilakukan kepada mereka, dan mereka juga sudah meminta maaf kepada ANJA. Teman-teman sekelasnya siap menerima ANJA kembali. Tapi ANJA tetap tidak mau kembali bersekolah lagi. Dan orang tua akhirnya menyatakan untuk mengundurkan diri.

Dari cerita diatas, betapa rapuhnya jiwa seorang remaja yang bernama ANJA. Yang pada awalnya begitu berani, begitu PD untuk mengerjai teman-temannya. Apa yang menyebabkan dia menjadi rapuh seperti itu. Atau mungkin dia terlalu dimanja oleh kedua orang tuanya, atau mungkin ketika masa kecil tidak pernah bergaul dengan teman-temannya, tidak pernah merasakan bertengkar dengan teman-temannya dan dia tidak pernah dihadapkan pada suatu masalah diluar pengawasan orang tua. Sehingga disaat dia besar yang mengharuskan dia lepas dari pengawasan orang tua kemudian dihadapkan pada suatu permasalahan akhirnya hatinya langsung patah.

Oleh karena itu marilah kita sebagai orang tua harus pandai-pandai mendidik anak kita. Sesuatu hal yang salah yang dilakukan oleh anak kita atau hal yang salah yang dilakukan oleh anak orang lain terhadap anak kita sendiri, akan menjadi suatu pelajaran berharga bagi jiwa anak dimasa yang akan datang. Akan menjadikan jiwa anak kita kuat. Apapun masalah dan kesalahan yang menimpa anak kita waktu kecil sampaikan padanya selalu pemikiran-pemikiran positif dan pendapat-pendapat positif atas kejadian yang dialaminya.

Marilah kepada semua orang tua untuk senang menggali informasi tentang bagamana kita mendampingi dan mengawal anak kita dalam mengarungi perubaha-perubahan pada perkembangannya hingga kelak dia akan memiliki hati dan jiwa yang kuat dalam hidup mandirinya. Banyak informasi yang bisa kita dapatkan dari buku, internet dan media komuniksi lainnya.

Penulis adalah peserta SaGuSaBu SMK Negeri 1 Kaligondang-Purbalingga

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post