SRI REJEKI RETNOSARI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

REHADISE

Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu program pembelajaran yang wajib dilaksanakan oleh setiap siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebuah program untuk melatih siswa praktek kerja langsung di dunia usaha atau dunia industri (DUDI), dengan kurun waktu tertentu, sekitar 3 sampai dengan 6 bulan. Mereka bekerja di DUDI pada bidang yang disesuaikan dengan kompetensi keahlian/ jurusannya.

Waktu pelaksanaan Prakerin yang cukup lama, jauh dari pamantauan pihak sekolah sangat memungkinkan terjadinya hal-hal yang menyimpang pada siswa. Apalagi untuk siswa yang melaksanakannya jauh di lain kota, mereka harus kost/ hidup sendiri, berarti mereka juga jauh dari pantauan keluarga.

Mereka diperlakukan hal layaknya seperti karyawan lainnya dalam bekerja. Berangkat pagi dan pulang sore seperti waktu kerja karyawan. Yang berbeda dari siswa prakerin dan karyawan asli adalah kalau karyawan dapat gaji, sedang siswa prakerin tidak diberi gaji. Selain itu karyawan yang melanggar aturan tata tertib akan diberi sangsi dimana imbasnya pada gaji yang diterima, sedang siswa prakerin yang melanggar tata tertib pemberlakuan sangsi biasanya diserahkan kesekolah. Karena posisi anak yang jauh dari pantauan langsung sekolah kadang membuat aturan yang di berlakukan kepada siswa prakerin terhambat, dan aturan yang biasa dicanangkan disekolah dapat berjalan disiplin, ketika aturan diberlakukan kepada siswa prakerin menjadi bisa dikata lemah.

Kejadian siswi hamil biasanya akan ketahuan setelah selesai prakerin. Mengapa kadang kegiatan bagus seperti prakerin sering yang disalahkan. “ Gara-gara prakerin dia jadi hamil”.... itu kata-kata yang sering muncul. Memang benar kejadian siswi hamil di sebuah SMK biasanya terjadi pada siswi yang baru menyelesaikan prakerinnya. Terutama untuk siswi yang pengalamannya kurang, tidak pernah pergi jauh, kemudian dia harus prakerin tinggal terpisah dengan orang tua, kemudian baru mengenal temen – teman/ karyawan baru, ibaratnya disini baru mengenal dunia luar (KUPER). Sangat memungkinkan sekali mereka berpotensi melakukan penyimpangan. Maksudnya penyimpangan disini adalah penyimpangan yang mengarah pada pergaulan yang lepas kontrol yang berakibat kehamilan diusia sekolah.

Kadang kita timbul pertanyaan atas kejadian ini, apakah penyebabnya dan siapakah yang salah atas kejadian ini?.

Banyak faktor penyebab dari kejadian ini diantaranya penanaman pendidikan agama sejak dini yang kurang, hubungan ikatan yang kurang kuat dan kurang perhatian dari keluarganya, konsumsi tontonan televisi dan internet yang dapat memperngaruhi jiwa dan perasaan pada diri remaja dan masih banyak sekali faktor lainnya. Dan dalam hal sekolah tidak dapat disalahkan, akan tetapi tidak berarti sekolah tidak peduli dengan kejadian ini. Sekolah harus dapat selalu berusaha untuk dapat mengendalikan siswinya agar kejadian ini tidak terjadi. Sekolah harus melakukan tindakan seperti mempelajari kemungkinan-kemungkinan penyebabnya, sehingga akan muncul ide-ide untuk dapat mengatasi masalah dan meminimalisir kemungkinan penyebabnya.

Remaja hamil diusia sekolah (REHADISE). Hal yang perlu diperhatikan pada siswi kita disekolah, ada dua tipe siswi/ remaja yang cenderung untuk melakukan penyimpangan. Tipe yang pertama adalah siswi pendiam, anaknya pintar, rajin dan penurut. Ini kadang diluar dugaan semua pihak. Untuk siswi tipe ini adalah siswi yang tidak berani melawan, tidak berani menolak dan siswi yang penurut selalu menerima sesuatu apapun yang diberikan kepadanya walaupun sebenarnya hatinya menolak. Dan biasanya kejadian ini terjadi pada siswi yang baru mengenal pacaran dan kejadian biasanya hanya dengan satu pasangan.

Tipe yang kedua adalah tipe siswi yang memang sudah memiliki sifat dan karakter tidak baik. Karena mungkin dari kecil atau sekitar usia kelas 5 atau 6 SD dia sudah mengenal pacaran dan sering melihat tontonan-tontonan konsumsi orang dewasa. Satu kali dia mengenal yang namanya seks, dia akan ketagihan sehingga ketika pada suatu saat putus cinta dia akan segera mencari penggantinya dan setiap kali ganti pacar dia akan melakukan hubungan seks, sehingga ketika dia hamil akhirnya terkadang tidak ada pacarnya yang mau bertanggung jawab. Na’udzubillah mindalik.

Dan yang lebih parah lagi dari tipe remaja yang kedua ini, dia tidak hamil, karena dia sudah tahu kontrasepsi, dan dia begitu percaya dirinya mengatakan “ Mending aku yang dicap anak ngga bener, tapi kan aku ngga bikin malu keluarga sampai hamil !”..... Dan dia tidak sadar bahwa kata-katanya itu justru sedang membuka aibnya dan sedang mempermalukan keluarganya.

Oleh karena itu, marilah kita sebagai orang tua harus tahu kondisi anak pada setiap perubahan dalam perkembangannya baik secara fisik maupun mental. Kita harus tahu kalender rutin kapan anak kita haid, berapa interval dari masa haid sampai masa haid bulan berikutnya, cenderung cepat, normal atau lebih lama. Jangan kemudian kita mengetahui kondisi anak dari laporan-laporan tidak baik dari orang lain atau teman. Disini kita juga harus dapat menerima pendapat dan laporan dari orang. Kita tidak boleh terlalu percaya dengan anak kita. Kalau ada orang lain yang menyampaikan sesuatu hal yang tidak baik kepada kita berarti memang anak kita sudah melebihi batas. Sebelum kejadian yang semakin tidak baik terjadi. Jangan kemudian kita justru melabrak orang yang melapor. Kita harus sabar menerima laporan, terima dulu laporan, tampung dulu, kemudian kita selidiki dan cari kebenarannya. Jangan terus kita melabrak orang, justru anak kita akan malu kalau melihat orang tuanya bersitegang dengan orang lain apalagi sampai ada tindakan memukul.

Marilah kita selalu mendoakan anak kita untuk selalu berada dalam jalan lurus, jalannya Allah SWT. Menjadikan anak soleh dan solihah yang membanggakan agama, bangsa ,negara dan keluarganya. Amin.....

Penulis adalah peserta SaGuSaBu SMK Negeri 1 Kaligondang-Purbalingga

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post