Hikmah Menolong dengan Ikhlas

oleh Sri Sugiastuti

Ini kisah nyata yang perlu ditiru dan sangat menginspirasi. Kisah yang saya dapat dari pengakuan si pelaku sebut saja Bu Desi, ketika mereka sekeluarga terdampar di bandara King Abdul Aziz karena delay tanpa ketentuan kapan mereka bisa kembali ke tanah air, setelah mereka melaksanakan ibadah umroh yang ikut biro perjalanan tidak resmi. Jadi hanya dititipkan saja.

Sejak mereka berangkat umrah memang dalam keadaan serba mendadak dan dalam keadaan keuangan yang sempit. Telat dan niat mereka tetap kuat. Sehingga dengan uang saku yang mepet, kalau harus delay lebih dari 12 jam solusi bagaimana.

Dalam ketidakpastian itu mereka terus berdoa. Sang Ibu dengan 3 anaknya yang sudah dewasa tetap berharap ada jalan keluar terbaik. Tiba-tiba Andri salah satu anak Bu Dewi berdiri dan melangkah menuju kursi roda yang sedang didorong oleh seorang nenek tua ke arah toilet laki-laki.

Tanpa pikir panjang dengan keterbatasan bahasa Inggris yang ia miliki, ia sampaikan bahwa itu toilet laki-laki, biar ia yang membantu kakek tua untuk ke toilet. Andri menolong si kakek hingga urusannya dgn hajat besar dan kecilnya selesai. Sang kakek sangat berterima kasih.

Andri kembali duduk bersama ibu dan saudara nya. Kepastian kapan pesawat yang mereka tumpangi datang dan kapan mereka kembali ke tanah air masih belum jelas. Tetapi masih ada jatah makan mereka 4 box nasi yang porsinya cukup besar.

Melihat kondisi si kakek dan nenek yang tadi dibantu ke toilet, Bu Dewi menyuruh Lidya anak putrinya berbagi. Maka dua nasi kotak itu pun berpindah tangan. Setelah itu mereka berempat memakan sisanya yang masih ada 2 kotak. Dinikmati nasi kotak sebagai penangkal rasa lapar, sekaligus menjadi kekuatan untuk bisa bertahan menunggu kepastian.

Nah dalam ketidakpastian itu, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampiri dan menanyakan persoalan yang dihadapi.Andri pun menjelaskan kesulitan yang mereka hadapi. Dengan sigap orang itu mendata identitas yang mereka miliki lalu pergi.

Tidak sampai satu jam, Bu Dewi dan tiga anaknya diminta untuk check in di tempat yang sudah ditunjukkan. Mereka merasa bersyukur pertolongan itu datang. Yang membuat mereka terkaget kaget ketika melihat seat yang mereka dapatkan dari pesawat Emirat itu adalah yang first class, ketika berangkat umrah padahal kursi mereka di klas ekonomi.

Setelah melalui pemeriksaan imigrasi dan sudah boarding mereka duduk di kursi first class dengan rasa syukur karena pertolongan Allah begitu cepat. Rasa was-was dan ketakutan bila harus delay tanpa batas waktu yang jelas bagaimana mengatasi sementara uang yang dimiliki baik cash atau tabungan sisa 200 ribu rupiah.

Di dalam pesawat yang membawa mereka ke Indonesia, Bu Dewi langsung meyakini semua ini balasan Allah dari keikhlasan keluarganya menolong orang yang tidak mereka kenal demi alasan kemanusiaan tanpa mengharapkan ganti atau pamrih apapun.

Hikmah dari kisah ini, kita diminta bisa memberikan pertolongan sekecil apa pun yang bisa kita berikan pada orang lain yang membutuhkan.