REMAJA merupakan salah satu tingkatan golongan pada fase kehidupan manusia. Kalau dapat diurutkan tingkatan manusia dilihat dari segi usia mulai dari yang termuda sampai tertua adalah batita, balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, manula.

Seseorang dikatakan mulai remaja secara fisik dapat dilihat dari perubahan fisik, seperti pada laki-laki mulai ada perubahan suara, mimpi basah, tumbuh kumis, jenggot dan jakun. Pada wanita ditandai dengan haid untuk yang pertama dan mulai kelihatan pertumbuhan payudara. Dan pada keduanya mulai tumbuh rambut pada ketiak dan sekitar kemaluannya.

Secara psikis tanda dimulainya anak menginjak remaja adalah dengan adanya ketertarikan mereka terhadap lawan jenis, rasa ingin menjalin hubungan khusus dengan lawan jenis. Tapi tidak semua anak mulai remaja secara psikis tanda-tandanya sama tergantung dari kondisi sekitarnya yang membentuk prilakunya. Dan prilaku yang terbentuk ini ada yang cenderung positif dan negatif.

Prilaku awal remaja yang positif seperti semakin rajin belajar, semakin lebih suka dirumah, sedikit pendiam, malu kalau bertemu orang tua lain dan sudah mulai memperhatikan atau merubah penampilan. Sedang prilaku awal remaja yang cenderung negatif adalah dia mulai pintar ngomong jika orang tua memberi nasehat atau kata-kata bijak, mulai suka melanggar aturan/ norma dan bahkan ada yang inginnya lepas dari aturan/ norma, cenderung untuk mengelompok dan membentuk kelompok, kemudian ingin bersensasi sebagai ajang untuk menunjukkan diri kalau dia hebat.

Prilaku remaja yang cenderung negatif inilah yang perlu kita waspadai. Sebagai orang tua, guru sebagai pendidik dan masyarakat secara umum harus dapat mengendalikan prilaku remaja yang negatf ini jangan sampai mereka sampai kebablasan. Apalagi dengan era teknologi informasi yang semakin bebas “satu remaja satu gatget” saat sekarang ini.

Kalau dulu diera 90an anak memasuki usia remaja sekitar usia 14-15 tahun, atau sekitar kelas 2-3 SMP. Tapi sekarang usia remaja dimulai dari anak usia 11-12 tahun sekitar kelas 6 SD, karena pada usia tersebut sudah ada anak yang mendapatkan haid.

Oleh karena itu marilah kita sebagai orang tua, guru dan masyarakat harus peduli dengan kondisi sekarang ini. Jangan sampai remaja-remaja kita terjegal masa depannya karena ketidak pedulian kita dan kesalahan kita dalam mendidik mereka pada saat mereka menjadi anak dan remaja. Marilah kita didik anak-anak kita agar kelak menjadi generasi yang soleh dan solehah. Amin.

Penulis adalah peserta SaGuSaBu SMK Negeri 1 Kaligondang-Purbalingga